WArga menirma suntikan vaksin Covid-19 di kompleks Makam Sheikh Abdul Qadir Jeelani di Srinagar, india, Rabu (21/4/2021). | AP/Dar Yasin

Internasional

Masjid India Bantu Tangani Covid-19

Muslim India menawarkan masjid, pesantren, dan aula untuk menjadi pusat perawatan. 

NEW DELHI – Banyak tempat beribadah di India, termasuk masjid, ikut menangani krisis akibat gelombang kedua Covid-19. Laporan Aljazirah, Senin (10/5), menyebutkan, masjid-masjid itu disulap untuk merawat pasien atau menjadi sentra vaksinasi. 

“Setiap hari, kami harus menolak 50 hingga 60 pasien karena kami hanya bisa mengakomodasi pasokan oksigen untuk 142 orang,” ujar Mufti Arif Falahi, pemimpin pesantren di Baronda, Gujarat, India. Gujarat adalah tempat asal Perdana Menteri India Narendra Modi.

Pesantren itu juga memiliki 38 tempat tidur isolasi yang menyediakan makanan dan obat untuk pasien. Menurutnya, pesantren menerima semua orang tanpa memandang keyakinannya. 

Dr Jaykar Chtrabuji adalah satu dari sembilan dokter sukarelawan di pesantren tersebut. Ia mengaku harus bekerja lebih dari 20 jam sehari. “Namun, membahagiakan karena bisa membantu orang lain. Orang kaya mungkin mampu pergi ke rumah sakit swasta. Tapi, itu mustahil bagi orang tak punya. Itu sebabnya orang datang ke tempat kami,” kata sang dokter. 

photo
Sejumlah kerabat pasien Covid-19 saat berduka di luar rumah sakit pemerintah Covid-19, Ahmedabad, India, Selasa (27/4/2021). (AP Photo/Ajit Solanki) - (AP/Ajit Solanki)

Baroda adalah kota dengan populasi dua juta jiwa. Di sudut lain kota, Masjid Jahangirpura juga menyediakan 50 tempat tidur untuk pasien Covid-19. 

“Ini saatnya kita harus bersama-sama membantu orang, itulah yang diajarkan agama kita,” ujar Muhammad Irfan, pengurus masjid. “Virus tidak punya agama dan kami percaya bahwa ini adalah krisis dan kita harus membantu semua orang dan menunjukkan kemanusiaan kita.”

“Saat ini, ada banyak orang dari keyakinan lain ada di fasilitas kami, namun kami memang membuka diri untuk semua orang,” ujar Irfan. 

Arshad Siddiqui adalah ketua lembaga swadaya masyarakat, Red Crescent Society of India, yang berpusat di Mumbai. Lembaganya menggunakan 20 masjid di Maharashtra untuk menyalurkan tabung oksigen dan pengisiannya kepada orang yang membutuhkan.

“Kami memutuskan menggunakan masjid untuk menjangkau orang karena kini dalam penguncian wilayah dan masjid kosong saat ini. Dan kami percaya saat ini orang sekarat dan berjuang meraih bantuan,” kata Siddiqui.

Sementara, ketua ulama di All India Imam Organisation di New Delhi, Moulana Umer Ahmad Ilyas, menyerukan seluruh masjid dan sekolah di India untuk membuka diri. “Saya telah menyerukan kepada umat Islam karena kami memiliki 550 ribu masjid di India untuk mengubahnya menjadi pusat fasilitas bagi pasien,” katanya.

“Tak ada yang lebih utama dalam beribadah saat ini pada bulan suci Ramadhan, selain menyelamatkan nyawa.”

Muslim di kawasan Okhla, New Delhi, membuka 20 masjid untuk perawatan dan isolasi pasien Covid-19. Sedangkan di Bengaluru yang dikenal sebagai silicon valley, komunitas Muslimnya menawarkan masjid, pesantren, dan aula untuk digunakan sebagai pusat perawatan. 

“Tadi malam, seorang wanita berusia 30 tahun membutuhkan oksigen dan pesannya kami peroleh pukul 21.00. Kami berupaya hingga pukul 02.00 sampai ia mendapatkan fasilitas tempat tidur. Kami tidak tinggal diam,” ujar Maqsood Imran, ulama yang juga anggota Muslim SOS di Negara Bagian Karnataka. 

Data Johns Hokins University menunjukkan, kasus global Covid-19 melampaui 158,39 juta dengan 3,29 juta kematian. Kasus terbanyak di Amerika Serikat, yaitu lebih dari 32,7 juta, kemudian India yang menghadapi lebih dari 22,66 juta kasus. 

Banyak negara bagian India yang memberlakukan penguncian wilayah. Sebagian lainnya menetapkan pembatasan ketat serta penutupan tempat umum, seperti bioskop, restoran, dan pusat perbelanjaan.

Namun, tekanan menguat terhadap Modi untuk mengumumkan penguncian wilayah nasional. Ia kini didera kritik karena membiarkan pertemuan-pertemuan besar keagamaan dan politik dalam dua bulan terakhir, meski kasus Covid-19 melejit. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat