Pelatih Timnas Inggris Gareth Southgate (kanan). | EPA-EFE/Andy Rain

Olahraga

Tanpa Senyum Bahagia Southgate

Southgate menyesalkan tindakan segelintir suporter Inggris di laga tersebut.

MIDDLESBROUGH -- Tim nasional Inggris boleh saja menang pada laga uji coba melawan Austria, tapi para suporter tetap saja mengolok-olok. Sebuah celaan yang membuat pelatih the Three Lions Gareth Southgate meradang.

''Sebagian besar orang sudah memahami pesan dari aksi itu, tapi tidak buat sebagian yang lain. Mewakili pemain berkulit hitam di tim ini, saya tentu tidak ingin mendengar cemoohan itu. Itu seperti kritik untuk mereka,” kata Southgate dengan nada gusar seusai laga yang digelar di Stadion Riverside, Middlesbrough, Kamis (3/6) dini hari WIB.

Dalam laga uji coba menjelang putaran final Euro 2020 itu, gol semata wayang Bukayo Saka pada menit ke-56 mengantarkan Inggris membungkam Austria, 1-0. Pada awal laga, kedua tim menunjukkan aksi berlutut. Aksi itu merupakan bentuk protes pada ketidakadilan berbasis rasial.

Sayangnya, aksi itu malah mendapatkan sambutan kurang hangat dari sejumlah fan Inggris dalam laga yang dihadiri sekitar 7.000 penonton itu. Southgate sangat menyesalkan tindakan segelintir suporter Inggris tersebut.

Menurut pelatih berusia 50 tahun itu, aksi itu bukanlah semata-mata aksi yang bermuatan politis. ‘'Orang mungkin melihat aksi itu sebagai aksi politis, tapi kami menunjukkan solidaritas untuk sesama pemain,'' kata Southgate.

Selain gusar, Southgate juga mengakui, penampilan anak asuhnya masih belum cukup memuaskan. Ia melihat permainan pemainnya sempat tidak padu. “Namun, hal ini bisa dimaklumi apabila menilik berbagai perubahan yang kami lakukan,'' ujar pelatih yang mengantarkan Inggris tampil di babak semifinal Piala Dunia 2018 tersebut.

Meski demikian, Southgate menilai laga itu akan menjadi kesempatan terakhir baginya dalam melakukan eksperimen, baik dalam formasi permainan maupun komposisi tim inti the Three Lions di putaran final Euro 2020.

Di laga itu, Southgate kemungkinan besar sudah bisa menurunkan sejumlah penggawa dari City, United, dan Chelsea. Pemain-pemain seperti Phil Foden, Marcus Rashford, Mason Mount, hingga John Stones, sudah bisa diturunkan di laga itu.

Hasil dan performa di laga ini dinilai memiliki arti penting sebelum Inggris menghadapi Kroasia di laga pembuka Grup D Euro 2020, 13 Juni mendatang.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Hope4Harmonie-LifeAsSheMakesIt (hope4harmonie)

Raihan Minor

Berbeda dari Inggris yang meraih kemenangan, hasil berbeda justru diraih dua kandidat terkuat peraih gelar juara Euro 2020, Jerman dan Belanda. Sementara Belanda ditahan imbang Skotlandia, 2-2, Jerman dipaksa bermain imbang, 1-1, kala menghadapi Denmark, Kamis (3/6) dini hari WIB.

Bahkan, Belanda harus bersusah payah untuk bisa menahan imbang Skotlandia. Tim besutan Frank de Boer itu tertinggal dua kali di sepanjang laga. Dua gol Memphis Depay pada menit ke-17 dan menit ke-89 menyelamatkan muka tim Oranje dalam laga yang digelar di Stadion Algarve tersebut.

Kendati begitu, Frank de Boer justru tidak khawatir dengan performa anak-anak asuhnya di laga itu. Menurut dia, terlepas dari hasil imbang di laga itu, tim Oranje tampil cukup baik, terutama setelah melakukan perubahan formasi permainan dari 3-5-2 menjadi 5-3-2. Perubahan formasi itu diharapkan bisa memperkaya pilihan formasi permainan tim Oranje di putaran final Euro 2020.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kami memutuskan menerapkan formasi 5-3-2 di laga itu. Saya kira, dengan barisan pemain yang kami miliki, kami bisa menerapkan formasi tersebut,” kata De Boer, seperti dilansir Voetbal Zone.

Di tempat lain, pelatih Jerman Joachim Loew mengungkapkan kekhawatiran mengenai performa anak asuhnya di laga kontra Denmark. Sempat unggul lebih dulu pada menit ke-48, Jerman harus puas ditahan imbang setelah Denmark menyamakan kedudukan pada menit ke-71.

Pada 10 menit akhir laga, Die Mannschaft gagal memanfaatkan sejumlah peluang untuk bisa menutup laga dengan kemenangan. “Masalah terbesar adalah menjaga konsistensi selama 90 menit,” kata Loew.

Pesaing terberat Jerman di Grup F Euro 2020, Prancis, malah memetik hasil impresif. Torehan gol Kylian Mbappe, Antoine Griezmann, dan Ousmane Dembele mengantarkan Les Bleus mencukur Wales, 3-0, dalam laga uji coba yang digelar di Nice.

Rencananya, Prancis akan menutup laga uji coba menjelang putaran final Euro 2020 kala menghadapi Bulgaria di Saint Denis, akhir pekan ini. ''Setidaknya kami telah menyelesaikan fase pertama dari rangkaian uji coba ini dengan begitu baik,'' ujar pelatih Prancis Didier Deschamps, seperti dilansir TF1.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat