Sejumlah santri membaca Al-Quran di Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) di Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, (24/4/2021). Kegiatan Khatam Al-Quran tersebut dilakukan rutin setiap bulan Ramadhan oleh 750 santri dan santriwati. | ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Khazanah

Wapres Minta Kepulangan Santri Difasilitasi

Wapres menjelaskan kepulangan santri dari pesantren diperkirakan sebelum 6 Mei 2021.

JAKARTA — Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengungkapkan, banyak santri yang khawatir tidak bisa pulang dari pondok pesantren akibat adanya aturan pengetatan mudik yang berlaku mulai 22 April-5 Mei (H-14) dan 18-24 Mei (H+7). Kekhawatiran mereka karena masa pengajian Ramadhan umumnya baru berakhir pada hari ke-21 Ramadhan atau 3 Mei.

Untuk itu, Wapres pun memberi opsi agar instansi berwenang memfasilitasi santri yang hendak pulang ke rumahnya seusai menimba ilmu di pesantren. Hal ini juga meralat pernyataan Masduki sebelumnya tentang Wapres Ma'ruf meminta adanya dispensasi santri dari larangan mudik Lebaran.

Masduki mengatakan, Wapres mencoba memahami keresahan para santri yang terancam tidak bisa pulang dari pesantren karena bersamaan dengan kebijakan larangan mudik. "Jadi, bukan dispensasi pada masa larangan mudik yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu tanggal 6 sampai dengan 17 Mei 2021," kata Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/4).

Dia menjelaskan, kepulangan santri dari pesantren diperkirakan sebelum 6 Mei 2021. Karena itu, kepulangan mereka diprediksi bukan pada kurun waktu larangan mudik 6-17 Mei 2021. Dia menegaskan, lingkungan pesantren merupakan komunitas tertutup tidak seperti lingkungan umum. Menurut dia, lalu lintas orang keluar masuk dari dan ke pesantren sangat terbatas dan terawasi dengan baik.

Meski demikian, para santri diwajibkan tetap menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penanggulangan penyebaran Covid-19. “Termasuk melakukan swab test PCR, antigen, atau Genose saat kepulangan dan kedatangan kembali di pesantren," ujar dia. 

Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Al-Manshur Darunnajah Cabang 3 Banten Busthomi Ibrohim mendukung langkah Wapres untuk memfasilitasi kepulangan santri ke kampung halaman. "Karena santri itu sudah tidak ada kegiatan lagi pada 6 Mei nanti. Sehingga memang sudah waktunya pulang. Jadi, sebelum tanggal 6 Mei itu sudah pada pulang," kata dia kepada Republika, Ahad (25/4).

Busthomi menjelaskan, Pesantren Al-Manshur Darunnajah Cabang 3 Banten merupakan pondok khusus akhwat atau perempuan. Dia mengatakan, semua santri yang totalnya 316 orang itu sudah pulang pada 22 April kemarin berdasarkan jadwal yang ditetapkan pada awal tahun ini. "Jadi, ini ketepatan. Sudah disusun lama di awal tahun ini, by design bahwa santri kami akan pulang pada 22 April," kata dia.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para santri menahan diri untuk tidak mudik pada Hari Raya Idul Fitri 2021 nanti. Dengan tidak mudik, Ganjar menjelaskan, para santri akan berkontribusi terhadap upaya untuk mencegah penularan Covid-19 karena telah ikut meminimalkan berbagai risiko penularan.

"Jika mudik, akan menimbulkan keramaian dan risiko bisa ikut terpapar juga makin besar," ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di hadapan santri Ponpes At-Taqwa, Tembalang, Kota Semarang, Sabtu (24/4) petang. Ganjar menyampaikan ini saat bersepeda jelang waktu berbuka puasa ke Yayasan Sosial dan Panti Asuhan At-Taqwa.

Di sisi lain, dia menjelaskan, muncul kekhawatiran jika ada keramaian protokol kesehatan dan SOP pencegahan juga cukup rentan diabaikan. Ganjar menjelaskan, pelarangan mudik ini merupakan bagian dari pencegahan. Jika mudik dilaksanakan, ujar dia,  biasanya akan muncul rombongan sehingga potensi tertular juga besar.

"Belajar dari ledakan kasus Covid-19 di India, mohon maaf yang tertular sangat banyak demikian juga yang meninggal dunia," kata Gubernur.

Contoh tersebut, dia melanjutkan, bukan untuk menakut-nakuti, melainkan diharapkan bisa membuat para santri bisa lebih mawas diri karena Covid-19 masih menjadi ancaman. Gubernur meminta agar para santri bisa mengerti dan mau menahan diri untuk tidak mudik terlebih dahulu hingga semuanya tetap aman dan terhindar dari risiko penularan.

"Maka, sebaiknya kita tahan dulu, nggak usah mudik. Yang asalnya jauh di luar daerah bisa memanfaatkan komunikasi jarak jauh dulu sementara cukup memberi salam saja," ujarnya.

Kepada santri At-Taqwa yang berasal dari Ngawi, Medan, dan Palembang. Gubernur juga meminta agar menunda mudik dan menyapa keluarganya secara online dengan video call.

Salah seorang santriwati asal Palembang, Marlina Sintya Bella, mengaku sedih karena tidak bisa mudik dan berkumpul dengan keluarga saat momentum Lebaran nanti. Namun, untuk mengobati kerinduan akan kampung halaman dirinya akan menelepon keluarga. "Sedih iya, tapi nanti bisa video call dulu untuk mengobati kerinduan itu," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat