Sejumlah tenaga medis melakukan pemeriksaan terhadap warga di kawasan permukiman yang masuk ke dalam zona merah COVID-19 di Jalan Tangkasi di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (24/8/2021). | ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/wsj.

Tajuk

Jangan Lengah

Jangan lengah, ancaman wabah Covid-19 masih belum sirna.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (23/8), mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diperpanjang hingga 30 Agustus 2021. Keputusan ini berlaku di daerah yang menerapkan PPKM Level 2 sampai 4.

Beberapa daerah diturunkan dari Level 4 ke 3. Untuk Pulau Jawa, Bali, dan aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, dan Surabaya Raya sudah berada di Level 3 mulai 24 Agustus 2021.

Pengumuman yang disampaikan Presiden tersebut memberi secercah harapan. Wabah Covid-19 secara perlahan mulai terkendali di negeri ini. Walaupun sampai saat ini belum sepenuhnya bisa dijinakkan.

Tetapi setidaknya, angka-angka positif Covid-19 tidak lagi menembus 50 ribuan dalam sehari, seperti yang terjadi saat puncak wabah ini dalam dua bulan terakhir. Kita juga tak lagi mendengar raungan sirene mobil ambulans dan mobil jenazah yang hilir mudik di jalan raya. Kalaupun sekarang masih terdengar, intensitas tidak seperti beberapa waktu lalu yang begitu sering dan melahirkan ketakutan serta trauma masyarakat.

Kita juga tak lagi banyak menemui postingan-postingan di media sosial, baik itu Twitter, Facebook, Instagram, maupun grup-grup Whatsapp yang mengabarkan berita dukacita. Sebelum ini pengumuman dukacita menghiasi media sosial di berbagai platform hampir setiap waktu, baik itu berita kematian anggota keluarga, tetangga, teman satu alumni di sekolah, lingkungan kantor, maupun komunitas.

Kini kita juga tak sering lagi menemukan tempat-tempat pengisian oksigen dipadati anggota masyarakat yang mengantre. Kita pun saat ini tidak lagi merasakan kesulitan yang sangat untuk mengisi tabung-tabung oksigen untuk keluarga, tetangga, atau teman yang sedang isolasi mandiri (Isoman) di rumah.

Selain itu, pasien yang dirawat di rumah sakit, tapi rumah sakitnya tidak mampu menyediakan oksigen karena membeludaknya pasien pun sekarang jarang terdengar.

 
Kini kita juga tak sering lagi menemukan tempat-tempat pengisian oksigen dipadati anggota masyarakat yang mengantre.
 
 

Kita patut bersyukur dengan kondisi saat ini. Penurunan level PPKM untuk sejumlah wilayah di Jawa-Bali seperti di Jabodetabek mudah-mudahan diikuti wilayah lain yang angka positif Covid-19 masih tinggi di luar Jawa.

Kita merasakan suasana mencekam dalam dua bulan terakhir karena serangan wabah Covid-19 varian Delta begitu dahsyat. Rasa ketakutan dan cemas tak henti mengehantui kehidupan masyarakat sehari-hari.

Perasaan kekhawatiran yang berlebihan secara perlahan saat ini sudah mulai sirna. Kehidupan masyarakat meski belum normal sepenuhnya seperti sebelum wabah Covid-19 menyerang, gairahnya mulai tampak. Tempat-tempat ibadah mulai didatangi jamaah, restoran-restoran tak hanya melayani online dan dibawa pulang, serta geliat orang di pasar pun mulai terasa.

Namun, kita berharap, semua keadaan ini tidak membuat kita euforia dan lengah. Kondisi saat ini hendaknya tidak menurunkan disiplin kita dalam menerapkan protokol kesehatan. Ancaman wabah Covid-19 masih mengintai dan sampai saat ini Indonesia belum mampu mengatasinya.

Hal itu dapat dilihat melalui data dari hari ke hari, jumlah yang terjangkit positif Covid-19 masih mendekati 20 ribuan. Seperti data per Selasa (24/8), kasus positif bertambah 19.106 orang menjadi 4.008.166. Pasien sembuh bertambah 35.082 menjadi 3.606.164 dan yang meninggal bertambah 1.038 menjadi 128.252.

Tingkat kematian akibat Covid-19 di negeri kita masih tergolong tinggi. Bahkan, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyebut total kasus kematian korona di Indonesia menjadi yang terbanyak ke-9 di dunia. Persentase tingkat kematian akibat virus korona di Indonesia bahkan lebih tinggi dari dunia. Persentase kematian di Indonesia saat ini sebesar 3,2 persen, sedangkan di dunia 2,09 persen.

 
Tingkat kematian akibat Covid-19 di negeri kita masih tergolong tinggi.
 
 

Jika melihat data-data persentase kematian dan jumlah orang yang positif Covid-19 di Tanah Air saat ini, tidak ada alasan sama sekali kita untuk lalai. Apalagi, bergembira berlebihan terutama masyarakat yang kini berada di PPKM Level 2 dan Level 3. Ancaman wabah Covid-19 masih belum sirna.

Bahkan, sangat mungkin keadaannya kembali seperti pada Juli 2021, saat puncak-puncaknya serangan varian Delta. Padahal, bulan April dan Mei yang positif Covid-19 setiap harinya sekitar 5.000 orang. Tingkat keterisian rumah sakit pun masih rendah.

Kata kunci supaya kita tidak mengalami kondisi mencekam seperti pada Juli adalah menerapkan protokol kesehatan yang ketat di mana pun kita berada. Kita harus selalu disiplin untuk menghindari potensi yang mungkin memunculkan serangan wabah Covid-19 secara membabi buta ini.

Masyarakat harus selalu patuh terhadap protokol kesehatan dan pemerintah harus terus menyosialisasikan agar masyarakat tak kendur dalam menerapkannya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat