Deteksi DM | iahealth.net

Sehat

Alat Hasil Riset Deteksi Dini DM

Diabetes mellitus menjadi salah satu permasalahan besar kesehatan di Indonesia.

Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia tergolong besar.Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, angka kematian akibat penyakit tidak menular, seperti strok, hipertensi, dan DM mencapai 59,5 persen. Karena itu, DM menjadi salah satu permasalahan besar kesehatan di Indonesia.


Merespons hal itu, Bio Farma resmi meluncurkan hasil penelitiannya untuk produk diagnosis, yaitu Kit Diagnostik Diabetes (KIT DM) GAD 65. Kit ini merupakan alat pendeteksi dini penyakit diabetes melitus type1 hasil kolaborasi riset Bio Farma dengan Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Jawa Timur.


Alat tersebut diperkenalkan pada Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) 2019 di Jakarta, akhir September lalu."Alhamdulillah kita bisa meluncurkan produk farmasi hasil kolaborasi riset antara Bio Farma bersama dengan Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang,"kata Direktur Operasi Bio Farma, Rahman Roestan.


Rahman menjelaskan, penelitian ini diketuai oleh Prof Aulanni'am dan telah memiliki paten (granted), lolos uji klinis, dan siap produksi massal. Penyiapan produk ini, kata Rahman, diawali sejak dicanangkannya program harmonisasi dan hilirisasi penelitian antara perguruan tinggi dan beberapa kementerian serta BUMN.Kemudian, dilanjutkan dengan dilaksanakannya penelitian uji potensi kit deteksi oleh Unibraw serta uji stabilitas.


"Dalam kerja sama komersialisasi Universitas Brawijaya melaksanakan proses produksi serta mendapatkan sertifikat produksi, sedang PT Bio Farma memproses Nomor Izin Edar (NIE) dan melaksanakan distribusi," ungkap dia.


Menurut Rahman, kit diagnostik diabetes ini tak hanya akan menjadi alat diagnostik dalam negeri, tapi juga mancanegara dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). "Negara-negara OKI sudah menunggu suplai produk ini," kata Rahman.


Aulanni'am mengungkapkan, riset untuk kit diagnostik diabetes ini cukup panjang sejak 1998 sampai paten pada 2009.Setelah granted, tim memproduksi dalam skala riset serta uji klinis dengan melibatkan lebih dari lima suku bangsa selama tiga tahun. "Proses itu selesai sekitar tahun 2012. Setelah itu, kami lakukan uji stabilitas yang memakan waktu hampir dua tahun," ucap dia.

photo
Dok PT Bio Farma


Setelah uji stabilitas selesai, tim peneliti menempuh uji klinis pada pasien DM untuk menentukan tipe diabetesnya. Dengan begitu, alat diuji dalam peranan penanganan secara tepat dan mencegah terjadinya komplikasi.


Bahan utama kit diagnostik diabetes melitus, kata Aulanni'am, adalah protein rekombinan GAD65 yang sebagian besar menggunakan bahan kimia komersial. Sedangkan, komponen utamanya dihasilkan melalui sintesis di laboratorium. GAM didapatkan dari serum kambing yang mendapat imunisasi serum kelinci.Sedangkan, bahan pembuatan kit dibeli secara komersial.


Menurut dia, ada beberapa kelebihan kit diabetes ini dibandingkan dengan produk lain. Selain merupakan produk hasil inovasi dalam negeri, kit ini juga dapat diaplikasikan di fasilitas kesehatan tingkat 1, seperti puskemas sampai laboratorium klinik dan rumah sakit. Sensitivitas dan spesivitas yang baik ini, kata dia, membuat alat ini tidak membutuhkan waktu lama dalam pengujian. "Harganya jauh lebih murah daripada kit yang tersedia di pasaran."


Alat ini bekerja dengan sistem reverse flow immunochromatography. Jadi, lanjutnya, serum darah sebanyak 20 mikrolit diletakkan pada daerah penempatan sampel sesuai petunjuk penggunaan, lalu ditambahkan bufferdan ditutup. Hasilnya diketahui dalam jangka waktu 30-45 menit.Hasil negatif ditunjukkan dengan munculnya satu garis dan positif muncul dua garis.


Selain kit diagnostik diabetes, kegiatan Forum Riset Life Science Nasional (FRSN)yang diinisiasi Bio Farma sejak 2011 ini, telah memfasilitasi 12 kelompok penelitian.Studinya tentang Hepatitis B, TB, EPO, HIV, Dengue, Malaria, Rotavirus, Influenza, HPV, Stemcell, Adjuvant Delivery System dan Pneumokokus. Masih banyak lagi target dalam kolaborasi riset ini, termasuk kandidat patennya. (ed: dewi mardiani)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat