Asap membubung setelah jet tempur Israel menyerang tower Al-Shorouq di Gaza City, 12 Mei 2021. Israel berdalih serangan ini merupakan aksi balasan atas roket Hamas ke wilayah Israel. Intifadah global akan mudah digemakan atas nama kemanusiaan. | EPA/MOHAMMED SABER

Opini

Intifadah Global

Intifadah global akan mudah digemakan atas nama kemanusiaan.

ARIF RAMDAN, Aktivis Asha Working Groups Indonesia

Pada 8 Desember 1987, serdadu Israel yang mengendarai truk militer menabrak dan menewaskan empat pengendara mobil di Palestina. Tindakan sewenang-wenang ini memantik emosi kolektif bangsa Palestina tumbuh.

Mereka turun ke jalan meneriakkan perlawanan dengan dukungan Hamas. Setelah Subuh, 9 Desember 1987, gerakan Islam di Kamp Jabalia bergerak mengatur strategi demontrasi besar dan mendapat rintangan dari serdadu Israel, banyak korban berjatuhan.

Dari sini, gerakan perlawanan (intifadah) rakyat Palestina dimulai dan bergema ke seluruh penjuru negeri-negeri Islam. Perlawanan ini muncul dan menjadi memori kolektif bangsa Palestina saat mereka tak bisa berharap pada negara Islam, tetangganya sendiri.

Pasang surut gerakan perjuangan rakyat Palestina dipengaruhi banyak hal. Di antaranya, tidak adanya dampak signifikan apapun dari setiap upaya dan solusi damai bagi rakyat Palestina.

Rakyat Palestina merasa tidak perlu menunggu negeri-negeri Arab bertindak menolong mereka. Sebab, semua keputusan sejak 40 tahun terakhir bagi kemerdekaan bangsa itu tidak membawa guna bagi nasib rakyat Palestina.

 
Rakyat Palestina merasa tidak perlu menunggu negeri-negeri Arab bertindak menolong mereka.
 
 

Selain itu, kelompok ekstremis Yahudi yang terus berkembang dan melakukan perusakan terhadap Masjidil Aqsha, membuka mata rakyat Palestina untuk satu suara membela negerinya.

Faktor kemiskinan, pengangguran yang menyebabkan rakyat Palestina harus bekerja pada usaha-usaha di kawasan pendudukan Israel dan meningkatnya kesadaran dunia Islam akan Masjidil Aqsha memberi arah baru bagi perjuangan Palestina. Dari sinilah, gerakan intifadah dimulai, perlawanan menyebar ke seluruh penjuru Palestina.

Gerakan ini mengdongkrak semangat juang, menyingkirkan perasaan lemah dari kalangan rakyat Palestina, mempertegas identitas Islam, membatasi keangkuhan Yahudi, dan menghidupkan kembali gerakan perlawanan atas nama Palestina di Arab, Islam, dan dunia.

Hamas tercatat dalam tinta sejarah Palestina sebagai kelompok yang mengobarkan intifadah. Intifadah sangat berdampak bagi Israel dan meraih opini publik dunia.

 
Intifadhah sangat berdampak bagi Israel dan meraih opini publik dunia.
 
 

Gerakan intifadah sempat melemah manakala tokoh-tokoh Hamas ditangkap dan diasingkan keluar Palestina. Namun, pengungkit semangat perlawanan kembali berkobar saat peristiwa penodaan Masjidil Aqsha dilakukan Ariel Sharon pada 29 September 2000.  

Pemimpin Partai Likuid Israel ini memaksa masuk masjid dengan pengawalan ketat serdadu Israel. Penodaan Sharon terhadap Masjid Aqsha mengundang protes dunia Islam dan rakyat Palestina, perlawanan menggema di seluruh dunia.

Kelakuan Sharon dianggap penodaan terhadap masjid dan tidak bisa dibiarkan, intifadah kedua berkobar. Aksi perlawanan rakyat Palestina terus berlanjut, beragam faksi di Palestina bergabung dan gerakannya membesar, merepotkan Israel.

 
Kelakuan Sharon dianggap penodaan terhadap masjid dan tidak bisa dibiarkan, intifadah kedua berkobar.
 
 

Pada intifadah kedua, dunia Arab mulai memberikan dukungan moril kepada rakyat Palestina, bukan pemerintahannya. Tercatat, Kuwait mengeluarkan putusan mengirim bantuan khusus untuk rakyat Palestina.

Di sini, Masjidil Asha jadi pemantik emosi kolektif Muslim dunia, seiring meningkatnya kesadaran Muslim dunia atas kewajiban menjaga masjid suci ketiga yang dianjurkan untuk diziarahi, selain Masjidil Haram dan Masjid Nabi di Madinah.

Tahun ini, 27 Ramadhan 1442 Hijriyah, Palestina kembali bergejolak, Masjidil Aqsha jadi pusat perhatian dunia, Gaza kembali memanggil kita untuk iba melihat apa yang dilakukan serdadu Zionis di negeri para anbiya tersebut.

Duka di Gaza kembali mempertontonkan kepada dunia bahwa kemanusiaan telah dicabik-cabik oleh serdadu Zionis Yahudi. Penodaan atas kesucian Masjidil Aqsha oleh polisi Israel mendapat respons dari Jalur Gaza.

Hamas menghujani Tel Aviv dan kota-kota penting di Tepi Barat yang dicaplok Israel. Hari ini, dunia minus sekutu Israel, dari ragam bangsa dan agama memberi dukungan bagi perjuangan Palestina.

Aksi dunia untuk Palestina menerobos sekat agama, dukungan mengalir atas nama kemanusiaan. Palestina kini tidak lagi milik dunia Islam, atas nama kemanusiaan dan manusia yang memiliki akal sehat, layak menyuarakan pembelaan kolektif bagi bangsa Palestina.

Umat manusia yang peduli dan meyakini bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan kehidupan manusia wajib dilindungi dari kecongkakan Zionis, sudah saatnya bersama meneriakkan intifadah global.

 
Intifadah global dapat digerakkan oleh ras manusia di mana pun berada, atas nama agama dan kemanusiaan.
 
 

Intifadah global dapat digerakkan oleh ras manusia di mana pun berada, atas nama agama dan kemanusiaan sekaligus memberikan sinyal perlawanan kepada Amerika yang selama ini selalu paling depan mendukung Israel.

Intifadah global akan mudah digemakan atas nama kemanusiaan, sebagaimana jargon populer yang berseliweran di dunia maya. “Anda tidak perlu menjadi Muslim untuk membela Palestina, cukup menjadi manusia!"

Bagi generasi Muslim saat ini dan masa depan, momentum kemerdekaan telah hadir dan semakin dekat bersama bangsa Palestina, mari gerakkan bersama perlawanan ini dengan cara apapun yang kita miliki.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat