Ilustrasi anak gajah | Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO

Bodetabek

Anak Gajah Lucu Warga Baru Taman Safari

Nama Pulisia diberikan untuk seekor anak gajah di Taman Safari Indonesia di Cisarua.

OLEH SHABRINA ZAKARIA 

Pulisia, artinya ‘Pulihkan Indonesia’. Nama tersebut diberikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno, untuk seekor anak gajah di Taman Safari Indonesia di Cisarua, Kabupaten Bogor. Dalam nama tersebut terselip harapan, agar Indonesia bisa pulih dari kondisi ekonomi yang tertekan karena pandemi Covid-19.

Baru berusia hampir enam bulan, Pulisia masih berada di Rumah Sakit Satwa Taman Safari Bogor. Sesekali, Pulisia mengikuti induknya ke area rekreasi. Namun, sebagian besar waktunya masih dihabiskan di area Rumah Sakit Satwa.

Sama seperti anak-anak pada umumnya, anak gajah ini senang menempel dengan induknya. Sambil bermain dengan sang pawang, Pulisia sesekali bersembunyi di balik kaki induknya. Dia tampak tak takut ketika pawang ataupun orang di sekitarnya hendak memegang atau mengelus kepalanya.

Setelah bermain, Pulisia, induknya, dan anak-anak gajah lainnya menikmati kudapan yang diberi oleh para pawang. Berupa sayuran, buah jeruk, dan semangka. Buah jeruk yang diberikan oleh pawang dimasukkan satu per satu ke dalam mulutnya. Sementara itu, ketika diberi semangka kuning, Pulisia menginjak semangka tersebut hingga hancur sebelum memasukkannya ke dalam mulut.

Pulisia merupakan salah satu dari tiga gajah sumatra yang lahir di tengah pandemi Covid-19. Pulisia lahir pada 15 Desember 2020 dengan bobot 80 kilogram. Gajah betina ini merupakan hasil breeding di Taman Safari, dengan induk jantan bernama David dan induk betina bernama Ganika. Kedua induknya juga lahir di Taman Safari Indonesia.

Direktur Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, mengatakan, nama Pulisia diberikan oleh Sandiaga Uno pada akhir Mei ketika dia berkunjung ke Taman Safari Indonesia Bogor secara langsung. "Kemarin dari Menteri Sandiaga Uno memberikan nama, Pulih Indonesia atau Pulisia, agar Indonesia pulih dari pada Covid-19 dan juga pulih ekonomi,” ujar Jansen.

Jansen menceritakan, bobot Pulisia saat lahir merupakan berat rata-rata bayi gajah saat lahir pada umumnya. Selain itu, dia mengatakan, gajah yang hidup di Taman Safari Indonesia besar-besar dan gemuk.

Selama pandemi Covid-19, Taman Safari Indonesia tidak mengurangi jatah makanan satwa, termasuk kepada gajah. Sebab, Taman Safari Indonesia memiliki strategi khusus untuk mencukupi kebutuhan satwa yang menjadi daya tarik utama di tempat rekreasi ini.

Selain dari segi pakan, perawatan satwa juga tetap dilaksanakan sesuai standar. Seperti pada masa sebelum pandemi Covid-19. Jansen mengatakan, dalam hal ini, ada juga peran pemerintah yang membantu pihak Taman Safari Indonesia dari segi pakan. Sehingga, Taman Safari Indonesia tetap menunjukkan kualitas dari tempat rekreasi dan kondisi satwa dalam kondisi baik.

"Semasa pandemi ini tidak ada yang kita kurangi. Gajah di sini besar-besar dan gemuk. Di Taman Safari Indonesia, tidak ada gajah mati atau kurus, gemuk semuanya," kata Jansen.

Selain Pulisia, ada dua anak gajah yang lahir di tengah pandemi Covid-19. Salah satu di antaranya bernama Anari, yang memiliki arti ‘Anak Republik Indonesia’. Nama tersebut diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, pada 2020. Sama seperti Pulisia, Anari juga berjenis kelamin betina.

Tak kehilangan kesempatan, Menteri Pertanian Yasin Limpo juga turut memberi nama pada anak gajah jantan di Taman Safari Indonesia. Anak gajah jantan tersebut diberi nama Bintang Maha Putera yang juga lahir selama pandemi Covid-19. Dengan kelahirannya bayi-bayi gajah ini, diharapkan bisa menambah daya tarik di Taman Safari Indonesia.

photo
Seekor anak Gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus) jinak berusaha menjangkau kamera fotografer di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau, Selasa (13/8/2019). Kajian WWF-Indonesia menunjukkan bahwa populasi Gajah Sumatra makin memprihatinkan dalam 25 tahun terakhir karena telah kehilangan sekitar 70 persen habitatnya, dan populasinya menyusut hingga lebih dari separuh, berkisar 2.400 hingga 2.800 individu, karena habitatnya terus menyusut dan pembunuhan yang terus terjadi. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc. - (ANTARA FOTO)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat