Jamaah haji melaksanakan shalat Isya di depan Ka'bah sembari menerapkan protokol kesehatan, Selasa (20/7/2021). Contoh dari jamaah haji dapat diterapkan oleh umat dalam aktivitas sehari-hari di Tanah Air. | AP/Amr Nabil

Tajuk

Belajar dari Pelaksanaan Haji

Contoh dari jamaah haji dapat diterapkan oleh umat dalam aktivitas sehari-hari di Tanah Air.

Kementerian Kesehatan Kerajaan Saudi mengumumkan, pelaksanaan ibadah haji tahun ini, tidak ditemukan kasus Covid-19 di antara jamaah. Kepatuhan jamaah terhadap protokol kesehatan di Tanah Suci menjadi salah satu kunci tidak munculnya kasus Covid-19, dalam pelaksanaan rukun Islam kelima tersebut. 

Kabar menyejukkan itu dilansir Arab News, Rabu (21/7), di pengujung pelaksanaan haji 2021. Bukan hal mudah menekan angka nol persen dari pelaksanaan ritual haji yang diikuti 60 ribu jamaah. Apalagi, potensi kerumunan jamaah juga sulit dihindari dan pada saat bersamaan, wabah Covid-19 masih melanda berbagai negara di belahan dunia ini.

Belum lagi, selama ini muncul lonjakan kasus baru Covid-19 karena adanya kegiatan keagamaan. Wabah virus korona di India tidak terkendali seusai kegiatan festival keagamaan Kumbh Mela di utara kota Haridwar, yang dikunjungi oleh 5 juta peziarah Hindu. Dalam satu hari kasus infeksi virus korona di India meningkat secara eksponensial, lebih dari 200 ribu kasus baru bertambah setelah kegiatan tersebut, yang digelar pada April 2021.

Di Indonesia, lonjakan kasus infeksi virus korona dalam satu bulan terakhir ini juga di antaranya muncul setelah perayaan Idul Fitri. Pemerintah yang sudah berusaha melarang warga untuk tidak mudik guna menekan laju wabah ini, tidak sepenuhnya dipatuhi. Jumlah yang terinfeksi virus korona sebelum Lebaran Idul Fitri masih di angka 5.000-an orang dalam sehari, meningkat menjadi 50 ribu orang sehari pekan lalu.

 
Di Indonesia, lonjakan kasus infeksi virus korona dalam satu bulan terakhir ini juga di antaranya muncul setelah perayaan Idul Fitri.
 
 

Kita berharap, sampai selesainya pelaksanaan ritual ibadah haji tahun ini, tidak ada satu pun jamaah yang terpapar Covid-19. Dengan begitu, umat di penjuru dunia mana pun bisa mengambil pelajaran bahwa kegiatan keagamaan, tidak seharusnya menjadi pemicu lonjakan kasus terinfeksi virus korona. 

Apalagi, kita juga mengetahui, perayaan kegiatan keagamaan biasanya mencerminkan dari ketaatan umat terhadap Tuhannya. Artinya, sudah selayaknya dalam merayakan hari keagamaan selalu dibarengi dengan ketaatan penerapan protokol kesehatan dengan ketat, sebagai cerminan ikhtiar manusia dalam mencegah terinfeksinya virus korona.

Mudah-mudahan pelaksanaan haji 2021 ini bisa menjadi introspeksi diri, tidak hanya bagi rakyat Indonesia, tetapi juga bagi pemerintah saat menerapkan kebijakan pencegahan kasus Covid-19 dan pengawasaan dari kebijakan tersebut.  

Pemerintah Arab Saudi menyebut, salah satu faktor utama tidak munculnya kasus Covid-19 dalam pelaksanaan haji tahun ini karena kepatuhan jamaah, dalam menaati protokol kesehatan dengan selalu menjaga jarak, memakai masker, dan sering mencuci tangan. 

Namun, kita bisa melihat di televisi dan media sosial bahwa para petugas haji, juga sangat ketat mengatur jamaah untuk taat terhadap protokol kesehatan.

 
Mudah-mudahan pelaksanaan haji 2021 ini bisa menjadi introspeksi diri, tidak hanya bagi rakyat Indonesia, tetapi juga bagi pemerintah saat menerapkan kebijakan pencegahan kasus Covid-19 dan pengawasaan dari kebijakan tersebut.  
 
 

Kita berharap, contoh dari jamaah haji di Tanah Suci tersebut dapat diterapkan oleh umat dalam aktivitasnya sehari-hari di Tanah Air. Baik saat masyarakat melaksanakan ibadah di masjid, maupun dalam kegiatan sehari-hari di luar tempat ibadah. Mari kita selalu mematuhi protokol kesehatan dan jangan lengah dengan merasa bahwa wabah ini sudah bisa dikendalikan. 

Lebih-lebih pada saat ini. Ancaman lonjakan wabah Covid-19 masih cukup besar di negeri kita tercinta ini. Memang secara angka, jumlah yang terinfeksi Covid-19 dalam tiga hari terakhir menurun di bawah angka 50 ribu dalam sehari, bahkan berada di bawah angka 40 ribu. Namun, penyebabnya adalah penelusurannya juga turun 60 persen dalam tiga hari ini. 

Apabila tidak patuh dan tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat, kita juga yang akan menanggung akibatnya. Dalam satu bulan terakhir ini, kita merasakan ketika lonjakan kasus terinfeksi di angka 30 ribu sampai 50 ribu, rumah sakit-rumah sakit tidak mampu menampung pasien. 

Selain itu, kita juga kesulitan memperoleh oksigen untuk warga terpapar Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah serta untuk pasien yang dirawat di rumah sakit.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat