flu babi | thepitbrightinstitute

Sehat

Kasus Baru Flu Babi Afrika

Korsel meningkatkan kewaspadaan penyakit yang bersumber dari hewan ke level tertinggi.

Pemerintah Korea Selatan (Korsel) telah mengonfirmasi adanya kasus baru flu babi Afrika di peternakan babi dekat ibu kota Seoul. Konfirmasi ini dikeluarkan setelah virus flu babi Afrika muncul kali pertama pada 17 September lalu.


Kasus baru terjadi di peternakan babi Kota Gimpo dengan sekitar 1.800 babi. Kota Gimpo letaknya hanya 14 kilometer dari selatan Kota Paju, kota pertama yang terjangkiti flu babi Afrika. Kasus lainnya, masih di kota Paju, sekitar 2.300 babi telah dinyatakan positif terserang flu babi Afrika.


"Sejak wabah pertama, lebih dari 15 ribu babi telah dimusnahkan dari populasi total babi di negara kami lebih dari 12 juta babi," kata Menteri Pertanian Korsel Kim Hyeon-soo, dilansir Reuters, Selasa (24/9).


Sebagai negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia, Korsel meningkatkan kewaspadaan penyakit yang bersumber dari hewan ke level tertinggi. Pemerintah juga meningkatkan langkah-langkah desinfeksi untuk menjaga penyebaran virus lebih lanjut.


Selain di Korsel, flu babi Afrika kini telah menyebar ke seluruh Cina. Selain itu, terdapat juga ternak yang terinfeksi di Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Laos, dan Filipina. Thailand telah memusnahkan ratusan ekor babi pekan lalu untuk mencegah potensi flu babi Afrika.Myanmar, Laos, dan Kamboja telah mengonfirmasi kasus penyakit mematikan tersebut.


"Kami telah membunuh lebih dari 200 ekor babi di dua peternakan di sana," kata Npporn Mahakanta, kepala kantor peternakan provinsi, di Thailand kepada Reuters. Flu babi Afrika pertama kali dideteksi di Asia pada Agustus lalu dan kini menyebar, termasuk ke Korsel.Thailand telah berada dalam kondisi siaga tinggi sejak negara tetangga melaporkan wabah dan telah melarang impor babi dan produk daging babi dari Laos maupun Myanmar. Pencegahan itu dilakukan untuk menghindari infeksi virus tersebut terhadap manusia.


Sebelumnya, setidaknya 21 orang meninggal dunia akibat wabah flu babi (H1N1) pada Juli 2019 di Myanmar. Hal itu dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan setempat."Sebanyak 21 orang termasuk empat enak telah meninggal akibat influenza H1N1 musiman selama beberapa pekan terakhir," ujar petugas informasi Kementerian Kesehatan dan Olahraga Myanmar, Phyu Phyu Aye, dilansir Anadolu Agency, Selasa (2/7).


Kematian pertama terkait virus H1N1 atau flu babi dilaporkan pada 19 Juni 2019. Aye mengatakan, sebanyak 99 dari 340 pasien dinyatakan positif mengidap virus flu babi di tiga wilayah, yakni Yangon, Sagaing, dan Ayeyawaddy.


Sementara itu, awal September ini seorang warga diduga terkena virus tersebut sepulang berhaji. Warga Lampung, HE (66 tahun), dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek, Bandar Lampung, Rabu (4/9). Pasien itu sudah dinyatakan negatif.Benar ada pasien yang sedang dalam pengawasan intensif di ruang isolasi, kata dr Asih Hendrastuti di Bandar Lampung, Rabu (4/9). (reuters ed:dewi mardiani)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat