Tenaga kesehatan merapikan tempat tidur pasien di Ruang Isolasi Zam-Zam di RSUD Al-Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (27/8/2021). Berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) pada (26/8), tingkat ket | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Tetap Waspada Saat BOR Terus Menurun

Masyarakat dan pemerintah daerah agar selalu waspada meski BOR turun.

JAKARTA -- Juru Bicara (Jubir) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan, secara nasional rasio keterisian tempat tidur terpakai di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) terus membaik. Namun, ia mengajak masyarakat tetap waspada.

"Kondisi ini tentu menggembirakan, tapi masyarakat jangan sampai lalai karena potensi kasus Covid-19 kembali naik selalu ada," kata dia, melalui keterangan tertulis, Ahad (29/8).

Saat ini kondisi BOR memang terus membaik. Banyak rumah sakit lebih sepi dari sebelumnya. Pemerintah terus berharap agar BOR turun yang mengindikasikan perbaikan kondisi Covid-19 di Indonesia.

Jodi mengeklaim, bisa dikatakan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini sudah melewati masa kritis. Namun, katanya, masyarakat tidak boleh lengah. Masyarakat dan pemerintah daerah agar selalu waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan secara berkelanjutan.

photo
Tenaga kesehatan memeriksa kondisi kesehatan pasien Covid-19 di Posko Covid-19 RSUD Al-Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (27/8/2021). - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Di sisi lain, ia mengakui memang ada beberapa daerah tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit masih tergolong tinggi. Pemerintah juga sedang fokus menangani daerah-daerah tersebut dengan terus menambah kapasitas tempat tidur serta mengevakuasi pasien positif ke isolasi terpadu dengan tujuan mengurangi potensi penularan.

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan mengatakan, saat ini tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit sudah membaik. "Kurang dari 60 persen sudah memadai menurut indikator PPKM dan public health social measure (PHSM) WHO. Tapi itu baru satu dari enam indikator," kata Iwan.

Menurut Iwan, kapasitas respons kabupaten dan kota terkait testing dan tracing masih dalam kategori sedang atau belum memadai seperti BOR. Sedangkan transmisi komunitas, rawat inap di rumah sakit, dan kematian masih di tingkat tiga sehingga harus diusahakan turun ke tingkat dua.

"Masyarakat tidak boleh euforia tetap hati-hati, protokol kesehatan harus disiplin dan vaksinasi secepatnya dilakukan saat ada kesempatan," kata Iwan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat