Karyawan menunjukkan fitur pembelian tiket Kereta Api (KA) Bandara pada aplikasi Bukalapak dengan menggunakan gawai saat perjalanan dari Stasiun BNI City menuju ke Stasiun Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, beberapa waktu lalu. Setelah IPO, Bukalapak berk | ANTARA FOTO

Ekonomi

Bukalapak Dukung Ekosistem Syariah

Sebanyak 96 ribu investor memborong saham Bukalapak.

JAKARTA -- PT Bukalapak Tbk telah merampungkan proses initial public offering (IPO) dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ke depannya, emiten berkode BUKA itu berkomitmen untuk bisa mendukung ekosistem ekonomi syariah lebih baik lagi.

Komisaris Bukalapak, Yenny Wahid, menjelaskan, ekonomi syariah di Indonesia masih memiliki ruang peningkatan. "Bukalapak bisa memberikan fasilitas untuk produk syariah. Kami berpartisipasi untuk penyedia produk syariah oleh mitra kita. Kita bisa meng-encourage mereka (menggunakan) produk-produk berbasis syariah," ujar Yenny, Jumat (6/8).

Yenny menekankan, Bukalapak berkomitmen untuk bisa memberikan fasilitas dan prinsip syariah dalam proses transaksi. Meski, perseroan saat ini belum secara eksplisit mengeluarkan produk berbasis syariah.

"Secara umum, jual beli transaksi itu sudah masuk dalam sharia compliance. Kami sudah masuk dalam arus yang bisa melayani pembelian dan penjualan berbasis syariah," ujar Yenny.

Berdasarkan keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham Bukalapak pun ditetapkan sebagai efek syariah terhitung sejak 26 Juli 2021. Bukalapak berhasil menghimpun dana sebesar Rp 22 triliun dalam IPO tersebut. Dana yang terkumpul dari pencatatan ini akan digunakan perusahaan untuk modal kerja.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bukalapak (bukalapak)

CEO Bukalapak, Muhammad Rachmat Kaimuddin, akan memastikan kerja perusahaan mengalami pertumbuhan yang positif dan menjanjikan. Ke depan, Bukalapak punya visi untuk mengembangkan UMKM Indonesia.

"Seluruh penggunaan dana IPO ini 100 persen untuk modal kerja perseroan dan anak usaha. Kami punya visi keadilan ekonomi yang adil dan merata. Kami mau memberdayakan UMKM, volume dan penjualannya lebih banyak, channel lebih banyak," ujar Rachmat.

Rachmat menjelaskan, meski tak secara langsung terjun atau mengeluarkan produk syariah dalam waktu dekat, Bukalapak berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

"Tentu hal tersebut dimulai dari prinsip jual beli yang sesuai dengan prinsip syariah dan saling memberikan keuntungan bagi para penjual dan pembeli," ujar Rachmat.

IPO Bukalapak disambut positif oleh para investor. Sebanyak 96 ribu investor memborong saham Bukalapak.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi menjelaskan, IPO kali ini merupakan yang terbanyak mendapatkan sambutan masyarakat. "Bukalapak merupakan perusahaan tercatat yang mampu menarik minat investor paling banyak. Tercatat sekitar 96 ribu investor berpartisipasi pada pelaksanaan public offering perseroan," ungkap Inarno.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Indonesia Stock Exchange (IDX) (indonesiastockexchange)

Dia mengatakan, Bukalapak menjadi perusahaan tercatat ke-28 yang melakukan IPO pada tahun ini. Secara total, Bukalapak menjadi perusahaan terbuka ke-740 di bursa pada saat ini.

Ia mengatakan, pencatatan saham ini juga menorehkan sejarah karena perseroan merupakan perusahaan dengan kategori unicorn pertama yang melantai di BEI. Unicorn adalah julukan yang diberikan untuk perusahaan rintisan dengan valuasi mencapai 1 miliar dolar AS.

"Bahkan, (pertama) di bursa kawasan Asia Tenggara," kata Inarno.

Dari 12 perusahaan yang berstatus unicorn di Asia Tenggara, separuhnya berasal dari Indonesia. Saat ini juga terdapat 27 perusahaan rintisan atau startup dengan status centaur atau bervaluasi 100 juta dolar AS. Sehingga, Indonesia memiliki potensi besar menghasilkan unicorn baru lagi.

Dengan proyeksi perusahaan unicorn yang relatif banyak, bursa berharap, perusahaan-perusahaan tersebut bisa mengikuti langkah Bukalapak mencatatkan sahamnya di pasar modal domestik. Inarno mengatakan, bursa sangat terbuka untuk menjadi rumah atau wadah bagi para unicorn, centaur, ataupun perusahaan teknologi lainnya untuk mengembangkan bisnis perusahaan.

Selain Bukalapak, perusahaan teknologi lainnya yang berencana masuk ke bursa saham adalah GoTo, perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia. "Dengan adanya IPO Bukalapak kami berharap dapat memberikan inspirasi bagi para pemilik dan manajemen perusahaan termasuk unicorn, centaur, dan tech startup lainnya untuk memberikan karya terbaik bagi negeri ini," ucapnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Indonesia Stock Exchange (IDX) (indonesiastockexchange)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat