Petugas beraktivitas di area Almahmudah Manasik Training Center (AMTC), Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (20/4/2021). | Republika/Thoudy Badai

Kabar Utama

Saudi Masih Tutup Pintu untuk RI 

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan penangguhan masuknya ekspatriat dari 20 negara.

JAKARTA -- Arab Saudi memutuskan membuka kembali penerbangan internasional pada 17 Mei mendatang. Namun, Saudi masih melarang penerbangan dari Indonesia dan 19 negara lainnya.

Konsul Jenderal RI Jeddah Eko Hartono mengatakan, hingga saat ini belum ada informasi kapan daftar larangan penerbangan terhadap 20 negara akan dicabut. "Terkait daftar, itu berlaku sejak awal Februari lalu dan belum ada informasi kapan akan dicabut," kata dia kepada Republika, Kamis (22/4).

Dua puluh negara yang masuk dalam daftar itu adalah Indonesia, Argentina, UEA, Jerman, AS, Irlandia, Italia, Pakistan, Brasil, Portugal, dan Inggris. Selain itu, ada Turki, Afrika Selatan, Swedia, Swiss, Prancis, Lebanon, Mesir, India dan Jepang.

Eko mengatakan, hingga saat ini tidak ada keterangan atau informasi lebih lanjut mengenai alasan Indonesia masuk dalam daftar tersebut. Namun, ada dugaan berkaitan dengan penanganan Covid-19 di negara-negara yang bersangkutan.

photo
Petugas memeragakan tatacara manasik haji di Almahmudah Manasik Training Center (AMTC), Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (20/4/2021). Kawasan Almahmudah Manasik Training Center tersebut selain dijadikan tempat manasik haji juga dijadikan sebagai tempat wisata religi saat Ramadhan sekaligus menjadi sarana edukasi bagi pengunjung mengenai cara ibadah haji dan umrah dengan tiket mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu per orang. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Sesuai catatan yang dimiliki Saudi, masih cukup banyak jamaah umrah asal indonesia yang terbukti positif setibanya di negara tersebut. Eko memaparkan, dari Desember 2020 hingga Februari 2021, ada 109 jamaah Indonesia yang terkonfirmasi positif dari total 1.600 jamaah.

"Ini jumlahnya banyak sekali. Dan saya yakin ini membuat Saudi kurang percaya dengan penanganan kesehatan bagi jamaah umrah kita," lanjutnya.

Berkaitan dengan pelaksanaan haji 2021, ia juga merasakan kekhawatiran apakah akan ada jamaah haji dari luar Arab Saudi. Namun, di sisi lain, ia memahami perhatian Saudi mengingat penyebaran Covid-19 di berbagai negara belum membaik.

Bahkan, di Saudi sendiri kasus baru Covid-19 masih tinggi dibanding beberapa bulan sebelumnya. Pada periode Desember 2020 hingga Januari 2021, jumlah kasus harian berada di kisaran angka 250. Namun, dalam beberapa pekan terakhir mengalami kenaikan, bahkan mencapai 1.023 kasus. 

Kondisi ini terbilang mengkhawatirkan meski Saudi sudah mendukung penuh program vaksinasi. "Terakhir kami ketemu Dirjen Kesehatan Masyarakat di Provinsi Makkah. Beliau juga tidak berani memastikan tentang haji. Kepentingan utama Saudi adalah kesehatan dan keselamatan bersama," kata dia. 

Maskapai Arab Saudi, Saudi Arabian Airlines pada Kamis (22/4) mengumumkan mereka akan melakukan penerbangan internasional pada 17 Mei. Namun, penerbangan itu tidak berlaku untuk 20 negara yang dilarang Arab Saudi sejak awal Februari.

Hal ini dijelaskan Saudi Arabian Airlines dalam akun Twitter resminya menanggapi pertanyaan netizen tentang apakah penangguhan perjalanan akan dicabut untuk semua negara, termasuk 20 negara yang dilarang.

"Penangguhan semua penerbangan internasional akan dicabut mulai pukul 1 pagi pada Senin, 17 Mei. Tetapi ini tidak akan berlaku untuk negara-negara di mana komite resmi terkait memutuskan untuk menangguhkan perjalanan karena wabah virus korona,” demikian pernyataan Saudi Airlines dalam media sosialnya seperti dilansir Saudi Gazette pada Kamis (22/4).

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan penangguhan masuknya ekspatriat dari 20 negara ke Arab Saudi sebagai bagian dari langkah untuk memerangi virus korona, yang berlaku mulai 3 Februari. Meski begitu kebijakan ini membebaskan warga negara Saudi serta diplomat asing, praktisi kesehatan, dan keluarganya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Informasi Haji (informasihaji)

Gabungan Pengusaha Haji Umrah dan Wisata Halal Nusantara (Gaphura) prihatin atas kebijakan pemerintah Arab Saudi masih menangguhkan warga Indonesia masuk negaranya. Kendati demikian, ia dapat memahami karena Saudi sedang berjuang menekan laju kasus Covid-19. 

Pembina Gaphura Muharom Ahmad berharap langkah strategis dari Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama guna meyakinkan Kerajaan Saudi terkait kasus Covid-19. Hal ini penting dilakukan demi mendapat kepastian penyelenggaraan haji tahun 2021.

"Sehingga para jamaah haji tidak waswas dan cemas terkait kepastian keberangkatan haji pada tahun ini," katanya.

Sekretaris Jenderal Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) Artha Hanif, mengaku masih bingung mengapa Indonesia masuk dalam daftar 20 negara terlarang. Padahal, kata dia, jamaah umrah maupun haji dari Indonesia adalah jamaah terbanyak dan terdepan hal kualitas fasilitas layanan di Saudi. "Sehingga secara bisnis dan ikon, jamaah umrah dan haji dari Indonesia sangat patut diperhitungkan," katanya.

Pemerintah Saudi membuka umrah secara internasional di awal November 2020 hingga Januari 2021. Saat itu, Indonesia adalah satu-satunya negara yang paling merespons secara aktif dibukanya visa umrah saat itu. Dalam kurun waktu tersebut, Indonesia mengirim hampir 2.000 jamaah. 

 "Di bawah Indonesia adalah Pakistan sekitar 500 orang. Negara-negara lainnya hanya mengirim beberapa jamaah saja," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat