Warga melintas di depan mural tentang pandemi COVID-19 di Kawasan Tebet, Jakarta, Selasa (15/9/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro selama dua pekan atau hingga 28 | ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Jakarta

Karantina Mikro di DKI untuk Cegah Covid-19

Pemprov DKI berupaya membendung penyebaran Covid-19 yang kini kian melonjak.

JAKARTA -- Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk segera mengambil tindakan mengingat lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah menerapkan karantina terbatas atau lockdown mikro pada tingkat RT dan RW zona merah.

"Ini harus cepat agar kasus penularan bisa segera ditekan. Karena memang kasus aktif di Jakarta sudah memasuki angka yang mengkhawatirkan," kata Pras, Selasa (15/6).

Berdasarkan data corona.jakarta.go.id, total pasien Covid-19 yang ada di Ibu Kota per tanggal 14 Juni 2021 sudah mencapai 17.444 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.410 pasien dirawat di rumah sakit dan 10.034 pasien menjalani isolasi mandiri.

Pras mengatakan, rata-rata pasien tersebut berasal dari 265 kelurahan di DKI Jakarta. Terbanyak dari Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat dengan total 285 kasus.

"Kemudian, tercatat di Kelurahan Cengkareng Timur 194 kasus, Pademangan Timur 187 kasus, Lubang Buaya 180 kasus, Kebon Jeruk 162 kasus, dan dari kelurahan-kelurahan lainnya," ujar Pras.

Menurut dia, agar upaya mereduksi angka penularan virus korona lebih efektif, perlu adanya pengawasan yang ketat dari Gugus Tugas Covid-19 di tingkat kelurahan. Sebab, jelas Pras, lemahnya pengawasan protokol kesehatan kerap kali menjadi salah satu penyebab upaya penanggulangan Covid-19 terasa sia-sia.

"Karena itu, kebijakan harus dibarengi dengan pengawasan. Di masalah ini, aparatur yang tergabung dalam Satgas harus tegas. RT dan RW yang ditetapkan sebagai lockdown mikro harus diawasi dan dicukupi kebutuhan pangannya oleh kelurahan," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 di Ibu Kota menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Sebab, peningkatan kasus terjadi terus-menerus dan signifikan, terutama usai libur Lebaran.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Anies Baswedan (aniesbaswedan)

Dia menyebut, pada tanggal 31 Mei 2021 kasus aktif di Jakarta tercatat sebanyak 10.658 dengan positivity rate 7,6 persen dari hasil tes PCR. Setelah dua pekan berselang, tepatnya 14 Juni 2021, kasus aktif virus korona di Ibu Kota melonjak hingga 19.096 kasus.

“Bahkan, beberapa hari ini pertambahan kasusnya mencapai 2.000, 2.300, 2.400, dan 2.700 dengan kenaikan positivity rate yang juga signifikan di angka 17,9 persen,” kata Widyastuti, Selasa.

Selain itu, sambung Widyastuti, peningkatan signifikan juga terjadi terhadap keterisian tempat tidur pasien Covid-19, baik di ruang isolasi maupun ICU. “BOR kita juga naik signifikan per tanggal 14 Juni kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78 persen hanya dalam dua minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71 persen," kata dia.

Dari 78 persen keterisian tempat tidur tersebut, 25 persen di antaranya merupakan warga luar DKI Jakarta. "Komitmen kami tetap untuk tak membeda-bedakan pelayanan, tetapi ini menjadi peringatan bahwa virusnya tak mengenal batas wilayah,” ujar dia.

Sementara itu, sebanyak tujuh orang dari satu keluarga dievakuasi ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran karena positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR di RW 03 Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur. Lurah Setu Jenuri mengatakan, secara keseluruhan dalam keluarga tersebut ada 10 orang yang positif Covid-19. Tiga orang lainnya dilarikan ke RS Adhyaksa karena memiliki gejala.

Jenuri mengatakan, satu keluarga yang positif Covid-19 tersebut baru pulang dari liburan di Bali. Dia mengatakan, sebelumnya keluarga tersebut enggan dibawa ke Wisma Atlet dan lebih memilih untuk melakukan isolasi mandiri.

"Warga setempat menolak keluarga tersebut menjalani isolasi mandiri di rumah karena khawatir ikut terpapar," ujar Jenuri.

Baru uji coba

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta saat ini baru sebatas uji coba dan belum ada rencana yang lebih jauh lagi seperti membuka sekolah. Menurut Anies, situasi pandemi Covid-19 di DKI Jakarta memasuki fase amat genting akibat libur Lebaran.

Dalam beberapa hari terakhir ini, kondisinya menjadikan Jakarta sangat mengkhawatirkan. Anies mengatakan, data terbaru dari Kementerian Kesehatan menunjukkan, kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta telah meningkat secara signifikan.

Pada 6 Juni, kasus baru per hari masih berkisar 7.000-an. Namun, pada 12 Juni, kasus aktif telah meningkat dari 11.500 menjadi 17.400, atau naik 50 persen dalam sepekan. Keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/ BOR)-nya di Rumah Sakit juga meningkat, dari 45 persen pada 5 Juni menjadi 75 persen pada 12 Juni.

Sementara itu, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Negeri 08 Kenari, Senen, Jakarta Pusat kembali buka setelah sempat dihentikan karena salah seorang guru terpapar Covid-19. Sekolah sempat ditutup selama tiga hari sejak Jumat (11/6). Namun, pada Senin (14/6) kegiatan PTM sudah berlangsung kembali.

“Sekarang sudah mulai masuk lagi. Kemarin 'lockdown' selama tiga hari. PMI juga sudah melakukan penyemprotan disinfektan," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan II Jakarta Pusat Uripasih. n antara ed: bilal ramadhan

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat