Pengikut ulama Syiah Muqtada al-Sadr menjalani vaksinasi Covid-19 di Sadr, Baghdad, Irak, Selasa (4/5/2021). AS mengisyaratkan mendukung pengesampingan hak paten vaksin Covid. | AP/Hadi Mizban

Internasional

PBB Dorong Perusahaan Farmasi Berbagi Produksi Vaksin Covid

AS mengisyaratkan mendukung pengesampingan hak paten vaksin Covid.

NEW YORK – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendorong produsen-produsen vaksin Covid-19 saat ini mengizinkan perusahaan lain memproduksi vaksin mereka. Hal tersebut disampaikan saat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sedang membahas tentang pengesampingan hak paten vaksin guna meningkatkan pasokan ke negara-negara berkembang.   

“Sekretaris Jenderal sering menyerukan transfer teknologi dan berbagi pengetahuan dan lisensi sukarela atau berbagi lisensi,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, Rabu (5/5).   

Guterres telah lama menyerukan agar vaksin Covid-19 tersedia untuk semua negara. Dia pun meminta lebih banyak kucuran dana untuk mendanai fasilitas Covax, yakni sebuah program yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan bertujuan menyediakan akses vaksin bagi negara-negara miskin serta berkembang. 

Afrika Selatan (Afsel) dan India diketahui telah mengajukan proposal ke WTO perihal pelepasan hak paten pada vaksin Covid-19. Hal itu guna memudahkan negara atau perusahaan lain melakukan proses produksi dan mencukupi kebutuhannya. Sebanyak 60 negara lain turut mensponsori proposal tersebut.   

Saat ini usulan itu tengah dibahas di WTO. Keputusan WTO didasarkan pada konsensus. Artinya 164 negara anggotanya harus setuju. 

Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan dukungan untuk mengesampingkan hak paten vaksin Covid-19. Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengungkapkan, pemerintahan Presiden Joe Biden sangat mendukung perlindungan hak kekayaan intelektual.

Namun, mengingat saat ini pandemi masih berlangsung, Washington mendukung pencabutan paten vaksin Covid-19. Hal tersebut menjadi bagian dari upaya mengakhiri pandemi.   

"Kami akan secara aktif berpartisipasi dalam negosiasi berbasis teks di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang diperlukan untuk mewujudkannya. Negosiasi tersebut akan memakan waktu mengingat sifat lembaga yang berbasis konsensus dan kompleksitas masalah yang terlibat,” kata Kathrine, Rabu (5/5).   

Seusai pengumuman tersebut, saham perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin Covid-19 dan disetujui di AS, yakni Moderna, Pfizer, BioNTech, serta Johnson & Johnson, merosot tajam. Kelompok perdagangan Pharmaceutical Research and Manufacturers of America (PhRMA) dengan cepat mengkritik dan memprotes pengumuman pemerintahan Biden.

Bajaj Jadi Ambulans

Pengemudi bajaj dari India Mohammad Javed Khan menjadi saksi selama krisis Covid-19 belakangan ini. Ia melihat orang-orang membawa orang tua yang terkena virus korona ke rumah sakit dengan digendong karena mereka terlalu miskin untuk menyewa ambulans. 

photo
Seorang warga Kashmir menjalani vaksinasi di Srinagar., India. - (AP/Dar Yasin)

“Saya melihat anak muda berjuang tanpa oksigen. Bahkan, ketika mereka memanggil ambulans, ambulans mengenakan biaya 5.000-10 ribu rupee. Bagaimana orang miskin mampu membelinya? Terutama selama pandemi ini ketika kebanyakan orang tidak memiliki penghasilan?" kata Khan, dikutip Aljazirah.  

Pengemudi berusia 34 tahun di Bhopal ini menjual perhiasan istrinya dan mengubah kendaraan roda tiga menjadi ambulans kecil. Ada donor memberi Khan tabung dan oksimeter. Ada pula dokter mengajari Khan cara menggunakan tabung dan oksimeter untuk memasok oksigen dengan aman kepada pasien saat dia mengantarkan mereka ke rumah sakit. 

“Banyak orang datang untuk membantu saya dengan sumbangan dan meminta saya untuk terus berkeliling sampai pandemi selesai. Berkat bantuan banyak orang, saya bisa melakukan ini. Saya tidak mungkin melakukan ini sendiri," kata Khan.  

Laporan India Today menyatakan, polisi sempat menuduhnya mengoperasikan bajaj tanpa izin darurat selama penguncian wilayah di negara bagian Madhya Pradesh. Namun, setelah protes di media sosial, polisi menarik dakwaan dan mengeluarkannya dengan izin khusus.  

Di tengah krisis, orang-orang seperti Khan telah melangkah maju untuk mencoba dan membantu komunitas lokal. Kini India mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada gelombang kedua. Namun, India juga diperingatkan bersiap untuk menghadapi gelombang ketiga.  

"Fase tiga tidak bisa dihindari, mengingat tingginya tingkat virus yang beredar. Namun, tidak jelas pada skala waktu apa fase tiga ini akan terjadi," kata tenaga ahli untuk Pemerintah India, K Vijay Raghavan.

Data Johns Hopkins University menunjukkan, saat ini kasus global Covid-19 melampaui 155,2 juta dan lebih dari 3,2 juta kematian. Kasus terbanyak di Amerika Serikat, yaitu lebih dari 32,5 juta kasus. Sedangkan India ada di peringkat kedua, yaitu lebih dari 21 juta kasus. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat