Pasien Covid-19 mengambil makanan pada area tempat isolasi terpusat di Badung, Bali, Jumat (20/8/2021). Isolasi mandiri yang tidak terpantau bisa berbahaya karena dapat berujung ke kematian. | ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Nasional

Pasien Isoman Butuh Pendampingan Agar tak Panik

Isolasi mandiri yang tidak terpantau bisa berbahaya karena dapat berujung ke kematian.

JAKARTA -- Kenaikan kasus Covid-19 sejak akhir Juni hingga mencapai puncaknya di pertengahan Juli menyebabkan banyak anggota masyarakat yang positif Covid-19 terpaksa melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Isolasi yang tidak terpantau bisa berbahaya karena dapat berujung ke kematian.

Salah satu lembaga yang menyediakan bantuan pemantauan pasien isolasi mandiri adalah Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia dengan program Isolasi Mandiri Terpantau (Isomantau). Ketua Tim Isomantau MER-C Tasykuru Rizqa mengatakan, selama pemantauan pasien mendapatkan pendampingan melekat. Termasuk memberikan dukungan psikososial.

"Sebab terkadang para pasien ada yang panik dan cemas saat positif sehingga merasa harus ke rumah sakit," katanya, Kamis (2/9), dalam FGD bertajuk 'Kiat Isolasi Mandiri yang Terpantau' yang digelar Republika bersama Satgas Covid-19 BNPB.

Tim Isomantau, kata dia, memberikan pendampingan selama isolasi di rumah sejak mendaftar hingga isolasi selesai. Pendampingan diharap membuat pasien tidak bingung dan panik.

Dalam melaksanakan isomantau tersebut, MER-C tetap berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan primer. "Karena dalam perjalanan bisa saja pasien-pasien ini mengalami perburukan. Ini yang akan kita arahkan kalau kondisi seperti ini harus ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut," kata dia.

Gugus Tugas Covid-19, Kelurahan Pasar Minggu, Nurrokhim Talkah, merasakan betulnya beratnya mencarikan fasilitas kesehatan bagi warga yang kondisi covidnya berat. Ia mengungkapkan tiga kunci saat masa isolasi. Yaitu, komunikasi yang baik oleh warga dengan pengurus warga, saling peduli, dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Penyintas Covid-19, Satria Kartika Yudha berbagi hal penting saat melakukan isoman. Yaitu tetap berpikir positif. Salah satunya adalah dengan menikmati hiburan atau melakukan kesibukan lainnya.

"Selama isoman penting untuk menjaga rasa untuk tidak panik dan mengalihkan pikiran (dari pikiran negatif), tidak usah berpikir kenapa saya bisa terkena (Covid), karena saya kebetulan bergejala ringan jadi saya mencoba memiliki kesibukan dengan hiburan menonton film, bahkan saat hari ketiga tetap sambil bekerja," ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat