Tajuk
Perpanjangan PPKM Darurat
Kita pun berharap pemerintah bisa menggunakan perpanjangan waktu PPKM darurat ini untuk melakukan langkah-langkah yang lebih konkrit .
Pemberlakukan pembatasan kegiatan (PPKM) darurat yang dilaksanakan sejak Juni lalu tak kunjung menurunkan kasus Covid-19. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memutuskan memperpanjang PPKM darurat hingga tanggal 25 Juli.
Sebuah keputusan yang sulit tentunya. Di satu sisi memperpanjang PPKM darurat tentu akan menambah penderitaan rakyat. Di sisi lain jika tak diperpanjang dikhawatirkan kasus Covid-19 akan bertambah banyak.
Artinya, ini adalah keputusan yang tidak bisa dihindari. Kita berharap rentang waktu hingga 25 Juli nanti benar-benar bisa menurunkan kasus Covid-19. Jika tidak kesulitan tentu akan semakin besar. Saat ini rumah sakit sudah kewalahan menerima pasien. Pasien yang dirawatpun terancam tak bisa ditangani dengan baik, karena sebagian rumah sakit kekurangan oksigen.
Kita berharap rentang waktu hingga 25 Juli nanti benar-benar bisa menurunkan kasus Covid-19.
Kemarin kasus Covid-19 mencapai angka 38.325 hari ini. Angka ini sudah menurun dari beberapa haris sebelumnya yang menembus 50 ribu. Kita berharap ini merupakan tanda-tanda trend menurun. Namun begitu, angka kemarian masih saja tinggi, masih di atas 1.000 orang, atau tepatnya 1.280 kasus. Total positif Covid-19 secara kumulatif sejak Maret 2020 hingga kemarin berjumlah 2.950.058. Jika trend kenaikan seperti kemarin dan sebelumnya, maka hari ini atau luasa jumlah kasus kumulatif menembus 3 juta.
Jokowi mengatakan, jika kasus Covid-19 terus mengalami trend penurunan selama perpanjangan PPKM darurat, maka pemerintah akan melakukan pembukaan secara bertahap. Jokowi mengatakan, pemerintah memahami dinamika di lapangan dan mendengar suara-suara masyarakat terdampak PPKM. Karena itu, jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan bertahap.
Kita tentu tak berharap PPKM darurat diperpanjang setelah 25 Juli. Saat ini pun sudah muncul suara-suara penolakan PPKM darurat dari sejumlah daerah. Penerapan PPKM ini benar-benar memukul perekonomian rakkyat. Mereka yang mengandalkan pendapatan dari sektor nonformal jelas-jelas tak bisa bergerak, Khususnya mereka yang tinggal di Jakarta-Bali tempat PPKM darurat diterapkan.
Karena itu kita berharap perpanjangan PPKM darurat ini benar-benar bisa menekan laju persebaran Covid-19. Kita memang sudah lelah dengan situasi serba terkungkung seperti saat ini, tapi kita mesti bersabar sampai kondisinya benar-benar normal.
Mereka yang mengandalkan pendapatan dari sektor nonformal jelas-jelas tak bisa bergerak.
Kita pun berharap pemerintah bisa menggunakan perpanjangan waktu PPKM darurat ini untuk melakukan langkah-langkah yang lebih konkrit dan effektif dalam menanggulangi Covid-19. Salah satu kelemahan yang jelas terlihat dalam penanggulangan Covid-19 ini adalah kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Selain itu koordinasi di dalam pemerintahpun masih kedodoran. Ini terlihat dari pernyataan-pernyataan pejabat pemerintah yang saling bertentangan, sehingga membuat masyarakat menjadi semakin bingung.
Jangan sampai masyarakat menjadi putus asa dengan kondisi yang terjadi saat ini. Kita masih punya harapan besar untuk menanggulangi pandemi ini. Jangan putuskan harapan itu.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.