Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Cara Allah Mengazab Suatu Negeri

Suku bangsa Ad, Tsamud, dan Firaun sudah merasakan pedihnya azab.

 

 

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Dalam Alquran surah al-Fajr, Allah SWT menerangkan tentang tiga contoh kaum terdahulu. Ketiganya sudah merasakan pedihnya azab. Suku-suku bangsa itu adalah Ad, Tsamud, dan Firaun.

Mereka bukanlah golongan yang tidak berhasil membangun kesuksesan selama di dunia. Bahkan, ketiganya dapat dikatakan telah mencapai puncak kejayaan materiel.

Kaum Ad, yang berpusat di Iram—sebuah kota kuno di Semenanjung Arab—dikenal pandai mendirikan bangunan-bangunan tinggi. Karya mereka bisa dianggap sebagai “pencakar langit” pada masa itu. “Iromadzaatil ‘imaad,” begitu bunyi ayat ketujuh surah al-Fajr, menyinggung karakteristik kaum tersebut.

Kaum Tsamud berhasil mengubah dinding-dinding gunung batu cadas. Dengan kemahiran, mereka menjadikan sisi gunung tersebut sebagai bangunan-bangunan indah atau istana. “Wa tsamudalladziina jaabush shokhro bilwaad”, "dan (terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah.”

Terakhir, kaum Firaun yang dijelaskan telah berhasil membangun piramid-piramid dan kuil-kuil dengan banyak tiang nan megah. “Wa fir’auna dzil autaad”, "dan (terhadap) Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar)."

Dari redaksi ayat-ayat di atas, tergambar bahwa Allah sendiri yang menyebutkan bukti-bukti keberhasilan mereka secara materiel. Namun, penyebutan itu sama sekali tidak bermaksud untuk membanggakannya.

Semua itu diceritakan kepada umat Nabi Muhammad SAW untuk menegaskan, pencapaian-pencapaian mereka adalah sangat kecil dalam pandangan Allah Ta’ala.

 
Bagi-Nya, letak kemuliaan suatu kaum bukan pada harta dan kemegahan fasilitas, melainkan pada keimanan dan ketakwaan.
 
 

Allah tidak butuh dengan seluruh yang mereka raih. Bagi-Nya, letak kemuliaan suatu kaum bukan pada harta dan kemegahan fasilitas, melainkan pada keimanan dan ketakwaan. “Inna akramakum ‘indallahi atqaakum”, "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa". Demikian arti surah al-Hujurat ayat 13.

Menurut Nabi Muhammad SAW, generasi yang terbaik ialah pada zaman sahabat, lalu generasi sesudahnya (tabiin), lalu yang berikutnya lagi (tabiit tabiin). “Khairul quruuni qarnii, tsumma alladziina yaluunahu, tsumma alladziina yaluunahu.” Bahwa ketiga generasi ini jauh lebih baik daripada generasi sekarang disebabkan kualitas mereka. Ketiganya menunjukkan ketakwaan yang nyaris sempurna.

Jadi, azab yang ditimpakan kepada kaum Ad, Tsamud, dan Firaun disebabkan perbuatan mereka sendiri. Masing-masing telah melakukan penyimpangan. Ketiganya mengingkari risalah kebenaran yang telah ditunjukkan Allah melalui nabi-nabi-Nya.

Dengan kata lain, baik Ad, Tsamud, maupun Firaun tidak beriman dan tidak pula bertakwa kepada-Nya. Allah SWT berfirman dalam ayat ke-11 surah al-Fajr, “Alladziina thaghau fil bilaad.”

Kata thagha berarti "melampaui batas". Perbuatan mereka yang melampaui batas itu lalu memunculkan kerusakan-kerusakan; diterangkan dalam ayat berikutnya, “Fa aktsaruu fiihal fasaad.”

Kata aktsaruu menunjukkan makna banyak. Artinya, kerusakan itu menyebar dalam berbagai bentuk. Sudah otomatis di tengah negeri yang banyak maksiat dan dosa, harta haram, kezaliman, dan perzinaan akan lebih menggurita. 

Dalam kondisi yang penuh kerusakan seperti itu, Allah langsung menurunkan azab-Nya kepada negeri-negeri tersebut. “Fashabba ‘alaihim rabbuka sautha ‘adzaab.” Jangan dikira bahwa Allah lalai. “Inna rabbaka labil mirshaad”, "Sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi."

Sesungguhnya Allah selalu mengintai para pendosa, kapan mereka akan diazab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat