Pemudik yang menggunakan sepeda motor memadati posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/5/2021). | ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Kabar Utama

Pemudik Motor Makin Nekat

Sebagian besar pemudik telah tiba sebelum larangan mudik resmi diberlakukan.

BEKASI -- Sebagian masyarakat tetap nekat mudik meskipun kepolisian telah menambah jumlah personel dan penyekatan di sejumlah titik. Para pemudik bahkan berupaya kembali membobol pos penyekatan mudik di Jalan Rengas Bandung, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. 

Pada Selasa (11/5) dini hari, pos penyekatan tersebut kembali diserbu pemudik motor. Polisi sampai harus mengamankan empat orang pemudik yang dianggap menjadi provokator untuk menerobos pos penyekatan.

"Keempat orang yang diamankan menjadi provokator para pemudik agar mau menerobos barikade petugas di titik penyekatan ini," kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Hendra Gunawan di Kedungwaringin, Selasa (11/5).

Kejadian itu bermula saat para pemudik diminta putar balik karena tidak mampu menunjukkan persyaratan perjalanan ke luar daerah. Mereka kemudian berkumpul di bahu jalan arah Jakarta meski petugas sudah meminta mereka kembali pulang ke rumah.

"Permintaan petugas tidak didengar, justru mereka membunyikan klakson hingga teriak-teriak agar semua memutar arah menuju ke kampung halamannya," ujar Hendra.

Suasana semakin tidak kondusif ketika para pemotor itu hendak melawan arah, sementara petugas terus berusaha mencegahnya. Sorak-sorak hingga teriakan pemudik membuat petugas mengambil tindakan tegas dengan mengamankan orang yang menantang petugas dan menjadi provokator.

"Empat orang ini dibawa petugas ke posko penyekatan. Mereka didata serta dilakukan pembinaan," ucapnya.

photo
Pemudik sepeda motor terjebak kemacetan saat melintasi posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021) dini hari. Petugas gabungan memutarbalikkan ribuan pemudik yang melintasi pos penyekatan perbatasan Bekasi-Karawang, Jawa Barat. - (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Pada saat bersamaan, pemudik semakin memadati ruas jalan tersebut. Sejak pukul 00.30 WIB, kendaraan yang didominasi sepeda motor terus berdatangan hingga menyebabkan kepadatan sepanjang 3 kilometer di area penyekatan.

Kemacetan tidak hanya terjadi di jalur pantura arah Karawang, melainkan juga di arah menuju Jakarta. Hal itu disebabkan sejumlah pemudik yang telah diminta putar balik oleh petugas enggan melanjutkan perjalanan. "Mereka memilih berhenti di bahu jalan, berniat nekat hendak melawan arus," ujar Hendra.

Ratusan petugas juga terlihat terus berusaha mengatur arus kendaraan sekaligus meminta pemudik yang sudah diputar balik untuk melanjutkan perjalanan kembali pulang guna menghindari kemacetan lebih panjang.

"Putar balik, putar balik. Kalian melawan petugas. Kasihan keluarga kalian, keluarga kami. Sudah, di rumah saja tidak usah mudik," kata seorang perwira polisi di lokasi.

Arus kendaraan yang tidak henti-hentinya berdatangan melintasi titik penyekatan membuat petugas kewalahan. Petugas yang kalah jumlah sempat beberapa kali membuka tutup penyekatan.

Akhir pekan lalu, pos sekat Kedungwaringin terpaksa dibuka oleh petugas gabungan karena jumlah pemudik motor yang begitu banyak dan menyebabkan kemacetan panjang. Pos sekat dibuka karena petugas yakin pemudik tetap akan menemui pos sekat di daerah atau titik sekat berikutnya. 

photo
Foto udara pemudik sepeda motor terjebak kemacetan saat melintasi posko penyekatan mudik di jalur Pantura Patokbeusi, Subang, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021) dini hari. Petugas gabungan memutar balik pemudik yang melintasi jalur pantura Subang pada H-2 jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H. - (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Pemudik yang melintasi wilayah ini didominasi kendaraan roda dua. Menurut Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo, ada 14.742 kendaraan roda dua yang diminta putar balik dari pos penyekatan ini. "Yang terbanyak sepeda motor 14.742, kemudian roda empat pribadi 7.800, roda empat penumpang 1.535, dan juga kendaraan barang ada 400," ujar Sambodo kepada wartawan.

Sambodo mengatakan, Kedungwaringin tadinya menjadi satu-satunya pos tumpuan dari kendaraan yang datang dari wilayah barat Pulau Jawa, terutama Jabodetabek. Hal ini membuat jumlah kendaraan yang tiba di sana menjadi tak terbendung. Polisi pun sempat kewalahan sehingga mengeluarkan diskresi untuk membuka sekat pada Ahad (9/5) malam.

Untuk itu, pihaknya mengantisipasi dengan menambah titik sejauh 500 meter dari pos utama. Petugas juga memaksimalkan penyekatan di Bekasi Kota dan juga perbatasan Bekasi-Jakarta Timur. "Jadi, sepanjang jalur yang dilewati oleh pemudik sepeda motor ini titiknya kita tambah," kata dia.

Sempat bobolnya pos sekat di Kabupaten Bekasi membuat pemerintah daerah lain mengantisipasi pergerakan pemudik dari Jabodetabek. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta petugas gabungan memperkuat pengawasan di titik-titik perbatasan. Ganjar mengatakan, semua pihak harus siaga menanggulangi bobolnya sejumlah pintu penyekatan pemudik, khususnya yang bergerak dari Jabodetabek. 

photo
Pengendara sepeda motor melintas di jalur alternatif selatan terowongan Cirahong yang menghubungkan Kabupaten Ciamis dengan Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat, Senin (10/5/2021). Memasuki H-3 Lebaran kepadatan lalu lintas pemudik menggunakan jalur alternatif selatan menuju Jawa Tengah dan sebaliknya menurun, hanya dipadati pemudik lokal. - (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

“Tidak menutup kemungkinan, tak sedikit pemudik yang lolos tersebut akhirnya bisa lolos masuk ke Jawa Tengah,” kata Ganjar saat meninjau sejumlah pos penyekatan di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga, Selasa (11/5). Menurut dia, pintu-pintu penyekatan di perbatasan Jawa Tengah maupun di wilayah kabupaten/kota harus lebih diketatkan agar tidak bobol.

Ganjar mengaku telah membaca pola bobolnya beberapa penyekatan di wilayah Jabodetabek. Dalam beberapa kasus, para pemudik akan menunggu rombongan yang lain. Setelah terkumpul banyak, mereka bergerak menerobos penyekatan petugas.

“Kalau sudah seperti itu, pasti tidak mudah untuk menangani karena jumlah petugas pasti kalah banyak dan akhirnya tidak mampu menahan para pemudik untuk lolos dari penyekatan,” ungkapnya.

Untuk itu, gubernur meminta agar pengecekan di pintu-pintu perbatasan yang ada di Jawa Tengah diperketat lagi dengan sistem berlapis untuk mengantisipasi dampak bobolnya penyekatan tersebut. Sebab, kalau masuk ke Jawa Tengah, hanya ada 14 titik penyekatan perbatasan antarprovinsi serta 17 titik pemantauan antar kabupaten/kota. 

Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Rudi Antariksawan mengatakan, Polri akan terus melakukan pencegahan dan antisipasi kepada mereka yang berniat melakukan mudik. "Untuk antisipasi, kami sampai Lebaran masih sama. Kita cegah mereka yang mudik sesuai aturan pemerintah," katanya. 

photo
Sejumlah pemudik sepeda motor melintas di jalur Pantura Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (11/5/2021). Meskipun sudah dilakukan penyekatan pemudik di Jakarta, sejumlah pemudik sepeda motor yang didominasi nomor polisi pelat B mulai melintas di jalur pantura Pekalongan pada H-2 jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, dengan pantauan arus lalu lintas ramai dan lancar. - ( ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)

Pemudik didata 

Sejumlah pemerintah daerah melaporkan, sebagian besar pemudik telah tiba sebelum larangan mudik resmi diberlakukan. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, misalnya, mencatat ada ratusan pemudik yang masuk sejak 22 April 2021. 

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, sebaran pemudik merata di seluruh kecamatan. "Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta mencatat orang yang datang mudik sejumlah 225 orang," kata Heroe. 

Arus kedatangan pemudik terbesar tercatat pada 22 April-3 Mei yang mencapai 92 orang. Selanjutnya, arus kedatangan pemudik berkisar pada 10-16 orang per hari.

Ia menegaskan, kedatangan pemudik dicatat dan dilaporkan di posko PPKM mikro yang ada di tiap RT. Seluruh pemudik yang datang, katanya, sudah dikondisikan untuk melakukan isolasi mandiri.

Sebagian besar pemudik ada yang melakukan isolasi di rumah tujuan mudik. Ada juga mudik yang melakukan isolasi di hotel yang sudah disiapkan khusus. "Mereka (pemudik) sebagian besar membawa surat jalan dan surat sehat Covid-19. Artinya, tidak ada laporan bahwa ada warga yang datang dengan kondisi tidak sehat ketika pulang ke kampung halamannya," kata Heroe.

photo
Pemudik sepeda motor terjebak kemacetan saat melintasi posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021) dini hari. Petugas gabungan memutar balikan ribuan pemudik yang melintasi pos penyekatan perbatasan Bekasi-Karawang, Jawa Barat. - (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Di daerah lain, Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat puluhan ribu pemudik tiba sebelum larangan mudik Lebaran. Jumlahnya hampir sama seperti tahun sebelumnya, sekitar 37 ribu orang. 

"Berkaca pada Lebaran tahun 2020, jumlah pemudik yang sampai kampung halaman lebih awal mencapai 37 ribu orang, tersebar dari utara hingga selatan. Namun, setelah larangan diperketat, kami belum mendapat laporan pasti berapa banyak yang berhasil lolos," kata Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, kemarin. 

Ia menjelaskan, banyaknya titik penyekatan untuk bisa sampai ke Cianjur dapat menekan angka pemudik yang dapat lolos hingga ke kampung halamannya. Pemeriksaan ketat juga sudah diberlakukan di jalur utama Cianjur, dari Puncak Pass hingga Haurwangi. 

Bagi mereka yang sudah telanjur sampai di kampung halamannya di Cianjur, pihaknya telah menempatkan Gugus Tugas Covid-19 kecamatan dan desa untuk mendata dan melakukan isolasi mandiri selama lima hari setelah sampai sebagai upaya antisipasi penyebaran virus berbahaya terus ditekan. 

Menurut dia, berkaca pada Lebaran tahun lalu, tingkat penularan Covid-19 meningkat hingga 100 persen setiap harinya. Pada Lebaran 2021, berbagai upaya antisipasi dilakukan agar kejadian yang sama tidak terulang. "Gugus tugas kecamatan dan desa hingga RT akan mendata dan terus mengawasi siapa saja yang mudik dan harus menjalankan isolasi mandiri agar keluarganya dan warga sekitar terhindar dari Covid-19," kata Herman.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat