Sejumlah warga antre untuk mengikuti vaksinasi massal Covid-19 Sinovac di Dumai, Riau, Rabu (19/5/2021). | Aswaddyn Hamid/ANTARA FOTO

Nasional

Tekan Covid-19 dengan Hindari Kerumunan

Kerumunan menjadi penyebab penyebaran Covid-19 secara masif.

JAKARTA — Pencegahan Covid-19 dinilai semakin efektif apabila masyarakat menghindari kerumanan. Sebab kerumunan menjadi titik penyebaran virus ini dan menambah angka penderitanya.

"Jangan berkerumun dimanapun, baik yang mudik maupun yang tidak mudik," kata Guru Besar Fakuktas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Soedjatmiko saat mengisi konferensi virtual FMB9 bertema 'Terus Kencangkan Protokol Kesehatan', Kamis (20/5).

Pemudik saat arus balik bisa berkerumun di kereta api, bus, pesawat udara, kapal laut, atau tempat wisata. Oleh karena itu, ia meminta sebaiknya keramaian seperti ini dihindari. Sedangkan bagi yang tidak mudik juga diminta sebaiknya jangan berkerumun di pusat perbelanjaan, apalagi di tempat wisata. 

“Jangan sampai saudara kita tertular Covid-19 hingga bergejala berat dan masuk rumah sakit,” ujarnya.

Mengutip data Satgas Covid-19, Soedjatmiko menyebutkan bahwa dari enam hingga tujuh orang yang berkerumun ternyata ada satu orang yang positif Covid-19. Kondisi semakin diperparah ketika dalam kerumunan itu kecenderungan mengabaikan protokol kesehatan juga tinggi, seperti memakai masker tidak benar, bahkan tidak memakai masker sama sekali. 

Bahkan, Soedjatmiko mengimbau bagi yang sudah divaksinasi sebanyak dua dosis secara lengkap pun agar tidak berkerumun. Sebab, masih ada peluang sebesar 35 persen bagi orang yang sudah divaksinasi untuk tertular Covid-19. "Sehingga tidak ada jaminan kita kebal 100 persen dari Covid-19,” ujarnya.

Untuk menghindari itu, Soedjatmiko menyarankan, apabila ada keluarga yang mudik atau pernah berkerumun selama 1 jam atau lebih, perlu diwaspadai. 

"Sarankan untuk swab Antigen atau PCR, dan bila perlu laporkan ke ketua RT/RW dan Satgas COVID-19 di lingkungan masing-masing,” katanya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kementerian Kesehatan RI (kemenkes_ri)

Vaksinasi dilanjutkan

Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, berharap pemerintah mengadakan program lanjutan vaksinasi massal. Karena masih banyak yang belum mendapatkan layanan vaksin Covid-19 secara gratis.

Salah satu pedagang busana Muslim, Oppi (35 tahun), mengatakan, dia dan kedua rekannya belum mendapat vaksin pada Februari lalu, karena antrean yang panjang dan tingginya antusias. "Kemarin itu sudah daftar, tetapi tidak jadi karena ramai sekali. Berkerumun di Lantai 8, jadi diundur dululah," kata Oppi, Rabu (19/5).

Senada dengan itu, Emi (51), pedagang kerudung di Blok A Pasar Tanah Abang, juga belum mendapat layanan vaksin. Ia mengaku bersedia jika pemerintah kembali mengadakan vaksinasi gratis.

"Kalau ada gratis lagi mau ya, tapi yang saya dengar itu vaksin yang sekarang harus bayar. Mungkin tunggu dari RT rumah setempat saja," kata Emi.

Meski sejumlah pedagang telah divaksin, para porter atau jasa panggul barang di Pasar Tanah Abang juga belum mendapat layanan vaksin. Salah satu porter, Sani, meminta agar porter sepertinya juga mendapatkan jatah vaksin dari pemerintah.

"Belum divaksin, padahal ya kita juga keluar-masuk gedung, tapi memang yang didahulukan sepertinya pedagang," kata Sani.

Sementara itu, Koordinator Pelaksana Vaksinasi Pedagang Pasar Tanah Abang Siti Khalimah mengatakan, lebih dari 20 ribu pedagang Pasar Tanah Abang di lingkup PD Pasar Jaya telah divaksin sampai dosis kedua. "Untuk pedagang-pedagang di luar gedung Pasar Jaya sedang dalam persiapan," kata Siti.

Masih sepi

Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat masih sepi pembeli setelah ditutup pada 12-18 Mei 2021 untuk dilakukan pemeliharaan. Berdasarkan pantauan pada Rabu, tak banyak pengunjung yang berseliweran di kawasan Pasar Tanah Abang.

Pengelola Tanah Abang tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ketat bagi setiap pengunjung mulai dari pemeriksaan suhu, wajib masker, dan menjaga jarak. Petugas Pasar Tanah Abang mengatakan, pengunjung Pasar Tanah Abang pada pembukaan, yaitu pada Rabu hanya 10 sampai 20 persen dari kondisi normal.

Mirna, seorang pengunjung Tanah Abang mengatakan, tujuannya datang dalam rangka membeli produk-produk grosiran untuk kemudian dijual lagi. "Iya ke sini mah biasa belanja untuk keperluan toko," ujar Mirna yang ditemui tengah memilih-milih barang perlengkapan shalat.

Soal sepinya pengunjung juga dikeluhkan pedagang yang berharap pandemi segera pulih agar penjualan kembali normal. "Betul masih masih sepi padahal sudah pukul 11.00 WIB. Saya saja baru bisa menjual tidak sampai lima barang, kalau di hari normal sebelum pandemi ini sih bisa sampai di atas 20 barang di jam yang sama," kata Ridwan yang tengah berjualan baju.

Ridwan juga mengaku penjualan di tahun ini menurun sekitar 50 persen. Padahal, target penjualan sehari minimal harus mencapai angka Rp 1,5 juta per hari agar dapat membayar sewa toko dan kebutuhan lainnya. Ridwan berharap virus wabah Covid-19 bisa mereda agar penjualan dapat kembali normal.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat