Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Ikhtiar Sampai Akhir

Kita tak boleh putus asa dan menyerah dari mengakhiri pandemi dengan ikhtiar sungguh-sungguh.

Oleh FAJAR KURNIANTO

OLEH FAJAR KURNIANTO

Di musim pandemi Covid-19 yang belum berakhir, sesama manusia, khususnya orang Mukmin, mesti saling mengingatkan, menyemangati, dan menjaga. Kepada orang yang telah terpapar, kita berikan doa dan motivasi agar dia tidak jatuh mental, stres, hingga imunnya menurun yang akan makin membuat kondisinya memburuk.

Kepada orang yang tidak terpapar, kita selalu mengingatkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan serta kehidupan yang bersih dan sehat. Tidak semua orang mengikuti anjuran ahli kesehatan. Banyak yang mengabaikan protokol kesehatan. Sebagian karena tidak memercayai Covid-19, sebagian mungkin bosan karena pandemi yang tak kunjung usai.

Sementara di belahan dunia lain, seperti kita baca di media, ada yang telah membolehkan masyarakatnya membuka masker, berkerumun, dan hidup normal seperti sebelum ada pandemi. Kita lupa, mereka sesungguhnya telah melalui perjuangan yang tak berbeda dengan kita. Ketika mereka berhasil, kita belum.

Mereka telah melakukan ikhtiar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, mengarantina wilayah dengan efektif, melakukan tes dan pelacakan yang masif, vaksinasi yang menyeluruh, dan pemerintahnya sungguh-sungguh mengawal semua itu tanpa korupsi atau terlibat perdebatan dan perseteruan politik yang tak perlu.

Fokus mereka adalah mengatasi pandemi dengan baik. Hasil ikhtiar keras mereka membuahkan hasil positif. Sementara kita, justru tengah berada di kurva kasus terpapar yang kian menanjak.

Virus tidak pandang materi yang ditempeli. Ia mengenai apa pun atau siapa pun ketika ada media pengantarnya. Maka, ikhtiar kita adalah memutus media itu sehingga virus tak menjangkau kita. Ini perlu ikhtiar yang tidak ringan dan hasil positif tidak bisa kita dapatkan secara instan atau tiba-tiba.

Pandemi adalah takdir kita hari ini yang mungkin tak kita inginkan. Namun, melalui ikhtiar, kita bisa memilih takdir lain untuk selamat dari dampak buruknya.

Seperti dalam kisah Khalifah Umar bin al-Khattab yang berkata, “Kita pergi dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lainnya,” ketika dia memilih untuk kembali ke Madinah, alih-alih tetap masuk ke Syam yang tengah dilanda wabah taun. Umar telah menyelamatkan dirinya dan banyak orang dari terpapar wabah.

Itulah praktik protokol kesehatan sederhana yang menyelamatkannya dari penyakit. Umar tidak nekat atau merasa kebal dengan masuk ke sana. Dia mengimani takdir Allah.

Namun, ia percaya Allah juga membuat takdir lain yang bisa dia pilih. Ikhtiar sendiri berarti “memilih”. Karena itu, ada shalat istikharah yang tujuannya adalah memohon diberikan pilihan terbaik dari dua hal atau lebih. Manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih dengan konsekuensi masing-masing.

Pandemi yang hari-hari ini makin menambah banyak korban meninggal ini perlu dilawan dengan ikhtiar hingga akhir. Kita tak boleh putus asa dan menyerah dari mengakhiri pandemi dengan ikhtiar sungguh-sungguh.

Allah berfirman, “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (QS az-Zumar [39]: 53). Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat