Petugas pemikul jenazah mengenakan alat pelindung diri (APD) memakamkan jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Kihafit, Leuwigajah, Kota Cimahi, Ahad (22/8/2021). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

IDAI: Kematian Anak Tinggi

Penyebab kematian anak akibat Covid-19 terbanyak dikarenakan faktor gagal napas.

JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Aman Pulungan mengatakan, hingga September 2021, data anak yang meninggal dunia akibat Covid-19 sudah mencapai 1.800 orang. Sedangkan, angka positif Covid-19 pada anak tercatat sekitar 260 ribu kasus.

Berdasarkan data tersebut, di antara anak-anak terkonfirmasi Covid-19 yang ditangani oleh dokter anak, angka kematian tertinggi pada anak usia 10-18 tahun (26 persen), diikuti 1-5 tahun (23 persen), 29 hari-12 bulan (23 persen), 0-28 hari (15 persen), dan 6-10 tahun (13 persen). Angka ini relatif tinggi dan datanya masih akan terus berubah.

Berdasarkan akhir Juni-September 2021, rata-rata 100 anak Indonesia meninggal setiap pekannya. “Kami tidak mengkritisi apapun level PPKM atau penilaiannya tetapi kita mesti melihat bahwa pada 20 Agustus 2021, anak masih ada yang meninggal dan kasus masih bertambah. Ini kita harus hati-hati jadinya,” kata Aman dalam keterangannya, Senin (27/9).

IDAI mencatat, selama Maret-Desember 2020 atau gelombang pertama Covid-19 di Indonesia, didapatkan 37.706 kasus anak terkonfirmasi Covid-19. Data Kementerian Kesehatan pada waktu yang sama mendapatkan 77.254 kasus anak terkonfirmasi Covid-19 dari total kasus 671.778, yaitu sekitar 11,5 persen. Perbedaan jumlah terjadi karena di penelitian ini yang terdata hanyalah kasus yang ditangani oleh dokter anak.

Sedangkan Kemenkes juga memasukkan data dari anak yang tidak bergejala dan hasil telusur kontak. Hal tersebut pun diamini oleh Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi. Nadia mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki, angka kasus positif Covid-19 pada anak sekitar 11-12 persen dari total kasus di Indonesia. Artinya, total kurang lebih 460 ribu anak terkonfirmasi positif Covid-19 hingga saat ini.

Berdasarkan laporan hasil riset IDAI tersebut juga menyebutkan bahwa case fatality rate (CFR) Covid-19 anak di Indonesia ini jauh lebih tinggi dibanding di negara lain seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Ini terjadi kemungkinan karena kapasitas pemeriksaan yang rendah sehingga banyak kasus yang tidak terdeteksi.

Aman menegaskan, hasil penelitian IDAI tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Frontiers in Pediatrics yang terbit 23 September 2021 lalu. “Penelitian ini adalah gambaran data terbesar pertama kasus Covid-19 anak di Indonesia pada gelombang pertama Covid-19. Angka kematian yang cukup tinggi adalah hal yang harus dicegah dengan deteksi dini dan tata laksana yang cepat dan tepat,” kata Aman.

Sementara Nadia mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya memberikan perlindungan kepada anak dan remaja dari Covid-19. Salah satu caranya dengan terus menggenjot vaksinasi Covid-19, baik kepada orang dewasa, anak, dan remaja.

“Untuk sasaran vaksinasi dewasa harus segera divaksin termasuk remaja untuk memberikan perlindungan kepada anak anak yang belum divaksin dengan adanya pertahanan bersama,” ujar Nadia.

Laporan riset IDAI menunjukkan, ada tujuh daerah dengan kasus kematian anak terkonfirmasi Covid-19 terbanyak. Urutan dari yang terbanyak yaitu Jawa Tengah (25), DKI Jakarta (24), Jawa Barat (22), Sumatera Selatan (18), Jawa Timur (11), Sumatra Utara (11), dan Sulawesi Selatan (11).

Sekertaris Umum Pengurus Pusat IDAI, Hikari Ambara Sjakri mengatakan, laporan tersebut juga menemukan penyebab kematian anak akibat Covid-19 terbanyak dikarenakan faktor gagal napas, sepsis/syok sepsis, serta penyakit bawaan (komorbid).

Komorbid terbanyak adalah malnutrisi dan keganasan, penyakit jantung bawaan, kelainan genetik, tuberkulosis (TBC), penyakit ginjal kronik, celebral palsy, dan autoimun. Sementara 62 anak meninggal tanpa komorbid.

DAERAH KASUS TERBANYAK (ANAK)

Jabar 10.903

Riau 3.580

Jawa Tengah 3.108

Sumbar 2.600

Kaltim 2.033

Jatim 1.884

Bali 1.524

Sumut 1.448

DIY 1.275

Papua 1.220

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat