Iwan Fals saat tampil dalam SOS Rainforest Foundation | Youtube Rainforest Foundation

Geni

Pun Aku, Album untuk Diri Iwan Fals

Album Pun Aku digarap Iwan Fals berdasarkan catatan sejak reformasi sampai November 2020.

OLEH FARAH NABILA NOERSATIVA 

Ulang tahun ke-60 menjadi momentum bagi Iwan Fals untuk mengapresiasi diri. Setelah berkarya sejak 1975, menulis lagu tentang orang-orang kesayangannya di rumah, hal-hal yang dikritisinya, dan apa pun yang dicintai di sekitarnya, kini dia menulis tentang dirinya sendiri. 

Cerita-ceritanya itu tertuang pada album Pun Aku yang merupakan album ke-42 Iwan. Peluncuran album dibarengi dengan perilisan lagu bertajuk “Selamat” yang dirilis pada Jumat (3/9). Pada malam harinya, dia menggelar konser.

“Semua orang mengalami ulang tahun, kebetulan pas ke-60 ini saya juga ingin (memiliki lagu ulang tahun),” kata Iwan. 

Menurut dia, ulang tahun adalah peristiwa sakral. Oleh karenanya, dia ingin membuat lagu untuk memperingati peristiwa tersebut.

Iwan menyebut, lagu ini sebelumnya pernah dinyanyikan khusus untuk keluarga dan sahabat. Lagu itu lantas lahir begitu saja. “Selamat” merupakan lagu ketiga yang dirilis setelah dua tembang sebelumnya dari album baru tersebut rilis, yakni “16/01” dan “Merah Putih”. 

Aransemen lagu itu digarap oleh Aldi Nada Permana. Putri Iwan, Rambu Cikal, memproduseri lagu dan album ini bersama Lafa Pratomo. Iwan juga telah merilis video musik “Selamat”. Video tersebut menampilkan kehidupan Iwan bersama keluarganya di rumah. 

Dia juga terlihat menerima ucapan dari teman-teman dan para penggemarnya. Iwan terlihat membuka album lama yang lusuh, menampilkan foto almarhum putra pertama Iwan bernama Galang Rambu Anarki. 

Menurut A&R Musica Studio’s, Arlan Djoewarsa, konsep video “Selamat” yang digarap oleh sutradara bernama Adika ini mengangkat sisi “manusia” dari Iwan Fals. Tak heran, penonton akan terharu melihat sosok sebenarnya dari sang idola.

"Saya berterima kasih kepada Mas Dika yang memiliki kemampuan dan keberanian untuk bisa masuk ke dalam sisi manusianya Om Iwan, masuk ke dalam keluarganya, pribadinya yang mungkin orang-orang itu tidak tahu," jelas Arlan pada kesempatan yang sama. 

Diri Iwan tak hanya miliknya atau keluarganya, tapi juga milik para penggemar di seluruh Indonesia. Produser album ke-42 yang juga putri Iwan, Rambu Cikal, mengaku, sering menitikkan air mata saat proses syuting video berlangsung di rumahnya. "Kami dua hari syuting-nya. Saya sering mengatakan, saya enggak kuat melihatnya," kata dia. 

Album Pun Aku berisi lagu-lagu yang menceritakan tentang penggalan catatan-catatan yang dibuatnya sejak zaman reformasi sampai November 2020. Dia menyerahkan beberapa catatannya untuk dipilih Cikal.

Bersama dengan Lafa, Cikal mengolah 12 lagu. Tak banyak hal yang ditambah oleh Lafa pada lagu-lagu yang terpilih itu. Bagi Cikal, proses pemilihan lagu itu sangat mudah. Dia hanya mendengarkan sekitar tiga hingga lima detik pertama untuk memilih lagu mana saja yang cocok untuk masuk ke album ini. 

Ngikutin hati saja. Ini memang personal banget. Aku mengikuti mood-nya Papa dan aku terapin di aku,” ujarnya.

Iwan tak khawatir dengan pilihan-pilihan yang diputuskan oleh Cikal dan Lafa. Dia juga merasa sangat aman dan yakin albumnya diproduseri oleh Cikal dan Lafa. Sebab, keduanya memiliki timeline pekerjaan yang terjadwal sehingga proyek album itu bisa selesai tepat pada waktunya.

Lafa merasa tak percaya bisa mendapatkan kepercayaan bekerja dengan Cikal untuk memproduksi album seorang Iwan Fals. "Sampai hari ini, ini rasanya seperti lukisan-lukisan Abah (Iwan) di rumah. Surreal semua. Rasanya masih seperti tidak nyata, tapi menyenangkan," kata Lafa.

Cikal juga mengajak beberapa musisi lain dalam album Pun Aku, di antaranya, Danilla, Nadin Amizah, Nona Ria, Sandrayati Fay, dan Rara Sekar. Selain itu, secara khusus, ada penampilan dari Maizura, Zara Leola, Shakira Jasmine, Regina Poetiray, Difki Khalif, Rheno Poetiray, dan Stevan Pasaribu. Mereka menjadi penyanyi latar di lagu “Kabar Aroma Tanah”.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Virgiawan Listanto (iwanfals)

"Mengapa mereka, ya karena mereka itu adalah orang-orang di sebelah jantung. Ini sebenarnya proyek nepotisme garis keras," kata Cikal sambil tertawa. 

Cikal merasa, lagu-lagu di album itu seperti "memanggil" mereka yang berkolaborasi pada album ini. Pada awalnya, hanya Rara Sekar yang ikut berkolaborasi dalam lagu "Bunga Kayu", lagu yang diciptakan Iwan pada era reformasi silam. 

Selanjutnya, Iwan ingin mengisi lagu dengan suara dari Danilla dan Sandrayati Fay. Begitupun seterusnya. Cikal tak spesifik memilih lagu-lagu yang cocok untuk generasi tertentu, seperti generasi milenial untuk masuk ke dalam album baru itu. Dia menyebut, pemilihan ke-12 lagu tak membatasi kesenangan dari generasi mana pun. 

"Pada saat mengerjakan ini, tidak terpikirkan sama sekali apakah generasi milenial akan terima apa enggak. Jadi, sebetulnya lebih dari itu," jelas Cikal.

Menurut dia, Iwan tak pernah mengusung senioritas dan junioritas pada musik. Bagi Iwan, musik adalah musik yang tak terbatas apa pun, termasuk industri musik itu sendiri dan perbedaan generasi.

Keseluruhan album ini bisa didengarkan di berbagai macam platform streaming, di antaranya, Apple Music, Spotify, Resso Music, dan Joox. Saat ini, Musica Studio’s sedang menggodok rencana untuk merilis album ini dalam bentuk fisik, persis seperti kebiasaan yang telah dilakukan oleh Iwan Fals bertahun-tahun.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat