Sekjen Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Denny Sanusi (tengah) didampingi Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Anwar Sanusi (kiri) dan Perwakilan PBNU Iqbal Salam (kanan) memberi pernyataan pers terkait isu terkini di Jakarta, Selasa (17/1 | ANTARA FOTO/ Reno Esnir

Khazanah

Ormas Islam Didorong Terus Ikut Bangun Peradaban

Ormas Islam adalah ujung tombak dakwah Islam yang rahmatan lil alamin.

JAKARTA — Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengingatkan agar pesantren dan ormas-ormas Islam melanjutkan kontribusi dalam membangun peradaban Indonesia. Menurut dia, ulama, pesantren, dan ormas-ormas Islam sejak dahulu memiliki peran historis dalam membangun dan mewujudkan peradaban bangsa Indonesia merdeka.

“Karena itu, sudah sewajarnya jika ormas-ormas Islam dan pesantren menjadi pelanjut kiprah mereka dalam memberikan sumbangsih terbaik bagi kemajuan peradaban Indonesia dan masyarakat dunia," kata HNW pada webinar yang digelar untuk memperingati Milad ke-50 ormas dan pesantren Hidayatullah, Ahad (8/8).

Peran para ulama, pesantren, dan ormas Islam telah lama hadir dan berkiprah di nusantara. Contohnya, Pondok Pesantren Sidogiri yang berdiri sejak 1745, peran Syaikhona Cholil Bangkalan yang menjadi guru bangsa, KH Hasyim Asy’ari yang mendirikan Nahdlatul Ulama (1926), dan KH Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah (1912).

Karena itu, menurut dia, wajar jika peran dan sejarah emas tersebut melahirkan situasi kondusif bagi penerimaan publik terhadap pesantren, dakwah, dan ormas yang berakidahkan Ahlussunnah waljamaah.

"Termasuk juga memudahkan jalan bagi lahir dan diterimanya lembaga kepesantrenan dan ormas Hidayatullah di tengah masyarakat yang terus berkembang kiprahnya hingga berusia 50 tahun serta mempunyai lebih dari 600 cabang di seluruh Indonesia," ujar HNW melalui keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (9/8).

HNW juga menggarisbawahi kontribusi umat Islam di Indonesia bagi peradaban dunia, terutama dengan pembelaan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina dan penolakan terhadap penjajahan Israel, sebagaimana termaktub dalam alinea I Piagam Jakarta. Tercatat, KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah menegaskan dukungan bagi perjuangan mujahidin Palestina, baik dengan doa maupun dana, jauh sebelum Indonesia merdeka.

“Tentu saja Hidayatullah yang selama ini juga bergerak membantu Palestina merdeka dan menolak penjajahan Israel,  juga merupakan kelanjutan dari sikap menyejarah tersebut,” ujar dia.

Karena itu, selain ikut menyampaikan ucapan selamat atas 50 tahun kiprah Hidayatullah, HNW juga menyampaikan dukungan atas kiprah Hidayatullah untuk hadirnya terobosan-terobosan baru dalam bidang dakwah dan tarbiyah yang selama ini sudah dijalankan bagi terwujudnya perbaikan peradaban di Indonesia maupun dunia.

Di antaranya, HNW mengungkap karakter surat-surat Makkiyyah di dalam Alquran yang dirujuk oleh Hidayatullah, yang salah satu ciri khasnya adalah mempergunakan ungkapan umum yang menandakan bahwa ajaran-ajaran Islam itu untuk seluruh umat manusia.

“Namun, juga pentingnya melanjutkan dengan karakter surat-surat Madaniyyah yang membahas etika interaksi di antara warga bangsa yang majemuk seperti warga kota Madinah di awal hijrahnya Rasulullah SAW,” katanya.

HNW menilai, karakter ajaran Alquran tersebut sejatinya bukan untuk membagi-bagi dan memecah belah umat manusia, melainkan justru untuk menjadi panduan berinteraksi yang ideal bagi seluruh umat manusia sesuai golongannya.

Dengan manhaj, visi, potensi, dan pengalaman 50 tahun yang dimiliki Hidayatullah, menurut HNW, penting bagi Hidayatullah untuk menjadi pelanjut dan pemberi kontribusi yang unggul untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di Indonesia. “Juga memaksimalkan potensi bangsa hingga menjadi kontributor untuk kebaikan peradaban dunia.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat