
Ekonomi
BTN Latih Santri Jadi Pengusaha Properti
Hingga Mei 2021, sudah ada sekitar 1.000 peserta yang dilatih dalam program BTN Santri Developer.
JOMBANG -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggandeng Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur untuk menggelar pelatihan BTN Santri Developer Kebangsaan 2021. Pelatihan ini merupakan bentuk kepedulian perseroan dalam menjadikan santri sebagai pengusaha atau pengembang properti yang sukses.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, perseroan ingin mendorong generasi milenial sukses menjadi pelaku usaha di industri properti. BTN pun menggandeng Pesantren Tebuireng karena memiliki santri mencapai ribuan orang. Program BTN Santri Developer telah dilakukan sejak tahun lalu. Program ini merupakan sinergi Bank BTN dengan Perkumpulan Masyarakat Profesional Nahdliyin .
"Kami mengharapkan kelak para santri setelah mengenyam pelatihan ketrampilan wirausaha di BTN Santri Developer ini dapat menjadi motor ekonomi di perdesaan atau kota kecil khususnya di bidang perumahan," ujar Haru pada acara pembukaan pelatihan BTN Santri Developer Kebangsaan 2021 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (5/6).
Materi-materi pelatihan tersebut, merupakan bekal awal bagi peserta untuk memahami industri perumahan.HARU KOESMAHARGYO, Direktur Utama Bank BTN
Haru mengungkapkan, dalam pelatihan tersebut terdapat 80 peserta yang berasal dari kalangan pondok pesantren, organisasi pemuda lintas agama, dan masyarakat umum. Dia menyampaikan, pada tahun lalu program BTN Santri Developer telah diikuti oleh 1.162 peserta. Hingga Mei 2021, sudah ada sekitar 1.000 peserta yang dilatih dalam program BTN Santri Developer.
"Para peserta akan diberikan pengetahuan mengenai pertanahan, perizinan, pembiayaan, dan skill set. Materi-materi pelatihan tersebut, merupakan bekal awal bagi peserta untuk memahami industri perumahan," katanya.
Menurut Haru, program Pelatihan BTN Santri Developer dan juga program pelatihan lainnya sangat penting bagi kemajuan industri properti khususnya perumahan. Pasalnya, kebutuhan rumah setiap tahunnya di Indonesia sangat tinggi mencapai 400 ribu unit.
Akan tetapi, suplai dari pengembang belum bisa mengimbangi kebutuhan rumah saat ini. Dengan adanya berbagai pelatihan dalam mencetak wirausaha di bidang properti, Haru berharap, pasokan dan permintaan di sektor perumahan bisa seimbang dan mengurangi angka backlog yang saat ini sekitar 11 juta unit.
"Tujuan besarnya kita mendukung penambahan sisi pasokan perumahan untuk bisa memenuhi permintaan perumahan yang masih tinggi, permintaan begitu banyak tetapi suplai terbatas," katanya.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz mengapresiasi program BTN Santri Developer yang memberikan kesempatan yang baik bagi para santri. Ia berharap inisiatif tersebut bisa dilanjutkan ke pondok pesantren yang lain.
"Kami dari Pesantren Tebuireng sangat menyambut baik atas inisiatif program ini, barangkali nanti bisa dilanjutkan ke pondok-pondok pesantren yang lain karena masih banyak pondok-pondok yang lainnya," katanya.
Menurut dia, program ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena setiap tahun kebutuhan rumah selalu meningkat. Diharapkan program ini dapat membantu ekonomi masyarakat untuk terus tumbuh serta menjadi kesempatan dan momen yang baik bagi para santri untuk memahami proses bisnis pengembang perumahan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.