Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Merdeka dari Kesombongan

Tidak ada secercah pun yang sah untuk kita sombongkan.

Oleh MUHAMMAD YOGA FIRDAUS

OLEH MUHAMMAD YOGA FIRDAUS

Manusia adalah makhluk istimewa yang diciptakan oleh Allah SWT.  Ia diberi keunikan berupa akal dan nafsu. Dengan akal dan nafsunya yang selaras dengan nilai-nilai kebaikan, maka ia akan terhindar dari setiap keburukan.

Namun, karena akal dan nafsunya yang cenderung melekat pada nilai-nilai keburukan, maka ia akan terjerumus pada setiap kehinaan. Manusia pun diciptakan secara sempurna dengan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dan kekurangan yang ada pada setiap manusia merupakan anugerah dari Allah Yang Maha Mulia. Maka, hendaknya kedua hal itu dapat disyukuri dengan sempurna. Salah satu bentuk rasa syukur itu ialah dengan menjauhkan diri dari sifat sombong. Hal demikian pun menjadi wujud konkret dari terpupuknya kemerdekaan diri.

Dari Abdullah bin Mas’ud RA ia mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." 

Lalu, seorang laki-laki bertanya, "Sesungguhnya laki-laki menyukai baju dan sandalnya yang bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?" Rasulullah SAW menjawab: "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR Muslim).

Hadis ini mengingatkan kita tentang pentingnya memangkas kesombongan yang melekat pada diri. Ikhtiar maksimal agar terhindar dari setiap keburukan. Karena kesombongan hanya akan mengantarkan kita pada kehinaan.

Dalam kitab Tanbihul Ghafilin karya Abu Laits As-Samarqandi dijelaskan bahwa ada empat cara istimewa untuk memangkas kesombongan. Pertama, meyakini bahwa segala hal hadir karena anugerah dari Allah SWT.

Kedua, memandang setiap nikmat yang datang dari Allah sangatlah berarti. Ketiga, menghadirkan rasa takut terhadap amalan yang tidak diterima oleh Allah SWT. Keempat, merasa diri berlimpah dosa.

Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar memiliki sifat rendah hati dan penuh dengan kesederhanaan. Senantiasa membuang jauh-jauh sifat sombong. Ikhtiar, doa, dan tawakal secara sempurna serta selalu mengingat Allah di setiap saat menjadi perantara lahirnya keindahan hati.

Dari Sa’ad bin Malik RA ia mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang tawadlu karena Allah, maka Allah akan mengangkatnya satu derajat hingga Ia menempatkannya di 'Iliyyin. Dan barang siapa yang sombong, maka Allah akan merendahkannya satu derajat hingga Ia menempatkannya di tempat yang paling bawah.” (HR Ahmad).

Tidak ada secercah pun yang sah untuk kita sombongkan. Sadarilah bahwa kita hanya hamba-Nya yang diperintahkan untuk beribadah dan meraih ridha-Nya.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat