Warga mulai mengunjungi pusat perbelanjaan Ambarrukmo Plaza, Sleman, Yogyakarta, Selasa (25/8/2021). Daya beli masyarakat harus terus dijaga dan diakselerasi agar ekonomi tumbuh melaju. | Wihdan Hidayat / Republika

Tajuk

Akselerasi Daya Beli

Daya beli masyarakat harus terus dijaga dan diakselerasi agar ekonomi tumbuh melaju.

Tingkat inflasi menjadi hal penting yang mesti dikawal. Apalagi, perekonomian nasional masih dirundung krisis pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Inflasi merupakan cerminan dari kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi yang berarti penurunan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus.

Dalam konteks krisis pandemi saat ini, tingkat inflasi yang rendah bisa bermakna ganda: bagus bagi perekonomian, bisa pula merupakan sinyal negatif. Mengapa menjadi sinyal negatif?

Inflasi yang rendah bisa bermakna, harga barang dan jasa terjangkau oleh masyarakat. Sebagian besar rakyat mampu membeli barang-barang utamanya kebutuhan pokok.

 
Dalam konteks krisis pandemi saat ini, tingkat inflasi yang rendah bisa bermakna ganda: bagus bagi perekonomian, bisa pula merupakan sinyal negatif.
 
 

Namun, dalam kondisi pandemi saat ini, tingkat inflasi yang rendah bisa pula memperlihatkan daya beli masyarakat sedang turun. Daya beli turun karena pembatasan mobilitas masyarakat dan barang yang berdampak pada penurunan aktivitas perekonomian.

Sebagian masyarakat ada yang berkurang pendapatannya, sebagian lagi ada yang dirumahkan atau diberhentikan karena perusahaan melakukan efisiensi. Sebagian lagi masyarakat terutama di sektor informal tak bisa berproses produksi.

Jualan tak laku karena ketiadaan pembeli, tidak bisa berproduksi karena ketiadaan permintaan.

Tentu, kita berharap kondisi ideal dari tingkat inflasi nasional adalah yang rendah dan stabil. Dalam pengertian, harga barang dan jasa terjangkau dan masyarakat memiliki daya beli bagus. Kondisi ini menunjukkan ekonomi rakyat yang sejahtera.

Bank Indonesia memproyeksikan tingkat inflasi 2021 hingga 2022 sebesar empat persen atau plus minus tiga persen.

 
Penguatan bisnis UMKM pangan merupakan keniscayaan dengan mendorong adaptasi pada penggunaan teknologi digital.
 
 

Proyeksi ini sejalan dengan terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar. Hal ini ditandai dengan tingkat inflasi 1,52 persen (yoy) pada Juli 2021 yang mengindikasikan masih lemahnya permintaan di dalam negeri dan terkendalanya ketersediaan pasokan.

Tingkat inflasi nasional akan sejalan dengan kondisi perekonomian global yang pada tahun depan diprediksi mulai membaik. Hal ini bakal mendongkrak permintaan domestik dan menaikkan harga komoditas global.

Inflasi juga sangat dipengaruhi harga komoditas pangan. Agar tingkat inflasi tak bergejolak, kinerja usaha mikro kecil menengah (UMKM) sektor pangan berperan penting. Peran UMKM pangan harus diperkuat agar stabilitas inflasi terjaga.

Penguatan bisnis UMKM pangan merupakan keniscayaan dengan mendorong adaptasi pada penggunaan teknologi digital.

Ekosistem UMKM pangan mesti adaptif terhadap teknologi, mulai dari sisi hulu hingga hilir, termasuk memperluas akses pasar bagi mereka. Adaptasi terhadap teknologi digital membuat efisiensi rantai pasokan pangan.

Berikutnya, memastikan ketersediaan dan stabilitas harga pangan yang beperan penting ketika daya beli masyarakat turun. Permasalahan proses produksi dan distribusi barang, mesti dicarikan jalan keluar guna menjaga stabilisasi harga.

Sementara, peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi harus mendapat perhatian serius semua pemangku kepentingan. Sebab, pemulihan ekonomi nasional bisa bermula dari sini. Apalagi, kontribusi keduanya terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional tidak kecil, yakni 84,93 persen.

Investasi juga tumbuh 7,5 persen seiring peningkatan ekspor dan pemulihan ekonomi global. Konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2021 tumbuh 5,93 persen. Ini artinya, aktivitas ekonomi rakyat mulai bergeliat yang seiring dengan turunnya kasus positif Covid-19.

Kita berharap, semakin membaiknya sisi kesehatan, pelonggaran aktivitas masyarakat mendorong perekonomian menuju pemulihan. Untuk itu, penguatan bantalan ekonomi rakyat harus dirumuskan secara konkret di masa pandemi ini.

Daya beli masyarakat harus terus dijaga dan diakselerasi agar ekonomi tumbuh melaju. Daya beli naik, permintaan juga terkerek, mesin pertumbuhan ekonomi nasional pun bergerak. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat