Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Menjemput Lailatul Qadar

ulama mengidentikkan Lailatul Qadar sering terjadi pada sepuluh malam ganjil terakhir Ramadhan.

Oleh MOHAMMAD FARID FAD

OLEH MOHAMMAD FARID FAD

Di antara kemuliaan Ramadhan adalah datangnya malam seribu purnama. Inilah satu-satunya malam yang secara spesifik diuraikan secara utuh dalam Alquran Surah al-Qadr. Para ulama mengidentikkan Lailatul Qadar sering terjadi pada sepuluh malam ganjil terakhir Ramadhan.

Menurut Ibnu Umar, malam seribu purnama ini tak hanya terjadi saat turunnya Alquran, tapi hadir di tiap Ramadhan hingga datangnya Hari Akhir. Lalu, mengapa disebut Lailatul Qadar?

Menurut Imam Izzuddin bin Abdissalam dalam Maqasid as-Shaum, bisa jadi karena malam tersebut dipenuhi kemuliaan ataupun sebab persoalan rezeki, ajal dari tahun ke tahun ditentukan pada malam ini. (QS 44: 3-4).

Diriwayatkan, Ubadah bin ash-Shamit pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang Lailatul Qadar, kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Pada bulan Ramadhan, carilah ia pada malam sepuluh terakhir, karena ia ada di malam ganjil, malam ke-21, atau ke-23, atau ke-25, atau ke-27, atau ke-29, atau malam terakhir."

Tentang kapan datangnya, para ulama berbeda pendapat. Hasan Al-Basri meyakini di malam ke-17. Muhammad Ibn Ishaq menunjuk malam ke-21. Ibnu Mas’ud berpendapat jatuh pada malam ke-24. Abu Dzar al-Ghifari mengandalkan malam ke-25.

Ibn Abbas berketetapan malam ke-27 dengan alasan kata “lailatul qadar” terdiri dari sembilan huruf yang disebutkan sebanyak tiga kali (QS 97: 1-3), hingga hasil perkaliannya adalah 27. Selain itu, Ibn Abbas berargumen, Allah SWT menyukai bilangan ganjil 7, jumlah hari, hitungan putaran thawaf, surga dan neraka, bahkan tingkatan langit pun berbilang tujuh.

Lalu, mengapa Allah terkesan merahasiakan datangnya Lailatul Qadar? Ar-Razi dalam at-Tafsir al-Kabir mengungkapkan, tak jarang Allah SWT menyamarkan sesuatu agar kita senantiasa waspada dan memanfaatkan waktu secara arif, seperti misteri kapan datangnya kematian, kiamat, saat dikabulkannya doa (sa’atul ijabah), ataupun asma-Nya Yang Agung (ismul a’dzam). Tujuannya tak lain ialah agar kita mengagungkan keseluruhan malam di bulan Ramadhan.

Inilah saat yang tepat guna mengutarakan rapalan pengharapan. Segenap doa pun dijanjikan akan dikabulkan. Diriwayatkan bahwa Aisyah pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, jika aku bisa mendapatkan Lailatul Qadar, apakah doa yang sebaiknya aku panjatkan?"

Rasulullah SAW menjawab, "Bacalah: Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf Yang Menyukai Maaf, karenanya berikanlah maaf padaku."

Selain dikenal sebagai malam kemuliaan sebab diturunkannya Alquran, Lailatul Qadar tak ubahnya bagai perayaan kerinduan para penghuni langit atas segenap penduduk bumi. Para malaikat berduyun-duyun turun ke bumi karena berlimpah ruahnya berkah. Malam yang penuh dengan limpahan salam hingga terbitnya fajar.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat