Pertemuan Raja salman bin Abdulaziz dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan beberapa waktu lalu. | Reuters

Internasional

Saudi Kian Gencar Galang Perdamaian

Iran mengatakan siap untuk mengadakan pembicaraan dengan Arab Saudi.

RIYADH -- Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (4/5). Hubungan bilateral menjadi topik utama pembahasan mereka.

“Selama panggilan tersebut, hubungan kedua negara dibahas. Presiden Turki juga mengucapkan selamat kepada Penjaga Dua Masjid Suci pada kesempatan Idul Fitri yang penuh berkah,” kata Saudi Press Agency dalam laporannya.

Hubungan Saudi dan Turki sempat terusik setelah adanya pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi. Dia dibunuh di Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul pada Oktober 2018. Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) kerap disebut sebagai otak di balik operasi tersebut.

Namun, Turki telah berusaha meningkatkan hubungan kembali dengan Saudi. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada April lalu, juru bicara sekaligus penasihat Erdogan, Ibrahim Kalin, mengatakan, Turki bakal mencari cara untuk memperbaiki relasinya dengan Riyadh.

photo
Petugas polisi Turki berdiri di depan gambar jurnalis Saudi Jamal Khashoggi menjelang peringatan kematiannya di Istanbul 2019 lalu. (AP Photo/Lefteris Pitarakis) 

Kalin pun menyambut langkah Saudi mengadili para pelaku yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. “Mereka punya pengadilan. Persidangan telah digelar. Mereka sudah mengambil keputusan. Jadi, kami menghormati keputusan itu,” ujarnya.   

Pada Maret lalu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Saudi dan Turki setuju untuk melanjutkan dialog. Hal itu dia sampaikan setelah bertemu Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.

“Bagi kami, tidak ada alasan untuk tidak memperbaiki hubungan kami dengan Arab Saudi. Jika mereka mengambil langkah positif, kami akan melakukannya juga,” kata Cavusoglu. 

Iran tanggapi Saudi

Dalam perkembangan berbeda, pada Selasa (4/5), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, mengatakan negara itu siap untuk mengadakan pembicaraan dengan Arab Saudi. Terbukanya peluang itu setelah Riyadh memperlihatkan perubahan retorika dan wacana terhadap Teheran. 

"Di tingkat apa pun dan dalam bentuk apa pun," ujar Khatibzadeh menyatakan kesediaan Iran untuk mengadakan pembicaraan antara kedua negara, dikutip dari Middle East Monitor.

Khatibzadeh menekankan mengubah retorika dan wacana Saudi terhadap Iran akan membantu mengurangi ketegangan. Namun, upaya itu hanya akan membawa hasil praktis jika dibarengi dengan perubahan perilaku. 

Bulan lalu, Putra Mahkota Saudi Muhammad Bin Salman (MBS) mengatakan, Saudi bercita-cita untuk membangun hubungan baik dengan Iran sebagai negara tetangga. Namun, dia menyatakan, terdapat masalah antara kedua belah pihak dan Arab Saudi sedang bekerja dengan mitranya untuk memecahkannya.

Turki dan Iran adalah sasaran terbaru diplomasi Saudi. Januari lalu, Saudi memulihkan hubungan dengan Qatar yang sempat terputus sejak 2017. Saat  itu Amir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani dan  uhammad bin Salman sepakat membuka blokade wilayah kedua negara.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat