Spanduk pemberitahuan oksigen habis tertempel di pintu masuk agen isi ulang oksigen, di Jalan AH Nasution, Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (9/7/2021). Pedagang mengaku oksigen isi ulang mulai langka bahkan habis sejak Ahad (4/7). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Kabar Utama

Bantuan Oksigen Tiba

Daerah masih mengkhawatirkan pasokan oksigen.

JAKARTA -- Bantuan dari mancanegara guna mengatasi kebutuhan oksigen Indonesia terkait lonjakan pandemi belakangan mulai tiba, Jumat (9/7). Australia dan Singapura, dua negara tetangga Indonesia, menjadi yang paling awal mengulurkan tangan.

Singapura mengirimkan 200 ventilator, 256 tabung oksien kosong kapastias 50 liter, masker, sarung tangan, alat pelindung diri (APD) tutup kepala dan alat kesehatan lain. Menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI, dukungan pemerintah Singapura dikirim melalui jalur udara.

Pemerintah Indonesia juga melakukan pengadaan secara mandiri dengan membeli 10 ribu unit konsentrator oksigen, yang sebagian kecil, yaitu 30 unit, telah tiba bersama dengan dukungan Pemerintah Singapura.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, kerja sama dan kolaborasi adalah prinsip yang terus dikedepankan agar dunia dapat segera keluar dari pandemi ini secara bersama. "No one is safe until everyone is," ujar Menlu Retno dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama global.

photo
Papan informasi oksigen habis dipasang di tempat jasa isi ulang tabung oksigen di Yogyakarta, Jumat (9/7/2021). Hingga kini pasokan oksigen masih belum normal. Prioritas pasokan oksigen dari produsen masih untuk medis atau rumah sakit. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ada pula bantuan Kementerian Pertahanan Singapura untuk Kementerian Pertahanan RI berupa alat-alat pelindung kesehatan, yakni 756 tabung oksigen, 600 konsentrator oksigen, 220 ventilator, dan perlengkapan APD termasuk masker bedah, masker N95, dan kelengkapan alat bedah atau APD.

Bantuan dari Australia juga tiba kemarin dengan pesawat udara berupa 1.000 ventilator. Hingga pekan depan akan dijadwalkan beberapa kedatangan bantuan internasional, termasuk 250 ribu dosis vaksin Sinopharm bantuan Uni Emirat Arab.

Pemerintah juga akan membeli tujuh unit generator oksigen dan 36 ribu ton oksigen untuk 30 hari ke depan. "Jadi bukan hanya bantuan atau donasi saja, tetapi juga ada alat kesehatan yang dibeli pemerintah," ujar Luhut.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne sebelumnya menyatakan telah membahas krisis Covid-19 dengan Menlu Retno Marsudi, Rabu (7/7). Ia menjanjikan bantuan untuk "memperluas kapasitas tes yang cepat, mempertahankan layanan kesehatan yang ada, dan membantu fasilitas medis darurat" di Indonesia, meski tidak memberikan rincian lebih lanjut.

photo
Pekerja duduk di atas tabung kosong di agen isi ulang oksigen, Jalan A H Nasution, Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/7/2021). Pedagang mengaku oksigen isi ulang mulai langka bahkan habis sejak Ahad (4/7) menyusul tidak adanya pasokan dari distributor pasca lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bandung. - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Dukungan kerja sama juga telah ditawarkan sejumlah negara kepada Indonesia, yaitu Amerika Serikat, Belanda, Australia, Jepang, Inggris, Singapura, UAE, India, Cina, dan entitas internasional lainnya. Sebelumnya, Indonesia juga ikut mengirimkan bantuan ribuan tabung oksigen saat India didera krisis.

Kondisi daerah

Ketersediaan oksigen di daerah-daerah hingga Jumat masih mengkhawatirkan. Di Banyumas, Jawa Tengah, pasokan hanya cukup untuk hitungan jam dan harus terus mengandalkan kedatangan kiriman tepat waktu.

"Kami minta rumah sakit yang masih agak longgar stok oksigennya untuk meminjamkan ke rumah sakit yang stok oksigennya kritis. Setelah pasokan datang, oksigen di rumah sakit itu kami kembalikan," kata Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Sadiyanto, Jumat.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung di Jawa Barat juga mengungkapkan kebutuhan oksigen masih lebih tinggi dari pasokan. “Rumah sakit menambah bed karena pasien di luar signifikan meningkat lima kali lipat. Penambahan bed tidak diimbangi kenaikan oksigen," ujar Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah, Kamis (8/7).

Pihaknya bersama stasiun pengisian oksigen berusaha mengatur pasokan agar terjamin di rumah sakit dan puskesmas. "Alhamdulillah sampai hari ini bisa mengatur jadwal pengaturan oksigen sehingga beberapa rumah sakit IGD-nya yang ditutup seperti RSKIA, RSUD, dan Al Islam mulai dibuka," katanya.

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, juga mengatakan masih mengkhawatirkan kelancaran pasokan oksigen bagi pasien Covid-19 di daerahnya. Ia mencontohkan, RSUD Gondo Soewarno membutuhkan oksigen 2.100 meter kubik per hari. Sedangkan, pasokan oksigen masih berkisar 1.500 meter kubik hingga 1.800 meter kubik per hari.

Dengan kondisi itu, penambahan tempat tidur untuk mengatasi membeludaknya pasien Covid-19 akan berisiko. “Kalau masih ada kendala kebutuhan oksigennya dikhawatirkan justru menjadi masalah baru,” kata Ngesti, di Semarang, Jumat (9/7).

Saat ini sejumlah desa juga membutuhkan oksigen bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri. “Kami berharap, terkait permasalahan oksigen bisa ada solusi, sehingga upaya menambahh pelayanan di rumah sakit akan dapat dilakukan di Kabupaten Semarang ini,” kata Ngesti.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat