Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Benteng Keimanan

Jadikan keimanan sebagai benteng dari serangan nafsu syahwat yang bisa menghinakan.

Oleh AGUS SOPIAN

OLEH AGUS SOPIAN

Hidup manusia di dunia ini amatlah terbatas. Tidak ada yang kekal, semua pasti binasa. Kematian menjadi akhir kehidupan dunia dan awal menuju kehidupan yang kekal.

Manusia dibatasi oleh usia yang tak tahu batasnya. Di tengah sempit dan terbatasnya waktu, tenaga, juga biaya, kita harus terus mencari amalan terbaik. Amalan yang bisa menjadi wasilah mendapat rahmat dan pertolongan-Nya kelak di akhirat.

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang yang cerdik adalah orang yang selalu menjaga dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Sedangkan orang yang kerdil, yaitu orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya, tapi ia menginginkan berbagai harapan kepada Allah.” (HR Tirmidzi).

Hadis tersebut mengingatkan kita akan pentingnya menjaga diri dari keburukan dan senantiasa berbuat kebaikan. Jika kita mau berpikir cerdas, tentu akan selalu waspada dan berhati-hati menjalani kehidupan ini. Selalu bergegas mengerjakan kebaikan, sebab sadar kematian bisa datang kapan saja.

Semua langkah dalam kehidupan kita harus benar-benar diperhitungkan. Ingatlah, perbuatan sekecil apa pun akan selalu mendapatkan balasan.

Allah berfirman, “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.” (QS al-Zalzalah: 7-8).

Jadikan keimanan sebagai benteng dari serangan nafsu syahwat yang bisa menghinakan. Ketahuilah, dunia ini penuh dengan jerat-jerat yang sangat berbahaya. Jangan sampai kita terperangkap dalam jeratan dosa dan maksiat.

Jadikan iman sebagai senjata memerangi segala keburukan. Orang yang tidak waspada dan lengah akan hancur sejak episode awal kehidupan. Ingatlah, dosa-dosa yang kita perbuat akan meninggalkan bekas yang sangat buruk. Menyisakan rasa pahit yang berlipat ganda dari rasa manisnya.

Memang, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan dosa. Namun, mukmin sejati tak pernah terus-menerus terpuruk dalam jurang dosa. Jika hawa nafsunya bergolak dan api syahwatnya menyala-nyala, ia akan mengambil langkah segera.

Imannya menjadi benteng dan tampil mencegah perbuatan dosa. Iman itu pula yang menahan dirinya untuk tidak terjerumus kembali ke dalam dosa.

Ia selalu berniat untuk bertobat sebelum jatuh dalam kekeliruan. Mereka jeli melihat akibat perbuatan dosa. Tahu bahwa tiada dosa yang berbuah kebaikan.

Karena itu, selalu bersiap-siaplah menghadapi kematian. Jangan tertipu panjangnya angan-angan yang sering melalaikan. Panjangnya angan-angan telah menyebabkan maksiat dilanggar, tobat diakhirkan, dan terceburnya seseorang ke dalam kubangan nafsu syahwat.

Imam Al-Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir pernah berkata, “Sesungguhnya nafsu itu laksana kuda yang liar. Jika Anda pegang kendalinya, Anda dijamin tak akan terlempar olehnya.”

Sadarilah, perahu umur kita makin dekat ke liang kubur. Saat umur makin menanjak, jangan sampai amal malah menurun.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat