Bank Permata Syariah | Republika/Prayogi

Ekonomi

Permata Syariah Optimistis Pembiayaan Tumbuh Dua Digit

Permata Syariah memperoleh laba bersih didorong pendapatan bunga bersih sebesar Rp 4,03 triliun

JAKARTA -- Unit usaha syariah (UUS) PT Bank Permata Tbk atau Bank Permata Syariah optimistis dapat mencetak kinerja tumbuh dua digit. Permata Syariah mencatatkan aset dan pembiayaan tumbuh tujuh persen pada kuartal II 2021. Hal ini membaik seiring pemulihan ekonomi sepanjang semester satu 2021.

“Proyeksi kami sampai akhir tahun kemungkinan besar pembiayaan dan DPK bisa tumbuh dua digit,” ujar Direktur Unit Usaha Syariah Bank Permata Herwin Bustaman saat konferensi pers virtual, Selasa (14/9).

Herwin mengatakan, perusahaan berupaya meningkatkan jangkauan kepada nasabah pada masa pandemi. Salah satunya, perusahaan memperluas jaringan distribusi untuk menyediakan akses tarik tunai gratis. Permata Syariah bekerja sama dengan Indomaret di seluruh Indonesia.

“Total transaksi bank meningkat 200 persen (yoy) menjadi Rp 937 juta dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Sebagian besar peningkatan berasal dari penyerapan yang signifikan semua kanal digital,” ungkapnya.

Dari sisi kinerja induk, PT Bank Permata Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 639 miliar pada kuartal II 2021. Realisasi ini tumbuh 70 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Bank Permata Lea Setianti Kusumawijaya mengatakan, perolehan laba bersih didorong pendapatan bunga bersih sebesar Rp 4,03 triliun atau naik 27,42 persen (yoy). Lea mengatakan, pendapatan perusahaan tumbuh 19 persen menjadi Rp 6,04 triliun pada kuartal II 2021.

“Kami optimistis kinerja perusahaan akan tumbuh sampai akhir tahun ini,” ucapnya.

Dari sisi likuiditas, total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 155 triliun atau tumbuh 25 persen secara tahunan. Dari sisi permodalan, perusahaan memiliki rasio permodalan yang kuat dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 35 persen. Dengan basis fundamental tersebut, perusahaan dapat merealisasikan rencana strategis bisnis dari segmen ritel, wholesale, dan perbankan syariah.

“Bank Permata tidak mempunyai rencana untuk melakukan penambahan modal dalam waktu paling tidak lima tahun ke depan karena memang saat ini masih sangat cukup untuk menunjang pertumbuhan bisnis dan kami juga sudah memenuhi semua ketentuan regulasi," katanya.

Bank Permata berencana meningkatkan bisnis ritel. Hal ini mengingat peluang bisnis tersebut cukup besar karena 270 juta populasi Indonesia masih terbatas memiliki akses ke perbankan. Direktur Retail Bank Permata Djumariah Tenteram mengatakan, perseroan akan menerapkan sejumlah strategi untuk menjangkau pasar tersebut.

"Kalau ada peluang untuk kita tumbuh secara anorganik, kita akan coba eksplorasi. Semua kesempatan adalah sesuatu yang memungkinkan untuk tujuan meningkatkan skala bisnis ritel," ujarnya.

Menurutnya, kelompok masyarakat yang belum memiliki akses ke perbankan telah banyak digarap oleh perusahaan teknologi finansial (tekfin). Itu sebabnya perusahaan melakukan kolaborasi dengan tekfin untuk menjangkau mereka. Tak hanya itu, perusahaan juga mulai masuk ke bisnis paylater dengan menggandeng mitra strategis yang sudah memiliki layanan tersebut. 

"Paylater memang kami biayai lewat kerja sama dengan produk, seperti channeling," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat