Pasukan TPNPB-OPM menunjukkan peluru-peluru, telepon genggam, dan pakaian tempur yang mereka klaim direbut dari sejumlah posko TNI-Polri di Kabupaten Nduga, pertengahan Mei 2020. | Istimewa/TPNPB-OPM

Nasional

Satgas Tangkap Jejaring Pengadaan Senpi TPNPB

Nelson adalah pencari senjata api dan amunisi untuk KKSB pimpinan Lekagak Telenggen.

JAKARTA -- Satuan tugas Nemangkawi menangkap Ratius Murib alias Neson Murib (26 tahun) di Bandara Mulia Kabupaten Puncak Jaya pada Selasa (15/6). Neson diduga merupakan jaringan pengadaan senjata api (senpi) dan amunisi ke Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Puncak Jaya, Papua.

KKSB merupakan sebutan pemerintah bagi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang telah dinyatakan sebagai kelompok teroris.

"Yang bersangkutan Neson Murib diduga jaringan penjual senjata api dan amunisi ke KKB di Puncak Jaya," kata Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes M Iqbal Al-Qudusy, Selasa (15/6).

Menurut Iqbal, Neson diketahui sudah melakukan sejumlah transaksi penjualan dan pembelian senpi beserta amunisinya dengan KKSB. Nilainya mencapai miliaran rupiah. "Total yang dikirim dan diterima Rp 1.393.100.000," ujar Iqbal.

Neson diamankan ketika sedang transit di Bandara Mulia Kabupaten Puncak Jaya oleh anggota KP3 Bandara Mulia Polres Puncak Jaya. Ketika itu, ia ingin menuju Kabupaten Timika. Saat ditangkap, Neson kedapatakan membawa uang Rp 370 juta.

Menurut Iqbal, diduga dana tersebut untuk membeli senjata api dari seseorang. Namun sampai saat ini, jajaran aparat penegak hukum masih terus melakukan pendalaman terhadap jaringan penjual senpi dan amunisi tersebut.  "Tim masih akan terus menggali informasi sumber dana serta aktifitas pengiriman uang untuk membeli senjata dan amunisi dari terduga Neson Murib," kata Iqbal.

Kepala Polda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengonfirmasi penangkapan tersebut. Menurut dia, Nelson adalah pencari senjata api dan amunisi untuk KKSB pimpinan Lekagak Telenggen. Kelompok itu diduga sebagai dalang berbagai serangan terhadap aparat dan warga sipil di Puncak Jaya sejak April lalu.

"RM sudah mengaku kepada penyidik, termasuk aliran dana yang diperoleh untuk membeli senpi dan amunisi," kata Mathius, kemarin. Namun, kata dia, penyidik sampai Selasa sore masih mendalami pengakuan Nelson tersebut.

 
RM sudah mengaku kepada penyidik, termasuk aliran dana yang diperoleh untuk membeli senpi dan amunisi.
 
 

Mathius menjelaskan, saat ditangkap, Nelson hendak terbang ke Timika. Nelson memiliki rute Nabire-Mulia (Puncak Jaya)-Timika. Pada Senin (14/6), ia menggunakan pesawat Rimbun Air terbang dari Nabire ke Timika. Namun, sesampainya di Mulia, Senin (14/6), pesawat mengalami gangguan.

Pada Selasa (15/6) pagi, ia hendak melanjutkan penerbangannya ke Timika. "Pada saat itulah salah seorang anggota KP3 Bandara Mulia mengetahui keberadaan yang bersangkutan (membawa uang ratusan juta), kemudian melaporkan, lalu aparat menangkap RM," kata Mathius.

Ia mengatakan, RM mendapat uang tersebut dari seseorang yang saat ini masih didalami penyidik. "Terkait dengan aliran dana yang dipegang RM masih dalam penyelidikan. Perkembangan selanjutnya akan diinfokan lagi," kata dia.

Selain uang Rp 370 juta, aparat juga menyita tiga buah handphone dan berbagai barang bukti lainnya, termasuk buku catatan. Nelson masih diamankan di Mapolres Puncak Jaya di Mulia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat