Personel polisi dan TNI mengikuti apel gelar pasukan kompi tracer (pelacak) dan kompi vaksinator Covid-19 di Lapangan Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, Sumatra Selatan, Senin (1/3/2021). | NOVA WAHYUDI/ANTARA FOTO

Nasional

Satgas Minta Pemda Tambah Pelacak Kontak Covid-19

Meski ribuan orang telah dilatih, jumlah pelacak kontak Covid-19 masih kurang.

JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta pemerintah daerah (pemda) menambah pelacak kontak erat pasien yang terinfeksi Covid-19. Semakin banyak pelacak kontak, maka upaya untuk menghentikan pandemi Covid-19 akan semakin efektif karena penghentian penyebaran bisa lebih maksimal.

Satgas sejauh ini telah melatih sekitar 7.000 orang untuk menjadi pelacak kontak yang tersebar di 15 provinsi sejak November 2020 lalu. Kendati demikian, Satgas mengakui jumlah pelacak masih kurang dan masih terus membutuhkan pelacak dan menyerahkan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) di tingkat provinsi, kabupaten/kota untuk menambah personel pelacak kontak.

“Dalam contact tracer itu ada unsur manajer, supervisor, dan ada tim tracer,” kata Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Brigjen TNI (Purn) Alexander K Ginting saat dihubungi Republika, Selasa (1/6).

Dia mengatakan, pelacak kontak tidak bisa dilakukan orang-orang umum. Ini hanya bisa dilakukan orang-orang terlatih karena pelacak inilah yang bertugas melakukan penyelidikan untuk melacak kontak erat pasien Covid-19 berinteraksi atau berbicara dengan siapa saja beberapa hari sebelumnya. Babinsa dan Babinkamtibmas ikut mendampingi pelacak ini.

photo
Sejumlah warga mengikuti tes cepat Covid-19 dengan metode GeNose C19 di Mal Tangcity, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (22/5/2021). Pelacakan menggunakan alat tes GeNose C19 tersebut dilaksanakan di dua titik rawan keramaian sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 usai libur lebaran. - (FAUZAN/ANTARA FOTO)

Meski ribuan orang telah dilatih, Ginting mengakui jumlah pelacak masih kurang. Ia memperkirakan, kebutuhan pelacak di Indonesia sekitar 80 hingga 90 ribu orang. Menruut dia, pengendalian Covid-19 ada di tangan dinas kesehatan (dinkes) provinsi dan kabupaten/kota.

“Kami harapkan dinkes di seluruh kabupaten/kota, provinsi harus melatih terus menerus (contact tracer). Sebab, contact tracing ini tidak akan selesai selagi pandemi masih ada,” ujar Ginting.

Ginting menambahkan, salah satu alat untuk mengendalikan pandemi adalah melakukan pelacakan kontak. Tim pelacakan kontak dan tes ini berbasis pada pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

Namun, kata Ginting, jika di puskesmas tidak ada personel contact tracing atau testing, maka kendali ada di dinas kesehatan. Kemudian jika di dinkes tidak ada petugas, mereka bisa memintanya ke Satgas Penanganan Covid-19.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat