Rudal S-400 buatan Rusia ditembakkan dalam latihan militer Kavkaz-2020 di wilayah Astrakhan, 22 September 2020. | EPA-EFE/MAXIM SHIPENKOV

Internasional

AS Ancam Sanksi ke Turki karena S-400

Turki juga dikeluarkan dari program NATO untuk memproduksi bersama jet F-35.

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mengancam akan menjatuhkan sanksi lanjutan terhadap Turki. Hal itu sehubungan dengan rencana Ankara membeli lagi sistem rudal S-400 produksi Rusia.

“Kami terus menjelaskan kepada Turki bahwa setiap pembelian senjata Rusia baru yang signifikan akan berisiko memicu sanksi CAATSA (The 2017 Countering America's Adversaries through Sanctions Act) terpisah dari dan di samping yang diberlakukan pada Desember 2020,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS saat diwawancara kantor berita Yunani ERT, Ahad (26/9).

Dia memperingatkan agar Turki tak melanjutkan rencananya. “Kami mendesak Turki di setiap tingkat dan kesempatan untuk tidak mempertahankan sistem (rudal) S-400 dan menahan diri membeli peralatan militer tambahan Rusia,” ujarnya.

Washington pernah mengatakan, sistem rudal S-400 menimbulkan ancaman bagi jet tempur siluman F-35 dan sistem pertahanan NATO yang lebih luas. Pada Desember tahun lalu, AS menjatuhkan sanksi kepada Turki karena membeli sistem rudal S-400.

Sanksi Washington saat itu membidik Presidens Industri Pertahanan Turki (SSB) Ismail Demir. Wujud dari sanksi antara lain pelarangan semua lisensi ekspor AS dan otorisasi untuk SSB. AS pun membekukan aset dan menerapkan pembatasan visa terhadap Demir.

photo
Pengunjung menengok rudal antipesawat tempur S-400 Triumph dalam pameran militer di Moskow, 2019 lalu. EPA-EFE/MAXIM SHIPENKOV - (EPA)

Turki juga dikeluarkan dari program NATO untuk memproduksi bersama jet F-35. Turki mengeklaim sudah membayar 1,4 miliar dolar AS namun tak kunjung mendapatkan F-35.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pernah mengatakan, sistem S-400 bisa dipakai secara independen tanpa diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan NATO. Menurut Erdogan, S-400 tidak akan menjadi ancaman.  

Kini Erdogan mengatakan, negaranya akan melanjutkan pembelian sistem rudal S-400 Rusia. Menurutnya, Turki tak punya pilihan lain karena tak bisa membeli sistem rudal Patriot produksi AS. Sedangkan AS juga tak kunjung mengirimkan F-35 pesanan Turki.  

“Tidak ada yang bisa ikut campur dalam hal sistem pertahanan seperti apa yang kami peroleh, dari negara mana, pada tingkat apa. Kami adalah satu-satunya yang membuat keputusan seperti itu,” kata Erdogan saat diwawancara CBS News perihal pembelian berikut sistem rudal S-400.

Turki dan Rusia sudah bernegosiasi mengenai transfer teknologi dan produksi lokal sistem rudal S-400 menjelang pembelian kedua.

Sistem rudal S-400 disebut lebih unggul dibandingkan Patriot. Para ahli percaya bahwa S-400 dapat mendeteksi dan menembak jatuh target termasuk rudal balistik, jet musuh serta pesawat nirawak (drone) hingga jarak 600 kilometer, pada ketinggian antara 10 meter dan 27 kilometer.

S-400 dapat melesat dengan kecepatan maksimum 17 ribu kilometer per jam, sedangkan US Patriot hanya 5.000 kilometer per jam. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat