Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Amalan Dzulhijah

Oleh Alexander Zulkarnaen

 

OLEH ALEXANDER ZULKARNAEN

Sungguh betapa Allah Azza wa Jalla sangat mencintai amalan yang dilakukan pada bulan Dzulhijah, terutama pada sepuluh hari pertamanya. Imam Bukhari dalam Shahihnya meriwayatkan pernyataan Nabi Muhammad SAW dari Ibnu Abbas RA, “Tiada hari di mana amal saleh lebih dicintai Allah melebihi hari-hari ini, yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijah.” 

Sahabat bertanya, “Ya Rasulallah, tidak juga jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah?” Rasul menjawab, “Tidak juga dengan jihad, kecuali seorang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya serta tidak kembali (gugur sebagai syahid).”

Bahkan, sebagai bukti keagungan beramal pada bulan yang menjadi bagian asyhurul hurum (bulan suci) ini, Allah kemudian bersumpah atas namanya, “Dan demi malam yang sepuluh” (QS al-Fajr: 2).

Pertanyaannya, amalan apa yang sangat dianjurkan pada sepuluh hari pertama Dzulhijah ini? Pertama, puasa sunah. Boleh dilakukan berurutan dari awal bulan sampai hari kesembilan. Hal ini berdasarkan riwayat Hunaidah bin Khalid, “Rasulullah SAW biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari Asyura, berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan pada Senin dan Kamis” (HR Abu Daud dan An-Nasa’i). 

Boleh pula hanya puasa satu hari, yakni puasa Arafah. Puasa hari kesembilan Dzulhijah ini menjadi sunah yang sangat dianjurkan bagi yang tidak berhaji. Bahkan ayyamul asyr (sepuluh hari yang ditentukan) ini menjadi istimewa karena adanya hari Arafah. Hari di mana Allah akan mengampuni hambanya yang berpuasa. “Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun lalu dan setahun akan datang.” (HR Muslim).

Kedua, haji dan umrah. Sepuluh hari awal Dzulhijah adalah penutup asyhurum ma’lumat, yaitu bulan pelaksanan haji. “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi”(QS al-Baqarah: 197). Hanya, pandemi yang belum berhenti menunda para dhuyufurrahman ini memenuhi panggilan Ilahi. 

Amalan ketiga, takbir dan zikir. Sepuluh hari pertama Dzulhijah juga bagian dari ayyam ma’lumaat yang disyariatkan untuk berzikir (QS al-Hajj: 28). Keempat, shalat Idul Adha. Allah Ta’ala berfirman, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah”(QS al-Kautsar : 2). 

Idul Adha tahun ini kita masih berada di tengah pandemi. Bahkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat juga telah dilaksanakan demi mencegah dan memutus mata rantai penularan Covid-19. Karena itu, Fatwa MUI Nomor 36 Tahun 2020 tentang Shalat Idul Adha Dan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Wabah Covid-19 bisa menjadi rujukan dan panduan bagi masyarakat dalam melaksanakan ibadah.

Kelima, berkurban. Allah Ta’ala berfirman, “…dan berkurbanlah” (QS al-Kautsar : 2). Rasulullah SAW bersabda, “Seluruh hari Tasyrik adalah hari penyembelihan (kurban).” (HR Ahmad). Berkurbanlah karena masa pandemi adalah masa berbagi. Daging kurban akan sangat berarti bagi saudara yang terdampak pandemi.

Akhirnya, terlalu agung sepuluh hari pertama Dzulhijah untuk dilewatkan begitu saja tanpa berburu amal saleh yang telah disyariatkan.

Allahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat