Mural kritik sosial di salah satu dinding sudut Kota Yogyakarta, Kamis (26/8/2021). Beberapa mural kritik sosial terlihat di beberapa sudut kota tetapi tidak bertahan lama, karena segera dihapus oleh satuan petugas. | Wihdan Hidayat / Republika

Nasional

Survei: 44,1 Persen Reponden tak Puas Pelaksanaan Demokrasi

Meski mayoritas puas, 44,1 persen yang tak puas tetap perlu ditampung aspirasinya oleh pemerintah.

JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia (IPI) memaparkan hasil survei terbarunya terkait pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Sebanyak 44,1 persen responden mengaku tak puas dengan pelaksanaan demokrasi saat ini.

"Jadi split, jadi yang puas 47,1 persen, yang tidak puas 44,1 persen gabungan antara kurang puas dengan tidak puas sama sekali," ujar Direktur Eksekutif IPI, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis daringnya, Ahad (26/9).

Dari 44,1 persen masyarakat yang tak puas, 37,1 persen di antaranya mengaku kurang puas dengan pelaksanaan demokrasi saat ini. Sedangkan 7,0 persen sisanya mengaku tidak puas sama sekali dengan demokrasi Indonesia.

Adapun, 47,1 persen masyarakat yang mengaku puas, 0,4 persen di antaranya mengaku sangat puas. Sedangkan 47,1 persen lainnya mengaku cukup puas dengan pelaksanaan demokrasi saat ini. Adapun 8,3 persen responden menyatakan tak tahu atau tak jawab.

"Yang tidak puas bukan berarti mengidealkan sistem lain di luar demokrasi, bukan. Tapi mereka punya kritik terhadap mekanisme demokrasi dijalankan," ujar Burhanuddin.

Meski mayoritas masyarakat mengaku puas dengan pelaksanaan demokrasi, 44,1 persen yang tak puas tetap perlu ditampung aspirasinya oleh pemerintah. Sebab, demokrasi di era Presiden Joko Widodo saat ini tengah disorot karena adanya sejumlah tindakan yang dianggap membungkam aspirasi warga.

photo
Mural kritik sosial di salah satu dinding sudut Kota Yogyakarta, Kamis (26/8/2021). Beberapa mural kritik sosial terlihat di beberapa sudut kota tetapi tidak bertahan lama karena segera dihapus oleh satuan petugas. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Pada survei ini, Burhanuddin juga mengungkapkan, 58,1 persen masyarakat puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada September 2021. Namun, angka tersebut menurun ketimbang bulan-bulan sebelumnya selama pandemi Covid-19.

"Sebelum pandemi itu sekitar 72-70 persen yang puas terhadap kinerja presiden. Nah jadi trennya masih turun," ujar Burhanuddin.

Hasil survei terbaru Indikator juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat tak menyetujui adanya vaksin Covid-19 berbayar. Sebanyak 44,2 persen kurang setuju terhadap vaksin berbayar dan sebanyak 13,7 persen responden lainnya mengaku tidak setuju sama sekali terhadap kebijakan itu. 

Selain itu, 37 persen masyarakat takut tertular Covid-19. Namun yang mengkhawatirkan baginya, ada 10 sampai 15 persen masyarakat yang tidak takut sama sekali tertular virus tersebut.

Indikator Politik Indonesia melakukan survei ini pada 17 hingga 21 September 2021, dengan 1.200 responden menggunakan metode simple random sampling. Adapun, toleransi kesalahan atau margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen.

Sampel responden berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Dengan situasi pandemi Covid-19, Indikator Politik Indonesia melaksanakan survei dengan kontak telepon kepada responden.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat