Pasien COVID-19 berolahraga saat menjalani karantina di Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura (RSLKI) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/6/2021). Usai penyekatan di Jembatan Suramadu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit berkapasitas tempat t | ANTARA FOTO/MOCH ASIM

Kabar Utama

Kapasitas Rumah Sakit Menipis

Bukan tak mungkin pasien bergejala akan terlantar mengingat menipisnya kapasitas rumah

JAKARTA -- Meledaknya kasus Covid-19 harus menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat agar memperketat protokol kesehatan dan kembali membatasi mobilitas. Jika penularan Covid-19 tak bisa ditekan, bukan tidak mungkin pasien bergejala akan terlantar mengingat semakin menipisnya kapasitas rumah sakit (RS).

Bed occupancy ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur di banyak daerah berada dalam zona merah karena telah mencapai 80-100 persen. Padahal, standar BOR menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 60 persen.

Di DKI Jakarta, kapasitas tempat tidur telah terisi lebih dari setengahnya gara-gara kasus Covid-19 meledak lagi. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, BOR rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Jakarta telah mencapai 65 persen. Oleh karena itu, ia berharap warga Ibu Kota dapat menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara disiplin.

Ia menjelaskan, hingga Kamis (10/6), tingkat keterisian RS di Jakarta mencapai 4.276 tempat tidur. Adapun sebanyak 630 unit atau 58 persen tempat tidur di ruang ICU sudah digunakan. "Jadi mohon perhatian bagi seluruh warga Jakarta. Beberapa hari ini terjadi peningkatan yang cukup tinggi, terkait tempat tidur, ICU dan yang terpapar Covid-19," ucapnya.

photo
Pasien Covid-19 berolahraga saat menjalani karantina di Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura (RSLKI) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/6/2021). Usai penyekatan di Jembatan Suramadu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit berkapasitas tempat tidur sebanyak 400 ranjang tersebut hingga Jumat (11/6/2021) pagi bertambah 110 orang sehingga total jumlah pasien menjadi 269 orang. - (ANTARA FOTO/MOCH ASIM)

Menurut dia, melonjaknya kasus Covid-19 di Ibu Kota akibat mobilitas masyarakat saat mudik Lebaran, baik di dalam maupun luar kota. Perilaku warga yang mulai abai terhadap penerapan prokes juga menjadi salah satu penyebab.

"Sebagian masyarakat mulai kurang kontrol dan abai, mulai tidak hati-hati lagi, mungkin karena capek sudah setahun lebih (pandemi Covid-19)," ujarnya.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Jakarta kembali menjadi kontributor tertinggi penambahan kasus baru pada Jumat (11/6), yakni mencapai 2.293 kasus. Urutan kedua dan ketiga ditempati Jawa Barat (1.302 kasus) dan Jawa Tengah (1.026 kasus).

Kondisi BOR di daerah lainnya lebih mengkhawatirkan. Di Kota Bandung, misalnya, BOR telah berada di angka 81 persen. Menurut Wali Kota Bandung Oded M Danial, BOR di derahnya naik sebesar dua persen dalam sehari terakhir. 

Ia mengatakan, dari angka 81 persen, sekitar 56 persen tempat tidur diisi oleh warga Bandung. "Sedangkan sisanya diisi oleh warga dari luar Kota Bandung," kata Oded, kemarin.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Dewi Sartika mengatakan, RS di Jabar terus berupaya menambah kapasitas untuk perawatan pasien Covid-19. Menurut dia, penambahan kapasitas sudah mencapai 30-34 persen dari yang disyaratkan sebesar 40 persen.

Dirut RSUD Al-Ihsan Dewi Basmala Gatot mengatakan, pihaknya telah mengurangi ketersediaan tempat tidur bagi pasien tanpa gejala atau gejala ringan yang dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau di tempat isolasi yang disediakan pemerintah. "Saat ini RS Al-Ihsan hanya merawat pasien Covid-19 dengan tingkat keparahan sedang dan berat," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DINKES JABAR || #74BARJUARA (dinkesjabar)

Ketua Harian Satgas Covid-19 Jawa Barat Daud Ahmad mengatakan, Jabar akan terus memperkuat pusat isolasi, rumah sakit darurat dan rujukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19. Jabar juga telah menyiapkan Lapangan Tembak Gunung Bohong sebagai tempat isolasi. Selain itu, mengerahkan rumah sakit baru di Soreang untuk menampung 100 bed untuk pasien Covid 19.

Di wilayah Jabar lainnya, yaitu di Kabupaten Garut, BOR telah mencapai sekitar 80 persen. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, dari total 495 kasur yang tersedia untuk pasien Covid-19, sudah lebih dari 400 kasus terisi.

Leli mengatakan Dinkes sudah meminta RS untuk menambah kapasitas. "Namun kendalanya, mereka kan masih merawat pasien umum," kata Leli kepada Republika, Jumat (11/6).

Sebagai langkah antisipasi, sejumlah puskesmas di Kabupaten Garut disiagakan untuk menangani pasien Covid-19 dengan gejala ringan.

Di Kudus, Jawa Tengah, terus meningkatnya kasus Covid-19 membuat pemerintah daerah kewalahan menangani pasien tanpa gejala. Sebelumnya, Kudus mengirim warga positif Covid-19 untuk disiolasi di daerah lain, salah satunya di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Namun, hal tersebut sementara dihentikan karena kapasitas di Asrama Haji Donohudan hampir penuh.

"Informasi yang kami peroleh, di asrama haji hanya tersisa 150 tempat tidur. Rencananya yang masih tersisa dicadangkan untuk warga Solo Raya yang terpapar Covid-19 untuk menjalani isolasi terpusat," kata Pelaksana harian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Masut, di Kudus, Jumat.

Masut mengatakan, pihaknya kini juga tengah berkoordinasi dengan pihak penanggung jawab Asrama Haji Donohudan terkait keluhan warga Kudus yang menjalani isolasi di sana. Diberitakan sebelumnya, keluhan itu terkait ketersediaan obat-obatan, air mineral hingga tim medis yang sebelumnya disebutkan siaga 24 jam.

Berdasarkan data Tim Satgas Covid-19 Kudus per 10 Juni, jumlah warga Kudus yang menjalani isolasi terpusat di Donohudan sebanyak 529 orang. Sebanyak 11 orang dirujuk ke rumah sakit.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat