Pedagang menunggu pembeli di pasar hewan menjelang Idul Adha, di Gaza, Palestina, Jumat (9/7/2021). Agresi terbaru Israel dengan sengaja menargetkan infrastruktur dan lahan pertanian di Gaza. | AP/Khalil Hamra

Internasional

Dalam 11 Hari Itu, Sejuta Ekor Ayam Mati di Gaza

Agresi terbaru Israel dengan sengaja menargetkan infrastruktur dan lahan pertanian di Gaza.

OLEH UMAR MUKHTAR

Warga Palestina yang bekerja di sektor pertanian meminta solidaritas internasional untuk memulihkan dan menyelamatkan lahan garapan mereka yang rusak selama pengeboman 11 hari oleh Israel di Gaza baru-baru ini. Para petani Palestina itu berharap ada rehabilitasi terhadap 1,5 juta meter persegi tanah di Gaza yang selama ini diblokade Israel.

Gerakan Kampanye Global untuk Kembali ke Palestina atau Global Campaign to Return to Palestine (GCRP) menyampaikan, agresi terbaru Israel dengan sengaja menargetkan infrastruktur dan lahan pertanian. Serangan Israel merupakan upaya sistematis dan jahat untuk membuat Jalur Gaza kelaparan.

Akibatnya, sekitar 20 ribu petani terkena dampak pengeboman Israel yang menurut Kementerian Pertanian Palestina menyebabkan kerusakan pada sektor tersebut senilai lebih dari 200 juta dolar AS. Hampir satu juta ekor ayam juga mati dalam serangan 11 hari agresi Israel Mei lalu.

Selain itu, 4.063 sarang lebah atau sedikitnya 20 persen dari total di Gaza, juga musnah. Jutaan meter persegi tanah garapan yang ditanam sayuran dan tanaman lainnya dibakar. Sementara kolam dan jaringan irigasi rusak.

"Gaza telah dikepung selama 15 tahun dan rakyatnya bergantung pada produk yang mereka tanam untuk memberi makan keluarga. Mereka tidak dapat mengimpor apa pun karena pendudukan Israel. Tanah adalah kehidupan mereka," kata Juru bicara GCRP Amani Salloum, dilansir Morning Star, Senin (9/8).

GCRP, kata Salloum, menargetkan untuk mendapatkan sekitar satu juta dolar AS melalui kampanye tersebut. Ini akan bisa membantu 1.950 keluarga dan mendukung lebih dari 12 ribu orang di Gaza yang tanahnya hancur selama serangan Israel.

Jalur Gaza telah mengalami penurunan serius dalam kondisi kehidupan dengan ekonomi dalam keadaan runtuh karena pengepungan yang sedang berlangsung dan agresi militer berulang Israel. Produk domestik bruto menyusut 6,1 persen pada kuartal pertama 2020, sementara pengangguran meroket menjadi 47 persen.

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, lebih dari setengah populasi telah didorong ke dalam kemiskinan. Israel mengebom Gaza lagi pada Sabtu (7/8). Israel mengeklaim telah menargetkan posisi Hamas sebagai tanggapan atas balon pembakar yang dilepaskan dari wilayah tersebut.

Israel melakukan serangan pada 10-21 Mei 2021, dengan dalih balasan atas peluncuran roket dari arah Gaza ke Israel. Saat itu, dari Gaza meluncur roket sebagai aksi protes terhadap kekerasan militer Israel dalam demo penggusuran sejumlah rumah warga Palestina di Tepi Barat.

Konflik bersenjata 11 hari itu membuat sekitar 260 warga Gaza gugur, termasuk anak-anak. Sedangkan di Israel, 13 orang tewas dalam serangan roket Gaza.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan inisiatifnya untuk memberikan perlindungan internasional bagi Palestina terhadap pelanggaran Israel. Juru bicara Abbas pada Sabtu (7/8) mengatakan, Abbas akan menyampaikan inisiatif tersebut dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.  

"Abbas akan mengumumkan inisiatifnya untuk memberikan perlindungan kepada rakyat kami, mengakhiri pendudukan (Israel), dan untuk mendirikan negara Palestina merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, di perbatasan tahun 1967," kata juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeineh, dilansir Anadolu Agency, Ahad (8/8).

Namun, Abu Rudeineh tidak memberikan rincian tentang inisiatif tersebut. Abu Rudeineh memuji seruan Amerikat Serikat agar Israel menghentikan pengusiran warga Palestina dari rumah mereka di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur yang diduduki. Dia mendesak AS mengambil tindakan nyata untuk mencegah rencana pengusiran Israel terhadap warga Palestina.

Para pemimpin Turki telah lama menyerukan pembentukan kekuatan internasional untuk melindungi warga Palestina. Terutama sejak pengeboman Israel di Gaza pada Mei lalu yang telah membunuh puluhan warga Palestina dan melukai ratusan lainnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat