Penjual menata produk kue yang dipamerkan pada acara Festival Halal di Pantai Marina Boom Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). Menteri Keuangan Sri Mulyani Idrawati mengatakan, industri halal tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 3,2 persen atau le | ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Ekonomi

Kemenperin Kembangkan Industri Halal 

Industri halal semakin tumbuh dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

JAKARTA -- Kementerian Perindustrian menyatakan akan fokus untuk mengembangkan industri halal dan fesyen muslim agar bisa lebih berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

Langkah ini salah satunya dimulai dengan penyelenggaraan Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-Motion) secara virtual pada 3-5 Juni 2021. “Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) memiliki peran penting dalam mendukung kemajuan industri halal dan fesyen Muslim di Tanah Air,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, dalam keterangannya, dikutip Republika, Rabu (26/5).

Gati menjelaskan, ii-Motion bertujuan memfasilitasi kemudahan akses pasar kepada pelaku IKM, khususnya yang bergerak di bidang fesyen muslim dan produk halal. Menurutnya, industri halal di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang.

“Tidak hanya halal dari bahan bakunya, sekarang sudah ke arah proses produksinya juga. Tidak hanya produk makanan saja, tetapi sudah beragam produk,” ungkapnya.

Pihaknya berharap ii-Moiton menjadi bagian dari kampanye Indonesia sebagai pusat fesyen Muslim dunia. “Kami juga ingin agar Indonesia tidak terus menjadi pasar konsumen produk halal dunia. Tetapi kita harus bisa menjadi tuan di negeri sendiri karena punya banyak potensi besar,” katanya menambahkan.

Kekuatan Indonesia itu, antara lain, sebagai negara Muslim terbesar dengan populasi 229 juta jiwa atau 87,2 persen dari total 276,3 juta jiwa penduduk. Jumlah ini adalah 12,7 persen dari total populasi Muslim dunia.

Bahkan, dengan sumber daya yang dimiliki, Indonesia memiliki peluang sebagai produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia. Menurutnya, Indonesia memiliki beragam sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk menggenjot ekspor produk halal ke pasar mancenegara, khususnya industri makanan, minuman, dan fesyen Muslim.

Gati pun optimistis, Indonesia bisa menjadi hub produsen produk halal global. “Sesuai arahan dari Bapak Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin pada Oktober 2020 lalu, Indonesia ditargetkan menjadi produsen halal terbesar di dunia pada 2024,” katanya.

Berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economy 2020/2021, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam Indikator Ekonomi Islam Global 2020/2021, naik satu peringkat dibanding 2019/2020. Sedangkan pada 2018/2019 berada di peringkat ke-10.

 
Kemajuan pesat perkembangan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia, meskipun tertekan dampak pandemi Covid-19
 
 

“Ini menunjukkan kemajuan pesat dari perkembangan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia, meskipun dalam tekanan dampak pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara pasar konsumen makanan halal dunia, dengan jumlah konsumsi 144 miliar dolar AS dari total konsumsi makanan halal global 1,17 triliun dolar AS

Selain itu, Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara pasar konsumen kosmetika halal. Jumlah konsumsinya senilai 4 miliar dolar AS dari total konsumsi farmasi global 66 miliar dolar AS.

Indonesia juga berada di peringkat kelima sebagai negara pasar konsumen fesyen Muslim dunia. Jumlah konsumsinya 16 miliar dolar AS dari total konsumsi busana Muslim global 277 miliar dolar AS.

Guna merebut berbagai peluang ini, ia menjelaskan, Kemenperin telah memiliki berbagai program dan kegiatan strategis agar para pelaku IKM dapat mendukung perkembangan industri halal. Di antaranya melalui sosialisasi sistem jaminan halal sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 33 tentang Jaminan Produk Halal. Kemudian, pelatihan dan sertifikasi kompetensi penyelia halal, serta sosialiasasi sertifikasi halal bagi IKM.

 
Produk-produk ini memiliki nilai penjualan yang tinggi, dan kemampuan IKM dalam membuat produk-produk itu sudah bagus
 
 

Gati menjelaskan, komoditas yang akan dipamerkan dalam ii-Motion 2021 di antaranya busana Muslim, tas, sepatu, perhiasan, kosmetik, makanan dan minuman halal, serta peralatan dapur dan rumah tangga. “Produk-produk ini memiliki nilai penjualan yang tinggi, dan kemampuan IKM dalam membuat produk-produk itu sudah bagus,” sebut Gati.

Jumlah IKM yang mengikuti pameran sebanyak 152 booth, yang terdiri dari 138 booth peserta, enam booth icon (milik Ivan Gunawan, Itang Yunaz, Ida Royani, Jenahara, Khanaan Shamlan, dan Irfan Hakim), empat booth penghargaan (IGDS, IFI, MOFP, dan IFCA), satu booth Santripreneur, serta tiga booth klinik konsultasi bagi pelaku IKM.

“Kami mengajak seluruh pelaku IKM, komunitas, buyer, dan masyarakat luas untuk turut meramaikan pameran ii-Motion 2021. Tunjukan bahwa Indonesia mampu menjadi the next produsen produk halal terbesar dunia,” tegas Gati.

Founder dan Director PT Beema Boga Arta, Fransisca Natalia Widowati berharap melalui ii-Motion, peluang distribusi produk madu bermerek Beema Honey semakin terbuka lebar, baik untuk domestik maupun pasar ekspor. “Beema Honey semakin dikenal dan turut menjadi bagian mata rantai ekosistem halal food Indonesia,” kata Natalia.

Sementara itu, Desainer Fesyen Muslim Itang Yunasz memprediksi ii-Motion akan menjadi salah satu kunci ekonomi syariah dan industri halal Indonesia. “Ini pintu menuju kesuksesan industri Muslim,” kata Itang.

Investasi halal di Jawa Timur

Sebanyak 20 pelaku usaha asal Malaysia membidik investasi sektor e-commerce serta industri halal di Jatim karena besarnya potensi bahan baku dan sumber daya manusia (SDM) wilayah setempat. Trade Commissioner Malaysia External Trade Development Corporation (Matrade) Har Man Ahmad, di Surabaya, Senin mengaku, telah berbicara masalah itu dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim.

"Melalui kerja sama dengan Kadin Jatim, kami berharap bisa meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dengan Indonesia, khususnya dengan Jatim dan Surabaya, termasuk terkait industri halal," kata Har Man, saat melakukan kunjungan ke Graha Kadin Jawa Timur.

Har Man mengakui bahwa selama ini dia masih fokus dengan Provinsi DKI Jakarta dan Sumatra, dengan Jatim masih belum dimaksimalkan. "Untuk saat ini, fokus kami berikan ke kota besar selain DKI Jakarta, salah satunya Jatim," ujar Har Man Ahmad.

Dia berencana menggelar seminar dan business matching dengan pengusaha Jatim, utamanya pengusaha Surabaya. Acara akan digelar di Surabaya pada 6-8 Juli 2021 ini diikuti 20 pengusaha Malaysia di bidang industri kimia, industri pengolahan limbah, konstruksi dan pengolahan air.

Saat kunjungan ke Kadin Jatim, pelaku usaha Malaysia diterima Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto yang didampingi Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri Kadin Jatim, Thomas Stefanus Kaihatu; dan WKU Perdagangan dan Promosi Dalam Negeri Kadin Jatim, Mochamad Ardi Prasetiawan. 

Hadir juga Ketua Umum Kadin Kabupaten Kota, di antaranya Ketua Umum Kadin Kota Surabaya Ali Affandi, Ketua Umum Kadin Kabupaten Gresik Sardjono, dan Ketua Umum Kadin Kabupaten Sidoarjo Ali Roid.

Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menyambut baik tawaran kerja sama dan menganggap ini peluang Jatim untuk memacu peningkatan ekonomi pascapandemi Covid-19. Kadin meminta pengusaha Malaysia untuk bersama membangun pasar dan mereka setuju memberikan peluang kepada Jatim dan Surabaya masuk ke pasar Malaysia.

"Karena kami berbicara tidak hanya peluang Malaysia ke Indonesia, tetapi juga join market dan join resources. Malaysia punya keunggulan untuk produk halal dan sejauh ini Malaysia telah menjadi pintu gerbang ke pasar Timur Tengah. Kadin Jatim memiliki ekspor center sehingga yang kita inginkan membuka peluang pasar bersama, baik pasar Indonesia, Malaysia dan pasar luar negeri lainnya," kata Adik.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat