Dirut BP Jamsostek Anggoro Eko Cahyo memberikan santunan Rp 70 juta kepada ahli waris korban kecelakaan Dedek Kurniawan | Erdy Nasrul

Nasional

Kecelakaan Kerja Merenggut Nyawa Dedek 

BP Jamsostek memberikan santunan kecelakaan kerja Rp 70 juta kepada ahli waris Dedek

 

Hayati tak henti meneteskan air mata. Wanita 50 tahunan itu meratapi jenazah putra tercintanya, Dedek Kurniawan yang wafat karena kecelakaan kerja. Dia adalah pemuda lajang yang bekerja sebagai sopir truk di Jakarta dan Bogor. 

Wanita lanjut usia itu tak menyangka, kehidupan putra yang dicintainya begitu cepat berakhir. Padahal Hayati masih membayangkan dahulu pernah menimangnya, mendoakannya, membisikkan kalam Ilahi di telinganya, agar kelak Dedek tumbuh menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.

Hayati tak kuasa menahan derai air mata, karena membayangkan sang anak, permata hidupnya.  Kesedihan Hayati bermula pada Selasa kelabu 25 Mei 2021. Siang itu Dedek mengendarai truk beranjak melanjutkan perjalanan pulang sehabis mengantarkan air isi ulang ke salah satu depot di Jakarta. 

Di dalam perjalanan pulang di ruas Tol Jagorawi tepatnya KM 32.500A (Jakarta arah Sentul Utara) Kabupaten Bogor sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika itu Dedek memutuskan berhenti karena kendaraan truk tangki air yang dikendarainya mengalami masalah. Bannya kempes. Dia terpaksa turun dari mobil dan memompa ban tersebut.

Perbaikan sudah selesai pada pukul 16.35 WIB. Saat itu Dedek memutuskan kembali melanjutkan perjalanan. Dia berjalan dari belakang truk menuju pintu. Pada saat berjalan mendekati tubir pintu truk, tiba-tiba kendaraan Toyota Avanza B 1181 KKY melaju. Kendaraan yang dikendalikan seorang wanita itu menabrak dan menyeret Dedek yang masih berada di luar kendaraannya sejauh 10 meter. 

Akibat kecelakaan tersebut, Dedek meninggal dunia di tempat kejadian karena benturan di bagian kepala yang sangat keras. Tak lama berselang beberapa petugas dari kepolisian datang. Petugas melakukan olah tempat kejadian perkara. Hasil investigasi ketika itu, pengemudi diduga lalai mengendalikan kendaraannya, tidak berhati-hati, dan hilang konsentrasi saat berkendara.

Selanjutnya korban dibawa ke RSUD Ciawi menggunakan ambulans Jasamarga untuk perawatan. Korban sampai di RSUD Ciawi sekitar Pukul 18.00 WIB dan langsung dilakukan otopsi, pembersihan, dan pemulasaran.

Setelah proses di rumah sakit selesai, selanjutnya, tepat pukul 23.00 WIB jenazah dibawa menuju rumah duka. Ambulans diberangkatkan dari rumah sakit lewat pelabuhan Merak Banten sampai di rumah duka sekitar Pesawaran Timur Provinsi Lampung pada Rabu 26 Mei 2021 sekitar pukul 10.00 WIB dan dimakamkan di TPU setempat pukul 11.45 WIB

Perwakilan keluarga almarhum Dedek, Sunandar memohon maaf kepada semua orang jika saudaranya pernah berbuat salah. “Saudara saya sudah tiada, kalau ada urusan utang piutang harap menghubungi saya,” imbuhnya di Depok saat menerima santunan kecelakaan kerja BP Jamsostek pada Sabtu 21 Agustus 2021.

Pihaknya menerima santunan kecelakaan kerja sebesar Rp 70 juta. Uang sebanyak itu akan dimanfaatkan ahli waris untuk keberlangsungan hidup setelah Dedek wafat. “Kami menghaturkan terima kasih, tolong doakan saudara kami Dedek agar diterima di sisi Allah,” ujar Sunandar.

Dirut BP Jamsostek Anggoro Eko Cahyo mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kepergian almarhum Dedek Kurniawan, semoga segala kebaikannya diterima Allah SWT.

Dalam kesempatan yang sama, Anggoro juga mengapresiasi langkah Driver-Biker-Ojek Kamtibmas Community-Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (DBOKC-FSPTSI) yang telah menjadi wadah bagi para pekerja transportasi serta mengajak dan mendaftarkan anggotanya untuk ikut menjadi peserta BP Jamsostek.

“Kita tahu para pekerja transportasi ini mempunyai risiko tinggi dalam pekerjaannya, maka dari itu saya mengajak DBOKC – FSPTSI serta rekan-rekan lainnya yang belum bergabung untuk mendaftar menjadi peserta BP Jamsostek agar risiko pekerjaan terlindungi program BP Jamsostek," imbuh Anggoro.

Anggoro menambahkan bahwa dengan menjadi peserta, semua bisa membantu sesama dengan semangat gotong royong. Artinya dengan iuran dari para peserta dapat membantu bagi peserta yang tertimpa musibah.

Kepala BP Jamsostek Jakarta Cilandak Puspitaningsih (Wetty) menjelaskan bahwa kecelakaan kerja adalah risiko. Semua orang tak ingin mengalami risiko itu, tapi kalau sudah terjadi, maka tidak bisa mengelak lagi dari hal tersebut. Untuk menghadapi risiko kecelakaan kerja, setiap orang harus berempati, ikut peduli dengan menjadi peserta jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek). 

Wetty menjelaskan, menjadi peserta program Jamsostek dan rutin membayar iuran adalah bentuk empati kepada mereka yang mengalami kecelakaan kerja. “Anggaplah membayar iuran ini seperti kita bersedekah. Nanti manfaatnya dirasakan orang lain. Di situ kita mendapatkan pahala,” ujar wanita berdarah Sunda ini.

Dia menjelaskan, santunan kepada almarhum Dedek adalah bentuk kepedulian sosial yang tinggi. Dalam hal ini, Negara hadir di tengah keluarga Dedek memberikan perhatian. “Santunan ini tak dapat menggantikan almarhum, tapi menjadi bekal untuk keberlangsungan masa depan keluarga. Almarhum pasti menginginkan keluarganya melanjutkan hidup yang lebih baik,” ujar Wetty.

Dedek memang sudah tiada, tapi kebaikan dan ketulusannya tetap hidup di tengah keluarganya.

photo
Tim BP Jamsostek dan perwakilan ormas berpoto bersama setelah memberikan santunan kecelakaan kerja - (Erdy Nasrul)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat