Jabar mengaji merupakan program yang mengajak masyarakat memahami Islam yang komprehensif. | ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Khazanah

Jabar Mengaji Bangkitkan Semangat Toleransi

Jabar mengaji menjadi inspirasi masyarakat mendapatkan pemahaman Islam yang moderat.

 

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mendukung program Jabar Mengaji yang digagas oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar). Program Jabar Mengaji sejalan dengan visi Kota Depok yang Maju, Berbudaya, dan Sejahtera. 

Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono mendukung penuh program Jabar Mengaji karena dengan visi Kota Depok yang Maju, Berbudaya, dan Sejahtera. "Apresiasi saya dengan kegiatan Jabar Mengaji sebagai bentuk silaturahmi yang dapat menambah iman kita," ujar Imam dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (13/6).

Jabar Mengaji merupakan program yang berisi pelayanan pembelajaran agama Islam kepada masyarakat melalui media daring. Di antaranya Magrib Mengaji online melalui Instagram (IG) live, kajian dan kelas Tahsin bada Subuh menggunakan aplikasi Zoom meeting. "Termasuk juga membuka kelas Iqra online dan kelas Tahfidz online, dan beberapa pelatihan khusus untuk guru-guru mengaji," jelasnya.

Program ini hadir menyemarakkan dakwah Islam yang rahmatan lil alamin di tengah wabah Covid-19. Sejak pandemi terjadi, masyarakat kehilangan kesempatan untuk menghadiri pengajian luring. Mereka lebih banyak aktif mengakses konten digital, seperti video mengaji para pendakwah yang tersaji di Youtube, media sosial, dan berbagai situs internet.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pemerintah Kota Depok (pemkotdepok)

Program Jabar Mengaji memberikan alternatif saluran, sehingga masyarakat tetap bisa memperoleh pendidikan agama di saat pandemi Covid-19. "Sekali lagi saya mengapresiasi dan mendukung penuh program Jabar Mengaji," tegasnya.

Pemkot Depok sudah rutin melaksanakan program dan kegiatan keagamaan secara tatap muka. Namun, di masa pandemi Covid-19, menyebabkan adanya pembatasan aktivitas tersebut.

“Salah satu program keagamaan yang kami akan luncurkan adalah Kartu Pembimbing Rohani (Pimroh). Kartu ini segera diluncurkan dalam waktu dekat. Pimroh merupakan program peningkatan insentif guru ngaji atau pembimbing rohani semua agama yang disahkan oleh pemerintah," terangnya.

Program ini merupakan janji kampanye pada Pilkada 2020."Kami pasangan Idris-Imam akan meningkatkan insentif bagi para pembimbing rohani atau para guru ngaji atau pembimbing agama di seluruh agama yang ada di Kota Depok, baik Islam, Katolik, Protestan Hindu, Buddha dan Konghucu," kata Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono.

Nantinya jumlah penerima akan ditingkatkan dari 300 menjadi 1.000 orang, sedangkannilainya yang sebelumnya Rp350 ribu menjadi Rp400 ribu per orang. Dukungan warga sangat diharapkan untuk meluncurkan program tersebut sehingga kehidupan beragama di Kota Depok semakin baik.

Ia mengharapkan Depok menjadi kota yang religius sesuai dengan visi RPJP Kota Depok yang merupakan kota niaga dan jasa yang berwawasan lingkungan dan religius. "Kami berharap semoga para umat beragama di Kota Depok dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing dan taat beragama karena para pemimpinnya secara tekun akan memberikan bimbingan kepada kita semua sesuai dengan agama yang kita anut," katanya.

"Dengan diluncurkannya kartu ini kami harap pembimbing rohani dapat semakin meningkatkan kualitasnya dalam membimbing warga Depok. Dengan begitu, mereka dapat menjalankan ibadah dengan baik sesuai ajaran agama masing-masing," harapnya.

Program Desa Mengaji

Bupati Sigi, Sulawesi Tengah, Mohamad Irwan, mengharapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat membantu mewujudkan desa mengaji. Program ini akan membina moral dan intelektual generasi muda tentang keagamaan sejak dini.

"Kerja sama dengan MUI ini sangat baik dalam memberikan penguatan terhadap Program Sigi Religi, saya sangat berharap di tahun ini. Dalam Program Sigi Religi ada ketambahan desa mengaji," ucap Irwan, Selasa.

Sigi Mengaji merupakan tindak lanjut dari Program Sigi Religi yang digagas Bupati Mohamad Irwan Lapatta dan Wakil Bupati Samuel Yansen Pongi, yang dalam implementasinya melibatkan organisasi keagamaan muslim, seperti MUI, Alkhairaat, BKPRMI.

Tidak sekadar mengenalkan dan mengajar masyarakat mengaji Alquran, Sigi Mengaji bermaksud memahami maksud dan makna ayat Alquran, sehingga Kalam Ilahi menjadi pedoman hidup yang diyakini dan dipahami masyarakat, khususnya generasi muda.

Mereka adalah komunitas masyarakat yang saat ini berjumlah besar dan cepat memberi pengaruh kepada lingkungan sekitarnya. Apabila mereka memahami pesan takwa Alquran, maka akan menyebarkannya kepada teman dan kerabat dan cepat memberikan dampak positif dalam kehidupan.

Selain itu, Sigi Mengaji juga mengajarkan akhlak, membina budi pekerti generasi muda lewat pendekatan agama, serta meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda, tentang keagamaan, sebagai upaya pencegahan dini dan melindungi generasi muda dari paham intoleransi dan radikalisme.

Ia berharap, hal ini dapat dioptimalkan sehingga terbangun masyarakat dan generasi muda yang menjunjung tinggi nilai-nilai penghormatan terhadap perbedaan dan kemajemukan di Sigi.

"Membangun kerukunan umat beragama harus dilakukan sejak dini, melalui pendekatan agama. Karena agama menjadi benteng untuk pembangunan mental, moral, dan intelektual generasi muda yang moderat," ungkapnya.

Ia menyatakan, Sigi Religi yang di dalamnya terdapat Sigi Mengaji untuk Muslim dan Sigi Beribadah bagi non-Muslim merupakan satu pendekatan pembinaan terhadap masyarakat dari aspek agama, yang salah satu substansinya untuk membangun kesiapan generasi muda menghadapi tantangan zaman.

"Salah satu faktor yang mendasari adanya Sigi Religi karena melihat keseimbangan jumlah penduduk Muslim dan non-Muslim di wilayah Sigi. Perlu dibangun pemahaman masyarakat yang moderat lewat program tersebut," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat