Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Jalan Tauhid

Ini bisa menjadi model pertolongan Allah lewat jalan tauhid.

Oleh ABDUL MUID BADRUN

OLEH ABDUL MUID BADRUN 

Di tengah situasi yang semakin sulit dan tidak menentu ini, hanya ada satu yang bisa menyelamatkan kita, Allah azza wajalla. Apa maksudnya?

Kita umat Islam menyakini bahwa Alquran adalah pedoman dan petunjuk jalan kehidupan. Ketika ada masalah, sesulit apa pun, Alquran hadir sebagai jawabannya. Sebagai contoh jawaban Alquran: “Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." (QS al-Insyirah: 5-6).

Ungkapan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan sampai diulang dua kali. Hal ini menunjukkan ketegasan Allah bahwa ketika kita mengalami kesulitan (sesulit apa pun), maka yakinlah, sekali lagi yakinlah (ilmu tauhid) Allah sudah siapkan kemudahannya.

Masalahnya, kita kurang sabar. Itu saja! Kita juga kurang ikhlas, sehingga bersikap sebaliknya. Ini yang akhirnya kontraproduktif. Bahkan, sering tumbang sebelum menemukan kemudahan. Kelompok terakhir ini sering meragukan kebesaran Allah (Allahu Akbar!), juga menyangsikan bahwa janji Allah itu benar adanya.

Mindset hidup seperti ini harus kita bangun. Bahkan, ketika masa pandemi, virus korona makin hari makin merajalela. Berharap bantuan pemerintah tentu akan kecewa ujungnya. Berharap pertolongan manusia juga akan berakhir penyesalan. Maka, fokuskan dan sandarkan hidup dengan segala kesulitannya hanya pada-Nya.

Nah, dari sinilah kita semua bisa mengukur, bisa muhasabah (introspeksi diri) sudah sampai di mana ketauhidan kita menyakini keberadaan-Nya. Dengan bahasa lain, ilmu tauhid kita sudah benar atau belum.

Jangan-jangan selama ini kita beraktivitas melakukan pekerjaan dari pagi sampai malam bahkan sampai pagi lagi, hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup semata. Tidak ada niat yang lebih mulia, bahwa saya bekerja ini untuk mengharap ridha-Nya.

Saya ulang sekali lagi, saya bekerja ini semata-mata hanya mengharap ridha-Nya, titik! Bukan ridha atasan, bos, teman, sahabat, dan sebutan-sebutan lain yang sifatnya hanya sementara. 

Jadi, mindset-nya hidupnya harus diubah dari yang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup menjadi memenuhi perintah dan ridha-Nya. Kalau ini yang jadi pedoman kita, apa pun hasil dari pekerjaan dan aktivitas kita setiap harinya, akan selalu dikembalikan kepada ridha-Nya semata. Sehingga, kesulitan pun tidak pernah dianggap sebagai kesulitan, tapi jalan tauhid untuk meraih ridha-Nya. (QS adz-Dzariyat: 56). 

Karena ini jalan, kita perlu menjalaninya dengan sepenuh hati dan hati yang gembira. Mengapa? Karena ujungnya adalah kemudahan demi kemudahan (kemenangan). Ini bisa menjadi model pertolongan Allah lewat jalan tauhid.

Arti tauhid di sini bermakna tak ada yang lebih berarti, tak ada yang lebih abadi, tak ada yang bisa menolong, tak ada yang bisa diharapkan, dan tak ada yang mampu mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin selain dari-Nya, Allah semata, satu dan tak ada yang setara dan menyerupai-Nya. (QS al-Ikhlas: 1-4).

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat