Anggota satuan tugas penanganan Covid-19 menggantungkan makanan di pagar rumah warga yang menjalani isolasi mandiri di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (22/6/2021). | ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

Opini

Menutup Kesenjangan Gender

Terlepas dari pencapaian yang diraih, belum ada satu negara pun yang mencapai kesetaraan gender.

VALERIE JULIAND, UN Resident Coordinator; OLIVIER CHAMBARDDuta Besar Prancis untuk Indonesia; ARMANDO G ALVAREZ, Duta Besar Meksiko untuk Indonesia

Saat pandemi Covid-19 mulai menyebar di Sulawesi Tengah awal 2020, Ibu Yuyun, pedagang makanan, menghadapi dua tantangan bersamaan yang memengaruhi penghasilannya.

Pertama, menurunnya penghasilan karena protokol kesehatan yang melarangnya berdagang di pasar tradisional dan menyulitkannya membayar cicilan utang untuk membeli bahan makanan yang ia jual di kiosnya.

Muncul pula tambahan pengeluaran: walaupun masker tersedia di lingkungannya, kelangkaan membuat harganya mahal. Ia menyadari banyak pedagang pasar di Sulawesi Tengah pada situasi yang sama. Ia lalu menggerakkan sekelompok perempuan untuk membeli masker.

 
Di sepanjang 17 ribu pulau di Indonesia, perempuan berkontribusi pada sektor formal dan informal bagi pemulihan ekonomi dari pandemi. 
 
 

Mereka mengumpulkan sumber daya, berbagi tips pemasaran, dan menjual alat pelindung diri dengan harga terjangkau secara daring. Usaha baru ini dengan cepat berkembang dan merambah ke produk lainnya, seperti pakaian, kue, dan keripik pisang.

Di sepanjang 17 ribu pulau di Indonesia, perempuan berkontribusi pada sektor formal dan informal bagi pemulihan ekonomi dari pandemi. Namun, ketidaksetaraan akses keuangan, pelatihan, dan teknologi mengakibatkan potensi perempuan tak dapat terealisasi.

Mencari cara menutup kesenjangan gender di sektor finansial dan digital adalah satu dari enam topik utama yang dibahas pemimpin dunia, organisasi masyarakat sipil, aktivis muda, pada Generation Equality Forum (GEF) pekan ini di Paris, Prancis.

Diselenggarakan oleh UN Women, Badan PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, dengan Pemerintah Prancis dan Meksiko sebagai tuan rumah. GEF digelar bertepatan dengan meningkatnya perhatian pentingnya kesetaraan gender.

Berbagai laporan mengindikasi naiknya kekerasan berbasis gender secara global selama pandemi. Di sisi lain, banyak pencapaian terhadap kesetaraan gender justru mengalami kemunduran. Maka itu, aksi konkret pemberdayaan perempuan sangat penting.

Beberapa komitmen dibuat, di antaranya 15 juta dolar AS dari Ford Foundation untuk Equality Fund guna menginisiasi Aliansi Global untuk Gerakan Feminis Berkelanjutan dan 10 juta dolar AS dari Kanada untuk UN Trust Fund to End Violence Against Women.

 
Berbagai laporan mengindikasi naiknya kekerasan berbasis gender secara global selama pandemi. Di sisi lain, banyak pencapaian terhadap kesetaraan gender justru mengalami kemunduran. 
 
 

Indonesia juga salah satunya. Koalisi yang terdiri atas perempuan anggota DPR akan bergabung bersama pembuat komitmen lainnya dari seluruh dunia menegaskan komitmen memperkuat partisipasi politik dan ekonomi perempuan.

Perusahaan fintech Indonesia, penanda tangan Women’s Empowerment Principles, Amartha—yang memberi modal bagi Ibu Yuyun pada awal 2020— berkomitmen memastikan satu juta perempuan di perdesaan memiliki akses pinjaman modal kerja pada 2022 dan lima juta perempuan lain dalam lima tahun ke depan.

Sudah lebih dari seperempat abad sejak komunitas internasional berkumpul pada 1995 membentuk Platform Aksi Beijing, komitmen global untuk aksi nyata dan strategis bagi kesetaraan gender. Ini telah membuat perubahan berarti di seluruh dunia.

Terlepas dari pencapaian yang telah diraih, belum ada satu negara pun mencapai kesetaraan gender. Faktanya, 26 tahun sejak komitmen Beijing dibuat, implementasi  agenda kesetaraan gender di seluruh dunia masih sangat lambat.

Faktanya, 26 tahun sejak komitmen Beijing dibuat, implementasi  agenda kesetaraan gender di seluruh dunia masih sangat lambat.

 
 

Berdasarkan estimasi World Economic Forum, melihat kemajuan kesetaraan gender saat ini, kesetaraan upah ataupun dalam kepemimpinan antara perempuan dan laki-laki, baru dapat dicapai, setidaknya 135 tahun lagi.

Pandemi global memperburuk situasinya. Misalnya, pada 12 negara di bawah pengawasan PBB, kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan yang dilaporkan berbagai institusi meningkat 83 persen dari 2019 hingga 2020.

Meski perempuan menanggung dampak ekonomi lebih besar selama pandemi, berdasarkan data UN Women dan UNDP, secara global, hanya sebagian kecil dari respons pemerintah yang sensitif gender.

Selain itu, meskipun 70 persen pekerja kesehatan dan pekerja sosial di garda depan pandemi adalah perempuan, hanya 30 persen di posisi pembuat keputusan. GEF memberikan kesempatan bersejarah mendorong perempuan di posisi sentral.

Sejak dimulai di Meksiko akhir Maret lalu, forum ini mendorong kembali gerakan kesetaraan gender, yang merupakan momen mobilisasi. Ini dasar bagi kesuksesan forum di Paris.

 
Komitmen inti dan rekomendasi GEF seharusnya juga dapat memberikan panduan bagi Indonesia, yang akan memegang presidensi atau menjadi tuan rumah pertemuan forum G20 pada akhir tahun ini.
 
 

Enam komitmen inti GEF mencakup kekerasan berbasis gender; otoritas tubuh dan hak kesehatan seksual dan reproduksi; aksi feminis bagi keadilan iklim; hak dan keadilan ekonomi; teknologi dan inovasi untuk kesetaraan gender; serta kepemimpinan dan gerakan feminis.

Komitmen inti dan rekomendasi GEF seharusnya juga dapat memberikan panduan bagi Indonesia, yang akan memegang presidensi atau menjadi tuan rumah pertemuan forum G20 pada akhir tahun ini.

Indonesia memiliki kesempatan bersejarah membuat perubahan transformatif terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan lebih besar terhadap negara-negara, yang mencakup 85 persen GDP dan dua pertiga populasi dunia.

Sejatinya, kesejahteraan global dan pertumbuhan inklusif berhubungan erat dengan pencapaian hak dan keadilan ekonomi bagi perempuan. Seperti dibuktikan Ibu Yuyun di Sulawesi Tengah, saat perempuan berdaya, masyarakat menerima manfaatnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat