vaping | Planetofthevapes.co.uk

Sehat

Cedera Paru-Paru Meningkat karena Vaping

Survei terbaru menemukan, 70 persen dari kasus cedera paru-paru melibatkan laki- laki dan 37 persen berasal dari pengguna di bawah usia 21 tahun.

Kematian akibat penyakit paru akibat merokok meningkat. Bahkan, saat ini tidak hanya rokok, tetapi juga rokok elektrik (vaping). Jumlah kasus cedera paru terkait vapingmelonjak menjadi 1.080 pasien dan kematian menjadi 18 jiwa. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)mengatakan, penyebab spesifik penyakit pada pasien tersebut masih belum jelas.


CDC memperkirakan, asap beracun kimia menjadi penyebab penyakit terkait vaping. Berdasarkan laporan CDC, seperti dilansir di USA Todaypada Kamis (3/10), dari 48 negara bagian dan Kepulauan Virgin, AS mewakili peningkatan dari pekan lalu sebanyak 805 kasus paru. Semua itu terkait vapingdan kematian 12 jiwa.


Wakil Direktur Utama CDC Anne Schuchat mengatakan, peningkatannya cepat dan melibatkan cedera yang sangat serius. Dia mengatakan, CDC merekomendasikan agar orang tidak menggunakan produk vaping, khususnya yang menggunakan THC atau senyawa psikoaktif utama dalam ganja.
Rokok tidak boleh digunakan pemuda, ibu hamil, atau orang-orang yang sebelumnya tidak menggunakan produk tembakau.


Survei terbaru menemukan, 70 persen dari kasus cedera paru-paru melibatkan laki- laki dan 37 persen berasal dari pengguna di bawah usia 21 tahun. CDC mengatakan, penyebab penyakit masih diselidiki, studi klinik Mayo mengatakan penyebabnya diduga asap kimia beracun.


Temuan itu didasarkan pada biopsi dari 17 orang yang dikonfirmasi atau kemungkinan kasus cedera paru terkait vaping, termasuk dua pasien yang meninggal. Semua subjek memiliki riwayat vaping, sebanyak 71 persen dari mereka menggunakan minyak ganja atau ganja.


Schuchat mengatakan, penelitian Mayo Clinic cukup membantu, tetapi penyelidikan penyebabnya masih dalam tahap awal. Gejala awal dari cedera paru-paru, termasuk batuk, sesak napas, kelelahan, nyeri dada, mual, muntah, dan diare.


Terlepas dari spekulasi beberapa peneliti bahwa luka-luka itu mungkin terkait dengan penumpukan zat berlemak (lipid) di paru- paru. Studi Mayo Clinic mengatakan, tidak ada kasus yang menunjukkan bukti pneumonia lipid. "Meskipun kami tidak dapat mengabaikan peran potensial lipid, kami belum melihat ada yang menyarankan ini adalah masalah yang disebabkan akumulasi lipid di paru."


Brandon Larsen, ahli patologi bedah di Mayo Clinic di Scottsdale, Arizona, mengatakan, alih-alih tampak seperti cedera kimia, penyakit itu lebih mirip dampak paparan asap kimia beracun, gas beracun, dan agen beracun.


Penelitian telah menunjukkan, produk yang mengandung THC atau minyak ganja lainnya, seperti cannabidiol atau CBD, dapat mewabah.Ini adalah krisis kesehatan masyarakat dan banyak orang bekerja dengan panik sepanjang waktu untuk mencari tahu apa penyebab pelakunya atau penyebabnya, serta bahan kimia apa yang mungkin bertanggung jawab.


Berdasarkan apa yang telah kita lihat dalam penelitian kami, kami menduga bahwa sebagian besar kasus melibatkan kontaminan kimia, produk sampingan beracun, atau agen berbahaya lainnya dalam cairan vape, ujar dia.


Pekan lalu, Massachusetts mengumumkan larangan empat bulan untuk semua alat dan aneka rasa vaping. Michigan, New York, dan Rhode Island sebelumnya juga telah membatasi rokok elektrik. Bahkan, San Francisco melarang penjualan dan distribusi perangkat vaping.


Dalam laporan terkait, Pusat Statistik Kesehatan Nasional (CDC) mengatakan, survei menemukan, dari 2014 hingga 2018, persentase orang dewasa 18 sampai 24 tahun yang merokok turun dari 16,7 persen menjadi 7,8 persen. Persentase orang dewasa dalam kelompok usia itu yang menggunakan rokok elektrik meningkat dari 5,1 persen menjadi 7,6 persen menurut survei. (ed:dewi mardiani)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat