Kepolisian Saudi mengawasi jamaah agar tetap menjaga jarak saat menjalankan umrah, Mei 2021 lalu. Calon peziarah di luar Saudi dimungkinkan mendapat visa umrah tunggal yang dikeluarkan secara daring. | AP/Amr Nabil

Kabar Utama

Saudi Siapkan Visa Umrah Tunggal 

Calon peziarah di luar Saudi dimungkinkan mendapat visa umrah tunggal yang dikeluarkan secara daring.

RIYADH -- Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi berencana meluncurkan mekanisme baru untuk pembelian paket umrah dan mengeluarkan visa bagi mereka yang datang dari luar Kerajaan. Mekanisme tersebut akan memungkinkan calon peziarah asing untuk mendapatkan visa umrah tunggal yang dikeluarkan secara daring. 

Seperti dikutip dari Saudi Gazette, Selasa (7/9), mekanisme yang pertama adalah visa umrah dapat dikeluarkan melalui operator untuk 25 jamaah atau lebih. Namun, visa baru akan diterbitkan setelah ada penandatanganan kontrak antara penyedia layanan umrah di Saudi dengan agen perjalanan berlisensi di negara masing-masing. 

Selain itu, ada mekanisme yang didasarkan pada kesepakatan antara operator dan klien. Dalam mekanisme ini, jamaah umrah tunggal atau sekelompok kecil peziarah dengan jumlah maksimum sembilan jamaah, dapat memiliki akses langsung ke Kerajaan untuk umrah. Calon jamaah kemudian memilih program umrah yang diinginkan melalui portal umrah online yang telah disetujui Kerajaan Saudi. 

Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah (Konjen RI) Eko Hartono mengaku belum mengetahui sistem visa umrah tunggal yang akan diluncurkan Arab Saudi. Oleh karena itu, pihaknya bakal terlebih dahulu mencari informasi hal ini. "Saya akan coba cari infonya terlebih dahulu," kata Eko saat dihubungi Republika, Selasa (7/9).

Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M Nur menilai, visa umrah tunggal yang disiapkan Saudi diperuntukkan bagi negara-negara yang Muslimnya minoritas. Mereka bisa langsung membeli melalui sistem aplikasi di Saudi.

"Sedangkan negara-negara yang mayoritas Muslim atau sudah ada keterwakilan Saudi-nya atau sudah punya kantor urusan hajinya di Saudi, itu selalu melalui sistem yang sudah ditentukan, yaitu melalui sistem e-visa dan provider visa yang ditunjuk," kata Firman, kemarin. 

Firman menjelaskan, Saudi mengeluarkan kebijakan umrah secara internasional. Namun, setiap negara memiliki kekhususan. Indonesia, misalnya, memiliki regulasi haji yang di dalamnya mengatur bahwa penyelenggaraan ibadah umrah hanya dilakukan oleh Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan pemerintah.

Saudi, lanjut Firman, secara umum juga telah membuka visa turis dan visa pelayanan individu. Namun, kebijakan Saudi itu tidak diberikan kepada Indonesia, tapi hanya ke negara yang memungkinkan bagi Saudi. Menurut Firman, hal ini  karena Saudi telah mengetahui regulasi umrah di Indonesia.

"Termasuk juga untuk visa umrah tunggal. Kalaupun itu diluncurkan oleh Saudi, belum tentu akan berlaku bagi Indonesia karena Indonesia punya kekhususan. Pertama, Indonesia adalah negara kepulauan dan tidak semuanya perkotaan." kata dia. 

Kekhususan lainnya, ujar dia, ada kewajiban pemerintah memastikan pelayanan, keselamatan, dan kenyamanan warga negaranya. "Atas alasan itulah Indonesia memiliki Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah," katanya. 

photo
Seorang calon jamaah umrah memperlihatkan paspor yang habis masa berlakunya dan formulir pendaftaran pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Kelas II TPI Dumai di Dumai, Riau, Rabu (4/11/2020). Pelayanan paspor termasuk bagi jamaah umrah di kantor otoritas keimigrasian Dumai dibatasi 30 orang per hari dengan penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. - (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)

Pemilik Travel Taqwa Tours Rafiq Jauhary menilai, Saudi akan terus memperketat protokol kesehatan dan melakukan sejumlah pembatasan selama pandemi Covid-19 masih melanda. Namun berdasarkan pengamatannya, kasus Covid-19 di Arab Saudi terus mengalami penurunan. 

Kasus harian Covid-19 di Saudi sempat mencapai 1.777 kasus per hari pada 10 Juli 2021. Namun saat ini, kasus harian di Saudi hanya 120-an kasus. "Kasusnya semakin menurun. Penurunannya hampir 90 persen dalam waktu dua bulan," katanya.

Selain karena prokes yang ketat, Arab Saudi dinilai dapat menekan angka penularan Covid-19 karena vaksinasinya yang cukup masif. Berdasarkan data pada 4 September 2021, sudah ada 45,1 persen warga Arab Saudi yang divaksin lengkap. "Jika dihitung dengan yang telah divaksin satu dosis, maka jumlahnya mencapai 65,3 persen," katanya.

SKementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah membuka kembali layanan umrah pada pertengahan Agustus lalu, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan d itengah Pandemi Covid-19. Gelombang pertama jamaah umrah datang dari Irak sebanyak 50 orang.

Para peziarah harus mengikuti aturan dan langkah pencegahan Covid-19 untuk menjaga kesehatan dan keselamatan jamaah umrah.

Fase penerimaan jamaah umrah dari luar Arab Saudi dibuka secara bertahap, mengikuti fase sebelumnya yang memungkinkan warga dan penduduk untuk melakukan umrah. Kementerian Haji dan Umrah juga terus berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk memfasilitasi kedatangan jamaah umrah dari luar negeri dan memperbaharui daftar negara terkait akses masuk ke Saudi. 

Saudi secara bertahap meningkatkan jumlah kapasitas untuk mencapai dua juta jamaah per bulan, mencakup jamaah dari dalam dan luar Saudi. Jamaah yang datang dari luar Saudi harus menunjukkan sertifikat vaksinasi Covid-19 resmi dari negara asal. Vaksin yang digunakan juga harus sudah disetujui oleh Saudi.

Penerbitan izin umrah dilakukan melalui aplikasi Eatmarna dan Tawakkalna untuk memastikan keselamatan dan kesehatan jamaah umrah. Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Abdul Fattah Mashat beberapa waktu lalu mengatakan, kementerian bekerja sama dengan otoritas terkait lainnya untuk menerapkan mekanisme eksekutif dan menciptakan lingkungan yang aman dan mudah diakses bagi jamaah selama perjalanan mereka.

Mashat menambahkan, jumlah penumpang bus tidak boleh melebihi 50 persen dari kapasitas bus. Saudi juga mengatur jarak antarjamaah, menyediakan alat sterilisasi, dan memastikan izin jamaah yang dikeluarkan oleh aplikasi Eatmarna dan Tawakkalna sebelum naik ke bus. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat