Sejumlah murid mengikuti kegiatan belajar mengajar saat pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Tegalpanjang 1, Wanaraja, Kabupaten Garut, Kamis (2/9/2021). Sejumlah SD, SMP dan SMA di Kabupaten Garut kembali menggelar pembelajaran tatap muka dengan membatas | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Hiwar

Persiapan Pembelajaran Tatap Muka Madrasah Cukup Matang

Madrasah sudah cukup melakukan persiapan yang matang dalam menjalani uji coba pembelajaran tatap muka.

Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) sudah dimulai. Meski dirindukan, PTM masih menyimpan risiko penambahan kasus Covid-19 mengingat jumlah kasus positif di Indonesia belum sepenuhnya padam.

Kolaborasi antara pemerintah, lingkup pendidikan, orang tua murid hingga peserta didik menjadi penentu sukses atau tidaknya uji coba PTM ini. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai persiapan serta efisiensi madrasah swasta dalam pembelajaran tatap muka, wartawati Republika Imas Damayanti mewawancarai pengamat pendidikan Islam asal UIN Jakarta, Jejen Musfah, Rabu (1/9). Berikut kutipannya.

Bagaimana Anda melihat persiapan madrasah dalam menghadapi PTM?

Yang saya lihat, sebagian madrasah sudah sangat siap karena memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan pembelajaran tatap muka. Karena seperti diketahui ya, pandemi Covid-19 ini sudah berjalan hampir dua tahun lamanya, jadi memang sudah sangat lama.

Madrasah juga memiliki guru-guru yang kompeten dan disiplin prokes (protokol kesehatan). Mereka sangat mengerti bagaimana menjalankan prokes, apa konsekuensinya jika dilanggar, dan lain sebagainya.

Tentunya, pembelajaran tatap muka ini sangat diapresiasi dan disambut cukup antusias. Yang saya lihat, madrasah juga sudah cukup melakukan persiapan yang matang dalam menjalani uji coba pembelajaran tatap muka ini.

photo
Jejen Musfah, pengamat pendidikan Islam asal UIN Jakarta. - (Istimewa)

Apakah uji coba PTM ini sudah layak untuk diadakan di semua daerah?

Begini, harus dilihat dari klasifikasinya dulu. Bagi zona hijau dan orange, sebaiknya madrasah yang ada di zona tersebut segera memulai pembelajaran tatap muka. Karena PJJ sudah terlalu lama dilangsungkan dan terbukti tidak efektif bagi yang lemah internet.

Jadi layak atau tidak layaknya pembelajaran tatap muka ini memang tidak bisa digeneralisasi, harus dilihat dulu dari zona per zona. Harus dilihat dulu bagaimana kesiapan madrasahnya, siswanya, dan juga kesediaan orang tuanya.

Apa yang perlu diperhatikan agar pemberlakuan PTM dapat berjalan efisien, baik bagi peserta didik maupun lingkup madrasah?

Pastinya, penerapan dan disiplin dalam menjalani prokes (protokol kesehatan) 5 M itu harus dipraktikkan dan dipahami dengan benar. Mulai sistem di madrasah yang harus sudah aplikatif, guru, staf sekolah, hingga peserta didik harus menjalani prokes dengan baik. Harus dibentuk juga satgas di madrasah, kemudian kerja sama orang tua agar melakukan antar jemput siswa, seyogyanya ini harus dilakukan.

Selain status zona, saya melihat bahwa kesiapan madrasah dan orang tua harus ditekankan lebih jauh lagi dalam menjalani pembelajaran tatap muka. Agar hal-hal yang tidak diinginkan dapat diminimalisir.

Bagaimana sosialisasi PTM ini terhadap peserta didik agar berjalan sukses tanpa menjadikan peningkatan penularan Covid-19?

Sebaiknya, madrasah bisa membuat flyer protokol kesehatan yang dikirimkan melalui grup-grup chatting dengan orang tua siswa. Kemudian membuat surat kepada orang tua siswa, membuat video singkat, dan memastikan bahwa prokes tersebut sampai ke siswa dengan baik pemahaman dan penerapannya.

Sehingga diharapkan, uji coba pembelajaran tatap muka ini tidak menjadi boomerang di kemudian hari. Untuk itu, setiap elemen harus melakukan ikhtiar terbaiknya dalam menyukseskan pembelajaran tatap muka.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat