Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Mustahil Miskin

Rezeki yang diperolah dengan jalan dosa itu hanya semu dan bisa berakibat miskin.

Oleh ABDUL MUID BADRUN

OLEH ABDUL MUID BADRUN

Allah sudah menjamin rezeki setiap manusia. Tapi, bukan berarti manusia lantas hanya berpangku tangan. Malas tak mau bekerja. Dalam hidup, manusia perlu memenuhi kebutuhannya. 

Maka, ia harus bekerja untuk mencari nafkah, mengupayakan dan menjemput rezeki dari-Nya. Walaupun rezeki itu sifatnya sulit dan rahasia namun terkadang datangnya tidak disangka-sangka.

Allah memberikan bocorannya melalui Alquran. Di sana dijelaskan tentang jaminan rezeki yang Allah berikan pada manusia. Ternyata ada beragam alasan mengapa Allah memberikan rezeki pada manusia.

Antara lain, rezeki karena jaminan (QS Hud: 6); rezeki karena ikhtiar (QS an-Najm: 39); rezeki karena bersyukur (QS Ibrahim: 7); rezeki karena taqwa (QS at-Thalaq: 2-3); rezeki karena mohon ampun (QS Nuh: 10-11); rezeki karena menikah (QS an-Nur: 32); rezeki karena anak (QS al-Israa’: 31); rezeki karena Allah kehendaki tanpa batas (QS al-Baqarah: 212); dan rezeki karena sedekah (QS al-Baqarah: 245).

Dari paparan di atas, jelas sebenarnya bahwa rahasia rezeki telah dibuka. Namun, mengapa banyak sekali di antara kita yang hidupnya tetap miskin dan jauh dari rezeki (kaya di dunia). Nah, ada tips sederhana dan bisa segera diterapkan agar kita mustahil miskin dan hidupnya serba dimudahkan dalam keberkahan rezeki.

Tips pertama, setop berbuat dosa, titik. “Dari Tsauban bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya seseorang akan terhalang dari rezekinya karena dosa yang ia lakukan.” (HR Ibnu Majah).

Namun, lanjutnya, kadang ada orang yang sering berbuat dosa tanpa tobat, tapi masih kaya, hartanya berlimpah. Sementara Muslim yang tetap ibadah hanya mendapat rezeki pas-pasan.

Dalam menyikapi kondisi seperti ini, seorang Muslim tidak boleh iri, sebab nikmat seperti itu hakikatnya adalah nikmat semu. “Dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi SAW bersabda: Jika kau melihat Allah memberi nikmat dunia (sesuai keinginannya) kepada seseorang atas perbuatan dosanya, maka hal itu adalah istidraj (kenikmatan semu yang berakhir musibah dan bencana)." Semoga kita dijauhkan dari kondisi seperti ini. Amin.

Allah SAW telah memberikan peringatan keras dalam ayat-Nya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS al-An’am: 44). 

Dari sinilah kita semua belajar bahwa rezeki yang diperolah dengan jalan dosa itu hanya semu semata. Bahkan (sekali lagi) berakibat miskin dan sengsara. Karena itulah, mulai saat ini berhentilah berbuat dosa! 

Tips kedua, perbaiki shalat kita. Alquran pun telah memberikan jaminan pada kita bahwa kalau shalat kita benar (khusyuk) maka keberhasilan dan keberuntungan hidup itu akan datang (QS al-Mu’minun: 1-2).

Sudahkah shalat kita perbaiki hari ini? Jika belum, segera bertobat dan perbaiki shalat kita. Pahami setiap arti ayat yang dibaca dan larutlah dalam kenikmatan shalat. Ketika ada azan segera ambil air wudhu dan bergegaslah menunaikan shalat.

Apapun kesibukan kita, hentikan ketika azan berkumandang lalu shalatlah. Karena panggilan Allah itu nyata dampaknya. Mengabaikan panggilan Allah berarti kita telah mengabaikan jaminan kaya untuk kita. Bukankah selama ini manusia bekerja untuk kaya? 

Jika, masalah shalat saja belum juga diperbaiki, maka jangan berharap menjadi kaya. Bahkan, keberkahan rezeki ini bisa diperoleh ketika kita taat pada-Nya dan menjalankan segala perintah-Nya.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat