Ilustrasi PTM di sebuah sekolah di Jakarta | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Jakarta

Ratusan Sekolah di DKI Jakarta Gelar PTM

Dalam PTM, setiap kelas di SMKN 47 Jakarta hanya diisi 12 siswa.

JAKARTA -- Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menggelar uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di 226 tingkat SD sampai SMA/SMK di Ibu Kota pada Rabu (9/6). Pantauan di SMK Negeri 47 Jakarta, para pelajar belajar masuk kelas bergiliran sesuai izin dari orang tua.

Jadwal PTM setiap Senin, Rabu, dan Jumat dengan waktu belajar sekitar empat jam mulai pukul 07.30 WIB hingga 11.00 WIB. Pembelajaran tatap muka diprioritaskan untuk kelas praktik langsung yang tidak memungkinkan dilakukan secara virtual. Adapun setiap kelas diisi sekitar 12 pelajar.

Sebelum masuk ke ruang kelas, mereka harus mengukur suhu tubuh, mengenakan masker dan membawa alat sanitasi tangan. "Pelajar dalam satu kelas itu kami bagi tiga, masing-masing 12 orang," Kepala SMK Negeri 47 Jakarta, Suswati, saat ditemui di Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu.

Pembelajaran tatap muka, kata dia, diprioritaskan untuk kelas praktik langsung yang tidak memungkinkan dilakukan secara virtual. Pihak sekolah, menurut Suswati, sudah menyiapkan mitigasi apabila ditemukan pelajar atau tenaga pendidik yang positif Covid-19. Caranya, dengan menutup sekolah tiga hari dan melakukan pelacakan kontak erat.

Dia mengatakan, pihaknya memfasilitasi siswa yang mengikuti PTM gelombang kedua pada 9-24 Juni 2021. Hal itu karena siswa juga berbarengan dengan pelaksanaan penilaian akhir tahun (PAT) yang berlangsung 14-21 Juni 2021.

 
Kami sudah merencanakan daring, tapi jika ada siswa tidak punya alat, kami tetap buka sekolah untuk memfasilitasi siswa.
 
 

Suswati menuturkan, sekolah sangat terbuka bagi siswa yang mengalami kendala peralatan selama mengikuti uji PTA. "Kami sudah merencanakan daring, tapi jika ada siswa tidak punya alat, misal ponselnya rusak, laptopnya rusak, maka kami tetap buka sekolah untuk memfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan," kata Suswati.

Sementara itu, pelaksanaan PTM pada hari pertama di SMK Kristen Bethel, Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, hanya diikuti sembilan siswa kelas X. Kepala SMK Bethel, Ruspinus mengatakan, total siswa yang diizinkan orang tua untuk mengikuti PTM di sekolah hanya 27 siswa dari kelas X dan XI. Sedangkan, kelas XII sedang mengikuti pendidikan sistem ganda (PSG) atau praktik kerja lapangan (PKL).

"Karena memang sisa murid kita hanya segitu. Kalau dikurangi yang PSG, murid kelas X cuma 14 orang. Yang datang hanya sembilan orang, karena kebetulan orang tua murid tidak semua setuju," kata Ruspinus di lokasi.

Hanya siswa yang diizinkan oleh orang tua dengan melakukan asesmen yang boleh mengikuti PTM. Adapun PTM diikuti sembilan siswa kelas X yang dibagi ke dalam dua kelas. Sehingga, setiap kelas diisi hanya empat sampai lima siswa. Kegiatan PTM dimulai dari pukul 08.00-12.00 WIB. Siswa pun sedang mengikuti remedial, sehingga guru juga ikut mengawasi ujian.

Menurut Ruspinus, jumlah siswa di SMK Bethel yang memang sedikit menjadi salah satu pertimbangan bagi Disdik DKI untuk membolehkan menggelar PTM. Dia menyebut, PTM dilakukan selama tiga kali dalam sepekan, yaitu Senin, Rabu, dan Jumat dengan bergilir antara siswa kelas X dan XI.

"Mungkin karena muridnya sedikit, kita diizinkan tatap muka. Karena dari segi jumlah murid masuk semua, ini kan ada 12 ruangan, masih memenuhi syarat jika hadir semua," kata Ruspinus.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dinas Pendidikan DKI Jakarta (disdikdki)

Di SDN Duri Kepa 03, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, terpantau hanya siswa kelas empat dan lima yang mengikuti PTM secara bergantian. Sedangkan, siswa kelas enam tidak dilibatkan dalam kegiatan di kelas karena sedang menunggu pengumuman kelulusan.

Kepala SDN Duri Kepa 03, Sri Sumiati, menuturkan, uji coba PTM digelar tiga kali dalam sepekan. Kemudian, pada Selasa dan Kamis tidak dilaksanakan PTM, ruang kelas disemprot menggunakan disinfektan.

Pada pelaksanaan PTM hari pertama diikuti siswa kelas 5A dan B. Masing-masing terdiri atas 16 orang. Pembagian siswa yang mengikuti uji coba PTM tersebut berdasarkan nomor absen siswa, baik kelas empat maupun kelas lima.

Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria mengatakan, jumlah sekolah yang mengikuti uji coba PTM kali ini, lebih banyak dibandingkan dengan tahap pertama. Riza berharap, pelaksanaan uji coba tahap kedua dapat berjalan lebih baik lagi. Hal itu karena Disdik DKI terus mengevaluasi kekurangan PTM sebelumnya.

"Yang tahap pertama sudah berlangsung sukses. Mudah-mudahan tahap kedua berlangsung tidak hanya sukses, tapi lebih baik dari tahap yang pertama," kata Riza di Jakarta Pusat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat