Ekonomi
Produksi Jagung Terbatas
Target produksi jagung sebanyak 22,5 juta ton tahun ini tetap bisa tercapai.
JAKARTA -- Harga jagung tengah mengalami tren kenaikan sehingga berdampak pada harga pakan unggas dan harga jual daging ayam. Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) menyampaikan, tingginya harga jagung saat ini karena situasi produksi yang terbatas.
Ketua Umum APJI Sholahuddin mengatakan, saat ini komoditas jagung masih dalam musim panen di beberapa area kecil di luar Jawa seperti Dompu dan Bima, Nusa Tenggara Barat. Sementara, panen jagung di Jawa yang menjadi penyumbang terbesar produksi sudah selesai pada Februari-Maret lalu.
"Sekarang di Jawa, jagung baru berumur sekitar 60 hari. Satu bulan lagi baru akan panen," kata Sholahuddin kepada Republika, Rabu (21/4).
Tiga pekan lagi harus panen ayam broiler dan semakin banyak butuh jagung untuk pakan.Ketua Dewan Jagung Nasional Tony Kristianto
Sholahuddin menyampaikan, rata-rata harga jagung berdasarkan pantauan APJI berada pada kisaran Rp 4.500-Rp 4.750 per kilogram (kg) di tingkat petani. Acuan harga jagung dari pemerintah paling murah Rp 2.500 untuk kadar air 35 persen dan Rp 3.150 per kg untuk kadar air 15 persen.
Ia mengatakan, sesuai prediksi pada tahun lalu, produksi jagung pada tahun ini kemungkinan akan ada penurunan. Itu disebabkan faktor gangguan penyakit serta tikus. Faktor cuaca ekstrem juga cukup menghambat produksi jagung pada awal tahun ini.
"Tahun ini curah hujan tinggi, petani tidak ada yang berani simpan jagung takut rusak. Akhirnya dia jual dengan risiko harga rendah. Pada saat musim panas, jagung sudah tidak ada lagi," kata Sholahuddin.
Meski begitu, Sholahuddin optimistis produksi jagung sebanyak 22,5 juta ton tahun ini tetap bisa tercapai. Target tersebut dinilai wajar dengan kemampuan produksi saat ini.
"Saya rasa target itu realistis karena pada 2018-2020 pemerintah sempat menargetkan produksi 30 juta ton per tahun. Jadi angka 22,5 juta ton saya kira bisa," kata Sholahuddin.
Meski begitu, Sholahuddin mengingatkan, wilayah Indonesia sangat luas dan berbentuk kepulauan. Sehingga, perlu ada jeda waktu dalam proses pendistribusian jagung antarwilayah. Selain itu, biaya logistik turut mempengaruhi harga jagung yang diterima oleh pabrikan maupun konsumen.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi jagung pada 2021 bisa mencapai 22,5 juta ton. Jumlah itu dinilai sangat cukup untuk kebutuhan industri pakan unggas dalam negeri.
Kepala Subdirektorat Mutu dan Standardisasi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Muhammad Gazali mengatakan, target produksi itu dikejar dengan target luas tanam 4,2 juta hektare (ha), luas panen 4,1 juta ha, serta produktivitas 5,4 juta ton.
Dewan Jagung Nasional mengingatkan akan terjadi krisis terhadap komoditas jagung dalam beberapa pekan ke depan. Harga jagung lokal diperkirakan akan terus melonjak, sementara importasi jagung tidak bisa dilakukan karena harga yang juga tinggi.
Ketua Dewan Jagung Nasional, Tony J Kristianto mengatakan, harga jagung lokal diperkirakan akan tembus hingga Rp 7.000 per kilogram (kg). Angka itu naik lebih dari dua kali lipat dari harga acuan pemerintah.
Kenaikan harga itu dipicu oleh produksi yang tidak mendukung. Sementara itu, permintaan jagung oleh industri pakan unggas sedang tinggi karena peternakan sedang memasuki masa panen jelang Idul Fitri. Dia menjelaskan, semakin tinggi usia unggas, semakin besar kebutuhan pakan demi menghasilkan volume daging ayam yang optimal.
Di tengah permintaan yang tinggi itu, jagung lokal menjadi pilihan satu-satunya. Substitusi bahan baku gandum juga sulit dilakukan lantaran harga yang terus melambung.
"Tiga pekan lagi harus panen ayam broiler dan semakin banyak butuh jagung untuk pakan," katanya.
Meski akan mengalami kenaikan harga, Tony meyakini persediaan jagung dalam negeri masih bisa mencukupi hingga Juli mendatang. Harga jagung setelah lebaran juga diyakini akan kembali turun karena produksi mulai bertambah seiring panen dan penurunan permintaan.
Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyatakan, kondisi kecukupan jagung untuk industri pakan unggas mengalami penurunan. Idealnya, kecukupan jagung adalah selama dua bulan. Namun, saat ini tingkat kecukupan mengalami penurunan sejak Januari 2021. Ketua Umum GPMT Desianto Budi Utomo mengatakan, kecukupan jagung pada Januari 2021 mencapai 35 hari, kemudian menurun pada Februari menjadi 33 hari dan Maret menjadi hanya 32 hari.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.