Petugas kesehatan menyerahkan alat tes usap PCR kepada tentara Amerika saat tiba di Bandara International Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatra Selatan, Ahad (25/7/2021). kita tidak ingin tarif PCR yang semakin murah membuat masyarakat terl | ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI

Tajuk

Setelah Tarif PCR Turun

kita tidak ingin tarif PCR yang semakin murah membuat masyarakat terlena dan abai terhadap ancaman wabah Covid-19.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan tarif tertinggi pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Rp 495 ribu untuk Pulau Jawa dan Bali, serta Rp 525 ribu di luar Pulau Jawa dan Bali. Kebijakan tersebut mulai berlaku pada Selasa (17/8).

Turunnya harga tes PCR kali ini merupakan yang kedua kalinya. Pada awal pandemi Covid-19 menyerang Indonesia, tarif tes PCR sangatlah mahal. Bahkan, tidak ada batasan harga maksimal untuk tes PCR. Rata-rata tarifnya sekitar Rp 2 juta. 

Kementerian Kesehatan lalu mengatur tarif atas tes PCR. Melalui Surat Edaran Nomor HK. 02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Real Time PCR (RT-PCR) sebesar Rp 900 ribu. Tarif ini tidak berlaku untuk kegiatan penelusuran kontak atau rujukan kasus Covid-19 ke rumah sakit. Penyelenggaraan penelusuran mendapatkan bantuan pemeriksaan RT-PCR dari pemerintah atau bagian dari penjaminan pembiayaan pasien Covid-19.

Dalam penilaian Presiden Joko Widodo (Jokowi), batas tarif atas Rp 900 ribu masih tergolong mahal. Karena tidak sedikit penyedia jasa tes PCR menerapkan tarifnya mendekati batas yang telah ditentukan pemerintah. Jokowi, dalam keterangannya, Ahad (15/8) memerintahkan Kementerian Kesehatan, untuk menurunkan tarif tertinggi tes PCR menjadi antara Rp 450 ribu hingga Rp 550 ribu.

Seperti kita ketahui, tes PCR adalah salah satu rujukan untuk mendiagnosis, apakah seseorang tertular virus korona. Pengetesan merupakan bagian dari langkah tes, telusur, tindak lanjut (3t), yang digalakkan pemerintah untuk memetakan pola sebaran virus korona serta menghambat laju penularan. WHO juga merekomendasikan metode tes PCR untuk mendeteksi Covid-19.

 
Dalam penilaian Presiden Joko Widodo, batas tarif atas Rp 900 ribu masih tergolong mahal.
 
 

Karena itu, tes PCR memiliki peran yang sangat penting dalam menekan laju wabah Covid-19. Ibarat tubuh, PCR merupakan jantung yang memiliki peran vital bagi manusia. Melalui tes PCR akan diketahui, seseorang terjangkit virus korona atau tidak. Dari hasil pemeriksaan PCR pula langkah-langkah berikutnya dalam penanganan seseorang bisa dilakukan. 

Masalahnya ketika tarif tes PCR masih tinggi testing terhadap masyarakat pun menjadi terhambat. Padahal, tes PCR ini sangat diperlukan, terutama ketika lonjakan wabah Covid-19 sangat tinggi seperti yang terjadi di Indonesia sejak beberapa bulan terakhir. Namun, pada kenyataan tes PCR masih rendah. 

Tarif tes PCR yang masih tinggi sebelum ini menjadi salah satu faktor belum maksimalnya upaya testing tersebut. Karena kita menyadari, tidak sedikit masyarakat umum yang ingin melakukan tes PCR sendiri ketika mendapat gejala mirip terinfeksi Covid-19.

Namun, karena tarifnya mahal akhirnya masyarakat memilih menunggu tes PCR gratis dari pemerintah. Akibatnya, antrean untuk melakukan tes PCR juga menjadi panjang karena keterbatasan peralatan dan anggota medisnya.

Faktor lain dari pelaksanaan tes PCR, yang belum maksimal terkait hasil tes harus ditunggu lebih dari dua hari. Bahkan, tak jarang di atas tiga hari. Hal ini juga menjadi perhatian Presiden Jokowi.  

 
Faktor lain dari pelaksanaan tes PCR, yang belum maksimal terkait hasil tes harus ditunggu lebih dari dua hari. Bahkan, tak jarang di atas tiga hari. Hal ini juga menjadi perhatian Presiden Jokowi.  
 
 

Banyak warga yang tidak disiplin. Seharusnya setelah melakukan tes PCR, mereka menunggu di rumah sampai diketahui hasilnya. Namun, karena merasa tidak bergejala padahal belakangan hasil tesnya positif, mereka tetap melakukan aktvitas seperti biasa dan bertemu dengan orang lain. Akhirnya, orang lain tertular.

Kita berharap, dengan tarif tes PCR yang lebih murah dan kecepatan hasil tes PCR dapat menekan laju wabah Covid-19 di Tanah Air. Sejatinya, pelaksanaan testing akan semakin dapat ditingkatkan. Selain itu, anggota masyarakat juga dapat segera melakukan isolasi setelah hasil tes PCR cepat keluar dan diketahui yang bersangkutan terjangkit virus korona. 

Tarif PCR yang semakin murah juga akan menjadi salah faktor pendorong pemulihan sektor pariwisata ketika penerapan pembatasan pergerakan orang semakin dikendorkan, sejalan semakin terkendalinya wabah Covid-19 di negeri ini. Begitu juga dengan sektor-sektor lainnya, yang mensyaratkan harus melakukan tes PCR dalam berbagai kegiatan yang digelar.

Walaupun demikian, kita tidak ingin tarif PCR yang semakin murah membuat masyarakat terlena dan abai terhadap ancaman wabah Covid-19. Penerapan protokol kesehatan yang ketat dan program vaksinasi, yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat tetap menjadi kunci agar Indonesia terlepas dari wabah Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat